Kanna - Kesalahpahaman yang rumit

1.4K 128 8
                                    


Riuh tepuk tangan seluruh tamu undangan terdengar saat aku dengan tak sengaja berhasil menangkap bucket bunga yang pengantin wanita lempar.

Sial! Ini sangat memalukan!

"Woww!" Teriak Rey penuh drama membuatku ingin sekali menyumpal mulutnya dengan bucket bunga yang sedang ku pegang.

"Selamat Ann! Sebentar lagi title lo sebagai perawan tua akan segera hilang" lanjut Rey dengan suara tak kalah keras dari tadi.

Semua orang tertawa karena ucapan Rey, tak ayal beberapa tamu yang ku kenal bersiul menggoda. Bahkan Kandara dan Rebecca secara terang-terangan menertawakan.

Brengsek lo, Rey!

Dion dan Kira, raja dan ratu hari ini menghampiriku dengan tawa yang memuakkan.

"Sepertinya sebentar lagi lo akan menyusul, Ann" ejek Kira yang ku balas dengan delikan tajam. Tidak suami, tidak istri keduanya benar-benar menyebalkan.

"Jika kutukan tentang bucket bunga pengantin itu benar. Ya, berarti sebentar lagi gue menyusul. Puas lo?!" Balasku kesal yang dibalas tawa penuh kemenangan oleh pasangan dihadapanku ini. Memuakkan.

"Keep calm, Ann. Nggak sabar ya ingin buru-buru ijab kabul?" Rey datang tanpa ku sadari. Dia salah besar, entah sadar atau tidak dia sedang menyerahkan hidupnya secara sukarela pada macan yang sedang kelaparan.

Pembalasan dimulai, Rey!

"Ya nggak sabar banget buat  ngebunuh lo, setan!!" Dengan sekuat tenaga, aku menarik dasi Rey lalu memukul kepalanya sekuat tenaga dengan clutch bag.

Bug. Bug. Bug.

"Woii! Ann sadar! Lo berniat ngebunuh gue!" Rey berusaha menangkis seranganku dengan kedua tangannya.

Orang-orang yang berada di sekeliling kami tertawa, tak ada yang berniat menghentikkan atau menolong Rey.

Rasakan! Beraninya kau mengganggu seorang Kanna Thalia!

"Dasar mulut sialan! Beraninya permaluin gue di depan semua orang!!"

Bug. Hantamanku tepat mengenai mulut Rey. Tepat sasaran. Yess!!!

"Auw! Ya Tuhan, gigi gue rontok!" Teriak Rey berlebihan.

"Dasar lebay!!"

Duk. Dengan tak berperasaan aku menendang tulang kering Rey dengan ujung heels yang ku gunakan, membuatnya mengerang kesakitan sambil membungkuk dan mengusap obyek tendanganku tadi.

"Dasar cewek sadis!" Geram Rey yang tak ku pedulikan sama sekali.

"Makanya punya mulut dijaga, Rey!" Dengan anggun aku merapikan mini dress dan rambut ku yang sedikit berantakan akibat 'pergulatan sengit' tadi.

"Rey" panggilku saat dia masih saja membungkuk.

Dia tak menjawab.

"Menangislah, Rey. Tak perlu malu karena lo bukan pria pertama yang menangis karena tendangan mematikan, Ann" Ujar Dion dengan tawa yang tak bisa ia tahan sambil menepuk punggung Rey penuh rasa empati.

Rey bardiri dengan mata berkaca-kaca. "Ahh sial! Gue pengen nangis! Ini sakit banget!!" Rey menoyor kepalaku dengan telunjuknya.

"Haha. Itu akibatnya jika lo berani mengusik ketenangan gue!"

"Pantas saja sampai saat ini lo masih belum nikah. Rupanya semua cowo udah tahu jika lo tuh cewe sadis!"

"Oh rupanya kaki kiri lo ingin merasakan tendangan gue juga, Rey?!" Jangan salahkan aku jika nanti kedua bagian di tulang keringnya membiru, siapa suruh mencari perkara kembali.

My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang