Bab 5 : Kepingan Masa Lalu

2.3K 180 11
                                    


Kelsey melangkah cepat menuju tempat Connor berjanji akan menemuinya; ujung jalan Wesfield. Seingat Kelsey, di ujung jalan itu terdapat toko bunga dan kedai es krim. Kelsey tidak ingin harapannya tumbuh, namun ia tidak bisa menahan bibirnya yang mengukir senyum.

Connor ingin menemuinya.

Dan mungkin, Connor bersedia memaafkannya.

Begitu dua blok dilalui Kelsey, langkahnya terhenti. Ujung jalan Wesfield kini berubah. Hanya ada dinding di sana. Tidak ada toko bunga, ataupun kedai es krim. Tempat itu kini menjadi jalan buntu. Kelsey kembali memeriksa pesan dari Connor. Ketika yakin ia tidak salah membaca pesan itu, kakinya melanjutkan langkah menuju dinding yang menjadi ujung jalan Wesfield.

Namun sebelum Kelsey sampai di tujuannya, sebuah mobil datang. Kelsey berbalik, lalu membeku. Mobil berhenti dan seorang pria paruh baya berjas hitam turun. Kacamata minus-nya bertengger rapi di puncak hidung.

Kelsey tidak mampu bergerak. Tubuhnya kaku. Lidahnya kelu. Lumpuh seutuhnya.

"Lama tidak bertemu, Kelsey," sapa pria itu.

Mata biru Kelsey terpaku pada pria di hadapannya, meski fokusnya sama sekali tidak ada di sana. Kelsey tenggelam dalam memorinya tentang pria itu lima tahun yang lalu.

Pria yang mengubah kota Holy menjadi mimpi buruk baginya.

"Tidakkah kau ingin memeluk pamanmu?" tanya pria itu. Ia berdiri santai dengan senyum terulas lebar, seolah menikmati kebekuan Kelsey. "Sudah lima tahun, bukan? Kau benar-benar berubah. Hm, tentu saja, yang terlihat jelas adalah ... tubuhmu."

Pada satu kalimat terakhir, Kelsey tersentak. Ia mengambil satu langkah mundur, mengundang tawa dari pria tua itu.

"Apa ... yang kau ... inginkan?" tanya Kelsey lirih. Sungguh membenci dirinya yang terdengar lemah, namun tidak ada yang bisa Kelsey lakukan. Rasa takut mencengkeramnya dengan kuat. Begitu erat.

"Kau tahu apa yang kuinginkan, Kelsey." Pria itu menyeringai licik. "Tapi ... tidak hari ini. Aku tidak memiliki waktu untuk itu. Jadi, aku hanya akan bertanya satu hal padamu."

Kelsey menunggu, dengan jantung bertalu.

"Di mana kau bersembunyi selama lima tahun terakhir? Aku mencoba melacakmu. Aku bahkan menyewa seorang detektif. Namun kau tidak bisa ditemukan. Kau tidak pernah menggunakan kartu-kartumu. Namamu bahkan tidak terdaftar untuk sebuah nomor ponsel. Bagaimana kau bisa melakukannya? Siapa yang membantumu?"

Tangan Kelsey terkepal semakin erat. Ia mulai merasa sulit untuk bernapas.

"Kau bisa diam dan aku akan tetap mendapat jawabannya," ucap pria itu. Tubuhnya berbalik, namun sebelum pergi ia mengucapkan satu hal lain. "Ketika aku menyentuhmu lagi, aku akan memastikan kau tidak mampu melarikan diri untuk yang kedua kali. Nikmati sisa waktumu, Kelsey."

Setelah itu ia masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Kelsey yang berdiri kaku di belakangnya. Kelsey tidak tahu berapa lama ia diam, namun ketika akhirnya pemahaman menghantam, Kelsey jatuh terduduk.

Pria itu masih mengejarnya. Pria itu tidak akan pernah berhenti menyakitinya.

Dan jerit yang Kelsey tahan tersuarakan.

***

Hunter menatap layar televisinya dengan kening berkerut.

Mengapa ia merasa tidak tenang?

Lost Girl (Lost #2)Where stories live. Discover now