+ N +

2.5K 175 32
                                    

     Hari makin sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Hari makin sore. Ini waktu yang tepat untuk menghabiskan sisa-sisa hari ini. Apalagi dengan seseorang yang spesial.

Alva memutuskan untuk mengajak Zetta menyaksikan tenggelamnya mentari di tengah-tengah jembatan pantai Ancol. Zetta sempat menolak dan ingin segera pulang, namun Alva mengabaikannya dan tetap menyeretnya berjalan menyusuri jembatan cinta itu.

Dan Zetta tak bisa mengelak ajakan cowok itu. Apalagi, Alva kini mengenggam tangannya.

Zetta terenyuh. Ia dapat merasakan detak jantung Alva yang tenang. Dan ia merasa nyaman.

Kini mereka bisa merasakan hembusan angin sore yang meniupkan rambutnya dan suara deburan ombak yang menenangkan jiwa sepasang sahabat ini.

Kemudian mereka memutuskan berhenti di tengah perjalanan, tepat di dekat papan berbentuk cinta, ikon dari jembatan cinta Ancol.

"Kok berhenti sih? Kan masih setengah jalan," ujar Zetta kebingungan.

Karena rambut Zetta yang kini terlihat berantakan akibat tertiup angin laut tadi, ia berniat untuk mengikatkan rambutnya. Kemudian ia mengambil karet rambut yang berada di saku celananya, mengumpulkan rambutnya dan mengikatnya erat.

Kepalanya mendekatkan pada kepala Zetta. Sehingga Alva dapat merasakan hembusan napas Zetta yang tersengal-sengal. Zetta beringsut, ia takut akan dicium Alva.

"Kok mundur, sih?" tanya heran Alva seraya merapikan anak-anak rambut milik Zetta. "Takut kalo saya cium?"

Zetta menggeleng, "Enggak, kok." Namun hatinya ingin berkata iya.

Beberapa menit kemudian, mereka saling diam. Tidak berbicara apa-apa. Mereka bersandar di sisi Alva hanya terfokus melihat kapal-kapal kecil yang kini bersandar di tepi pantai. Sedangkan Zetta terus menerus menatapi langit yang kini sudah menggelap.

"Saya suka sama kamu."

Betapa terkejutnya Zetta saat mendengar empat kata penuh tanya yang dilontarkan oleh seorang Alvian Ivander.

'Dia, mengungkapkan cintanya, padaku?'

Iya lantas tidak percaya. Dia tidak percaya bahwa orang yang dia sukai, kini mengungkapkan cintanya. Secara langsung. Dan hanya berdua.

Rasanya Zetta ingin terbang.

"Jadi? Gimana?" Alva berhasil memecahkan lamunan Zetta yang sedang mencoba mengingat momen-momen kebersamaan dirinya bersama dengan Alva. "Grogi, ya?"

Zetta hanya bergeming. Dia bingung, apa yang harus ia jawab. Masa Zetta harus jujur?

"Oh, saya mengerti," ucap Alva saat Zetta ingin mengatakan sesuatu. "Mungkin kita baru kenal beberapa bulan yang lalu. Dan saya rasa, ini terlalu cepat untuk saya mengungkapkan cinta."

AlvaZett [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang