Pertunjukan

210 19 0
                                    

Hari ini, hari dilaksanakannya pensi grup. Sekolah benar-benar sibuk. Ada yang mempersiapkan untuk penampilannya, latihan vokal, latihan menari, dan yang lainnya. Grupku memilih untuk menyempurnakan koreografer kami. Harap maklum, kami melakukan ini baru 2 hari sebelum hari pertunjukkan. Saat latihan, kami banyak dilihati oleh siswa dan siswi di sini. Entah mereka melihat gerakan kami atau mereka hanya melihat Devan atau Julia. Aku muak melihatnya!

"Oh God! Kenapa semuanya melihat kita?"

"Mungkin mereka kagum dengan gerakan keren kita?" Sahut Alex.

"Keren kau bilang? Kita saja kadang suka salah gerakkan dan kau sudah bilang keren?"

"Ayolah, anggap saja mereka sedang menilai kita." Tanggap Adrian.

"Mereka bukan juri Adrian! Aku benci menjadi tontonan sepertj ini!" Protesku.

"Kau ini bodoh atau apa Amanda?! Kau nanti juga bakal menjadi tontonan juri Amanda!" Ucap Julia geram.

"Aku tau itu Julia, hanya saja bukan sekarang waktunya"

"Terus kami harus apa Amanda? Mengusir mereka dari hadapanmu?" Sahut Liam.

"Kurasa itu tidak terlalu buruk untuk dilakukan." Aku tersenyum mendengar ucapanku tadi.

"Jangan tersenyum Amanda! Kau seperti menyejekku!"

"Memang itu yang sedang kulakukan."

"Sudahlah, kembali fokus latihan kalian berdua!" Suara Julia bergema di kepalaku.

Aku dan Liam diam karena tak ingin Julia marah. Devan melihat kami dengan tatapan curiga.

"Kalian kenapa diam saja dari tadi? Seperti orang yang sedang bertelepati saja!"

"Kau tau dari mana soal itu?" Tanya Adrian.

"Dari film"

"Pantas saja!" Keluh Julia.

"Dengar ya, sebentar lagi acaranya dimulai dan aku tak ingin gerakkan kita itu gak kompak, mengerti?" Tanya Julia.

Serentak kami semua mengangguk. Aku benar-benar takut kalau Julia marah. Dia sama saja dengan banteng yang mengamuk saat bertemu dengan kain merah. Kami kembali latihan dengan fokus.

5 menit kemudian panitia meminta untuk perwakilan dari setiap grup untuk maju ke depan untuk mengambil nomer urutan. Kami menyuruh Adrian untuk maju ke depan dan mangambil nomer. Adrian kembali dengan kertas ditangannya. Dia membuka kertas tersebut dan memperlihatkan angka yang tertulis. 5, kami urutan ke-5.

Telepatis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang