6

1.6K 57 2
                                    

And finally, thank you just for loving me.

Pemuda manis ini menarik kedua sudut bibirnya membentuk seulas senyuman untuk bidadari yang berada di hadapannya saat ini. Yang tengah menggenggam erat tangannya.

Farascha Jasmine Devonne.

Gadis yang akhir-akhir ini mampu membuatnya jugkir balik menahan diri untuk tidak memeluk dan menghirup dalam-dalam aromanya.Gadis yang akhir-akhir ini mampu menghipnotisnya dengan semua kelembutan, kehangatan, dan kenyamanan yang ia berikan. Gadis yang akhir-akhir ini selalu membayanginya baik dalam mimpi maupun dunia nyata.

Kini, Gadis ini tengah tersenyum sembari menatapnya. Memancarkan aura yang entah mengapa mampu membuatnya untuk tetap fokus padanya. Gadis cantik ini telah sah menjadi Mrs. Oliver setelah ritual sakral yang baru saja ia lakoni beberapa saat lalu.

I love you forever and ever, My Jasmine.” Pelan tapi pasti, ia mendekatkan bibirnya ke kening gadis ini. Mengecupnya lama.

Sampai akhirnya ia terbangun karena sudut bibirnya yang penuh luka menyentuh permukaan guling yang ia cium. Ia terkekeh sebelum akhirnya meringis tertahan karena lukanya.

Bagaimana bisa ia bermimpi menikahi Racha ?! Semuanya gara-gara efek aura Racha yang sepertinya terus menghantuinya sepanjang waktu dan efek dari curahan Riko bahwa adiknya tengah kena sindrom jatuh cinta. Parahnya, otak dan hatinya terus berharap bahwa Racha sedang jatuh cinta kepadanya. Errr ! Otaknya ini benar-benar harus diriset ulang.

Dengan malas, ia beranjak ke dapur dan mengambil air panas untuk mengompres luka pukul yang baru saja adiknya berikan beberapa jam lalu.

“Akhirnya, lo dateng juga, Kak Alexanders !” Ujar Mario yang tengah bersandar di kap mobil dengan nada rendah dan terdengar berbahaya.

“Kenapa ngajakin ketemuan ?”

Hening, sebelum akhirnya Mario tertawa keras. Sangat keras. Kemudian menatapnya tajam dan berjalan mendekatinya. “Gue ngajakin lo ketemuan karena gue pingin lo ngerti rasanya jadi gue saat lo lebih milih nyokap jalang lo !”

“Rio ! Nyokap gue juga nyokap lo !”

“Nyokap gue ?” Mario tertawa keras. Membuatnya merinding. “Bukan ! Setelah gue tau kalo nyokap lo itu jalang !”

Bugh ! Satu kepalan tangan Mario berhasil mengenai saat dirinya hanya terfokus pada ekspresi adiknya yang sepertinya benar-benar kecewa padanya.

“Meskipun gitu, Nyokap udah taruhin nyawa buat ngelahirin gue sama elo, Rio !”

Ia bisa melihat tatapan tajam adiknya berubah. Memancarkan kesedihan dan kerinduan yang amat mendalam.

“Elo. Gimana bisa lo masih punya rasa sayang, rasa hormat sama nyokap ?! Padahal elo udah ditelantarin sama dia ? Ha ! Elo bego ya, Kak ? Tolol ?!” Ia hanya diam. Pertanyaan adiknya ini benar, bagaimana bisa ia masih memiliki rasa sayang yang sama seperti dulu pada Mamanya yang telah menelantarkannya di rumah nenek sampai neneknya meninggal bahkan sampai detik ini. “Dan Gimana bisa lo yang udah ditelantarin kayak gitu sama nyokap, lo nggak punya inisiatif buat balik lagi ke rumah bokap yang masih setia nungguin elo sampe sekarang !! Bahkan waktu bokap mohon sama lo buat balik lagi ke rumah, lo tetep nolak ! Lo… Elo bener-bener bego tau nggak, Kak ?!”

“Gue cuma mau nungguin nyokap. Gue kasian sama nyokap kalo mesti ditinggal sendirian. Karena saat itu gue liat sendiri bagaimana nyokap bener-bener takut. Takut sama bokap, takut kehilangan gue, takut kehilangan lo. Tapi karena bokap dulu pernah ngancem nyokap buat nggak muncul lagi dihadapan bokap, terpaksa gue nurutin kata nyokap buat jangan balik ke rumah bokap karena nyokap takut kehilangan gue setelah nyokap ngerasain kehilangan elo.”

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang