Masalah

155 14 0
                                    

★Nathan P.O.V★

Aku tak tau apa yang terjadi pada adikku, Amanda. Sepulang sekolah dia langsung pergi ke kamarnya tanpa bicara padaku. Ada yang salah dengannya.

"Amanda, waktunya makan malam. Ayo makan!" Ajakku dari luar kamar.

"Aku tak lapar Nathan." Jawabnya dari dalam.

"Ayolah Manda, dari siang kamu belum makan. Kita makan bareng ya?"

"Aku bilang aku tak lapar Nathan. Tolong  tinggalkan aku sendiri." Dia benar-benar tak ingin diganggu sekarang. Aku menyerah dan memilih turun kebawah. Adik kesayanganku benar-benar dalam masalah yang rumit.

"Halo, Julia?"

"Halo Nathan. Ada apa?"

"Apa kau tau Amanda punya masalah di sekolahnya?"

"Masalah? Hm..., setauku gak ada. Ada ada Nat?"

"Amanda sedari pulang sekolah mengurung diri dan tak mau makan. Jadi aku pikir dia pasti punya masalah." Jelasku ditelpon.

"Oh..., begitu! Baiklah akan aku hubungi yang lain."

"Trims! Aku akan kembali membujuk Amanda makan. Thanks Julia!"

"Sama-sama."

Satelah sambungan telepon terputus. Aku pergi ke meja makan dan mengambil makanan untuk Amanda. Saat aku sudah sampai didepan pintu kamar Amanda. Terdengar suara tangisan dari dalam. Segeraku buka pintu yang nyatanya tak terkunci. Kudapati adikku sedang menangis dipojokkan kamar.

"Astaga! Amanda!"

Kupeluk dia seerat-eratnya. Dia terus menangis.

"Ada ada apa Manda? Ada masalah apa?" Tanyaku.

"Aku...hiks, aku bingung Nathan." Jawabnya.

"Bingung kenapa?"

"Ada dua orang yang menyukaiku dan aku bingung harus memilih siapa?"

"Oh..., siapa orangnya?"

"Devan dan Liam."

"Dan siang tadi Devan menciumku. Liam melihatnya dan dia memukul Devan. Aku... aku membuat mereka berantem. Itu semua karna aku. Seharusnya aku tak pernah ada biar semuanya tak pernah terjadi!" Jelasnya.

"Kamu bilang apa sih? Kamu itu adikku yang paling cantik. Jadi bisa aja cowok kayak mereka suka sama kamu dan rebutan kamu." Ucapku. Oke, ini sama sekali gak membantu Manda.

"Tapi kenapa harus sahabatku yang menyukaiku? Kenapa gak orang lain?" Tanyanya.

"Itu semua rencana Tuhan. Gak ada yang tau sama rencana-Nya."

"Jangan nangis lagi ya? Nanti cantiknya ngilang terus Devan sama Liam jadi gak suka lagi." Lanjutku.

"Bagus malah kalau aku jelek terus Devan sama Liam menjauh dariku."

"Terserah. Makan ya? Kamu dari siang gak mau makan."

Amanda menggelengkan kepalanya. Kenapa sih anak ini keras kepala sekali?! Memang keturunan Papa.

"Kenapa sih? Keras kepala banget!"

"Aku gak lapar Nathan. Kalau kamu mau makan, makan aja. Aku capek, pengen tidur." Jelasnya.

"Tapi..."

"Night Nathan! Jangan lupa gosok gigi." Ucapnya sambil menarik selimut kemudian tidur.

Kuhampiri Manda yang sedang tidur. Wajahnya memang cantik. Keturunan Mama, jadi pantas saja kalau dia direbutin sama 2 cowok. Aku menyayangi adikkh satu-satunya ini. Ku elus rambut pendeknya yang agak memanjang, kemudian mencium keningnya.

"Good night Amanda." Ucapku kemudian berjalan keluar kamar. Ini pasti jadi hari terburuk baginya. Aku tau kalau dia menyayangi sahabat-sahabatnya itu, jadi dia gak mau sahabat-sahabatnya berantem. Apalagi kau penyebabnya itu Manda sendiri, dia bakal nangis seharian.

Telepatis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang