acht

576 119 19
                                    

Pulang sekolah, Luda masih ada di kelas. Ia masih harus merapikan meja yang berantakan dan juga membuang sampah sisa prakarya.

Tidak ada yang membantunya. Hanya sendiri.

Ini semua karena murid di kelasnya yang membuang sampah sembarangan. Siapa lagi kalau bukan Mina dkk.

"Haduh, kenapa harus gue yang bersih-bersih sih? Dikira gue babu apa?"kata Luda sambil merapikan meja-meja yang berantakan.

Tiba-tiba, ada seseorang yang datang ke kelas X IPS 1.

"Lud, kok belum pulang?"

Luda seketika menoleh ke arah orang tersebut.

"Wonwoo? Ngapain disini?"tanya Luda kebingungan.

"Oh, gue tadi liat lo lagi di kelas sendirian. Makanya gue kesini,"jawab Wonwoo.

"Iya, gue lagi bersihin kelas,"kata Luda sambil terus membersihkan kelas yang banyak sampah kertas itu.

"Sendirian aja, yang lain kemana?"tanya Wonwoo.

"Temen sekelas gue gamau bantuin. Mereka nyuruh gue bersihin sendiri. Sahabat gue udah pulang duluan, makanya gabisa ikut bantuin,"ujar Luda.

"Udah gue duga. Anak kelas IPS 1 pada jahat sama Luda,"gumam Wonwoo.

"Yaudah kalo gitu sini gue bantuin,"kata Wonwoo.

"Gausah, gue bisa sendiri,"kata Luda cuek, lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Beneran? Lo ga capek?"tanya Wonwoo. Luda menggeleng.

Luda meneruskan pekerjaannya sampai selesai. Tetapi, Wonwoo tetap menunggu Luda sampai ia selesai membersihkan kelas.

"Lo daritadi nungguin gue?"tanya Luda bingung. Wonwoo mengangguk.

"Ngapain pake ditungguin sih?"tanya Luda.

"Sebenernya gue mau ngasih ini buat lo,"kata Wonwoo sambil mengeluarkan kotak kado berwarna pink.

"Ini apa?"tanya Luda.

"Buka aja,"perintah Wonwoo. Luda pun membuka kado tersebut. Ternyata...

Isinya adalah sebuah notes berwarna pink. Itu adalah notes yang Wonwoo beli di toko buku kemarin.

"Notes... buat gue...?"tanya Luda.

"Iya. Kemaren notes lo dirusak sama June kan? Makanya, gue ngeganti notes itu biar lo bisa nulis cerita lagi,"ujar Wonwoo.

Luda terdiam. Lalu ia malah mengembalikan notes itu pada Wonwoo.

"Maaf, tapi gue gabisa nerima ini,"kata Luda sambil mengembalikan notes tersebut pada Wonwoo.

"Kenapa?"

"Harapan gue buat jadi penulis udah gagal, Won. Semuanya udah ilang. Ide cerita yang udah gue buat sejak lama udah ilang karena dirusak sama temen-temen gue yang sialan itu,"ujar Luda.

"Lud, lo pasti bisa nerusin cerita lo. Tulis aja semuanya yang ada dalam pikiran lo selama ini dalam notes itu,"kata Wonwoo.

"Gue tantang lo. Tulis cerita mulai dari sekarang sampai setahun kemudian. Setelah setahun itu, gue bakalan baca semua cerita lo yang udah lo tulis di notes itu,"kata Wonwoo.

Luda terdiam, akhirnya ia menerima notes itu kembali.

"... Lo percaya sama gue...?"tanya Luda tidak percaya. Wonwoo mengangguk.

Gadis berambut pirang tersebut tampak kegirangan. Keinginannya untuk menulis dapat terwujud kembali.

"Makasih, Wonwoo!"ucap Luda tampak senang. Wonwoo tersenyum.

Ia tersenyum karena dapat melihat gadis tersebut tersenyum kembali, setelah senyumannya dihapuskan oleh sifat jahat teman-temannya.

"Udah selesai kan? Pulang bareng yuk?"ajak Wonwoo.

"Hah? Pulang bareng? Naik apa?"tanya Luda.

"Naik motor gue. Udah, ayo,"kata Wonwoo sambil menggandeng tangan Luda.

"E-eh. Tunggu, Won. Lo tau kalo buku yang dirusak sama June itu buku isinya cerita gue, darimana?"tanya Luda.

"Lo ga sadar kalo saat kejadian itu, gue liat dari luar kelas? Gue denger semuanya,"ujar Wonwoo.

Luda terdiam. Ia merasa malu karena dari kelas lain, ada yang melihat kejadian tersebut.

"... Wonwoo!"

.
.

Wonwoo benar-benar mengantar Luda sampai ke rumahnya.

"Makasih ya udah mau nganterin gue,"ucap Luda.

"Sama-sama. Kalo mau dianter lagi bilang ya,"kata Wonwoo sambil tertawa.

"Hehehe, iya deh,"kata Luda. "Hati-hati ya, Wonwoo,"

Wonwoo mengangguk, lalu ia mengendarai motornya sampai ke rumahnya.

Luda lalu masuk ke rumahnya. Lalu, ia pergi ke kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya ke kasur, karena ia benar-benar lelah hari ini.

"Aduh, ngantuk,"kata Luda. Perlahan, ia memejamkan matanya.

Namun, baru 5 detik memejamkan mata, kemudian ia membuka matanya kembali.

"Oh, kelupaan! Mau liat-liat kado dari Wonwoo tadi,"kata Luda.

Lalu, Luda membuka kado tersebut yang di dalamnya berisi notes berwarna pink. Ia membuka notes tersebut. Dan di dalamnya ia menemukan secarik kertas.

"Apaan nih?"gumam Luda. Ternyata, kertas itu merupakan surat. Luda pun membaca surat itu.

Hai, Luda.

Lud, waktu awal kita ketemu pas tabrakan di tangga itu, lo itu anak yang baik, nggak seperti orang lain bilang. Dan setelah itu, gue kepo sama lo. Akhirnya gue diem-diem ke kelas lo saat itu.

Dan gue melihat secara langsung bullying yang temen-temen lo lakuin. Jujur, itu ngeri dan gue ga tega kalo ada yang se kasar itu sama cewek.

Bukan cuma ngebully fisik, tapi juga ngebully mental lo. Gue tau, pasti rasanya sakit banget kan? Apalagi waktu buku yang isinya cerita lo itu dirusak sama mereka.

Karena itu, gue ganti buku itu dengan notes ini. Gue harap, lo bisa nulis cerita dan menuangkan ide baru disini. Keep writing, Lud! Gue selalu support lo.

P.s: lo itu baik banget, serius. Lo juga cantik, apalagi pas digerai.

-Wonwoo

"Wonwoo... ternyata masih ada yang peduli sama gue. Apalagi ini anak cowok,"gumam Luda sambil tersenyum saat membaca surat itu.

×××

SUMPAH GUE NGEFLY NULISNYA HAHAHAH.

Jangan lupa vomment chingu.

(( BTW HABEDE WONU!!! ))

Your Shield ; wonwoo, luda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang