Rumah Baru

110 9 1
                                    

Setelah 10 jam perjalanan di pesawat yang melelahkan, akhirnya kami sampai juga. Setelah check out, mengambil barang, kami pun pergi ke rumah baru kami.

Tak sampai setengah jam kami sampai. Rumah baruku sedikit lebih besar dibandingkan rumah lamaku. Aku jadi kangen rumah lamaku.

"Hey! Gimana rumah barunya?" Tanya Alex.

"Lebih besar dari yang kubayangkan."

"Sudah  bertemu dengan teman baru?" Tanya Liam.

"Belum. Kau tau kan aku tak bisa beradaptasi di lingkungan baru?"

"Itu benar! Kasihan sahabatku ini." Ucap Julia.

"Kalau begitu berusaha beradaptasi Amanda." Ucap Adrian.

"Ya, baiklah. Gimana sama kabar Devan?" Tanyaku.

"Ngapain kamu nanyain kabar Devan?!" Liam cemburu. Aku tau itu.

"Hanya ingin tau."

"Dia baik dan dia bersama kami sekarang." Ucap Adrian

"Tumben nanyain Devan, ada apa? Kangen ya sama Devan?" Goda Julia.

"Tidak kata siapa?! Sudah ya, aku ingin istirahat. Bye!"

"Bye!"

Setelah mengobrol dengan temanku. Aku langsung berbaring di kasur yang empuk. Dan setelah itu aku tertiduk karena capek.

"Amanda ayo bangun!" Teriakan Nathan mengganggu tidur pulasku.

'
"Engh...!" Erangku.

"Hey! Bangun! Ayo kita jalan-jalan!" Ucap Nathan.

"Nathan, biarkan aku tidur lebih lama lagi." Protesku.

"Tidak akan! Kau sudah tidur terlalu lama Amanda! Ayo bangun atau aku bilang ke mom!" Ancam Nathan. Dasar pengganggu.

"Iya,iya, aku bangun! Sana pergi aku mau mandi!" Aku menyingkir dari Nathan yang terkekeh melihat tingkahku. Aku berjalan ke kamar mandi dan membilas tubuhku dengan air dingin.

Selesai mandi aku turun ku bawah. Sudah ada Mama, Papa, dan Nathan di meja makan dan sarapan bersama. Dan mereka makan lebih dulu tanpa menungguku.

"Hai sayang! Ayo sarapan!" Sapa Mama.

Aku hanya tersenyum ke Mama dan kemudian duduk di sebelah Nathan yang sedang asik mengunyah rotinya.

"Amanda, setelah sarapan kamu dan Nathan akan berkenalan dengan tetangga baru kita." Ucap Papa

"Ya, baiklah." Ucapku dan Nathan.

Selesai sarapan, aku dan Nathan menjalankan perintah Papa. Berkenalan dengan tetangga baru. Aku dan Nathan sudah di dapan rumah dan tepat saat tetangga kami keluar dari rumahnya.

"Hai!" Sapa tetangga kami.

"Hai!" Balasku dan Nathan.

"Kalian tetangga baruku ya? Kenalkan, namaku Vanya Smith." Ucap tetangga kami–maksudku Vanya. Dia masih muda. Mungkin seumuranku.

"Ya, kami tetanggamu. Aku Amanda Johnson dan ini kakakku Jonathan Johnson." Ucapku.

"Kau bisa memanggilku Nathan." Ucap Nathan. Pasti dia mulai modus ke Vanya. Vanya tersenyum. Mulai saat ini aku mendapat teman baru. Vanya.

Telepatis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang