1

12.1K 104 1
                                    

Love comes when I’m totally missing you…

Pagi ini cukup cerah mengingat tahun ini musim hujan masih mendominasi setiap harinya. Dengan satu tangan menyisir rambut, seorang gadis manis membuka jendela besar kamarnya sambil terus bersenandung merdu.

Just a little while longer I wanna pray… Can't get You off my mind so I say… Thank You Lord, just for loving me…”

“Dek ! Buruan dong ! Jangan nyanyi terus !” Teriak seorang pemuda sambil mengetuk pintu kamarnya keras-keras. Membuatnya memutar bola mata kesal.

Dengan gerakan cepat, Racha –gadis manis itu– melempar sisir keasalnya dan memasang kacamata full-frame putih miliknya, tak lupa ia menyambar tas ransel berwarna soft purple yang sudah ia siapkan kemarin malam. Kemudian ia bergegas cepat menuju meja makan yang mungkin sudah dipenuhi anggota keluarganya.

“Pagi semuanya !” Sapanya. Kemudian duduk di samping kakak laki-laki pertamanya yang dari tadi menggedor-gedor pintu kamarnya.

“Kamu lama banget sih keluarnya. Ngapain aja coba di baby room mu itu ?” Sewot kakak perempuannya sambil mengambil ayam bakar madu buatan bundanya tercinta.

“Biasa, Kak ! Kayak nggak ngerti dek Racha aja.” Racha hanya menjulurkan lidahnya kepada Listy –kakak perempuannya– seolah mengejek karena Tian –Saudara kembar Listy sekaligus kakak laki-laki keduanya– lebih membelanya.

“Kamu nanti berangkatnya bareng kakak loh, Dek. Jadi cepetin dikit ya makanmu.” Racha hanya mengangguk sambil tersenyum memamerkan lesung pipi yang berupa garis dan menyerupai kumis kucing di kedua tulang pipinya.

Racha merasa ia adalah gadis paling beruntung di dunia karena memiliki keluarga utuh yang mampu melengkapi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Ayahnya yang tegas namun mampu membuatnya dan ketiga kakaknya merasa aman. Bundanya yang cerewet tapi lembut penuh perhatian. Kak Riko yang mampu melindunginya dan kedua kakak kembarnya dengan tangan-tangan kokohnya. Kak Listy yang cerewetnya lebih heboh dari Bundanya plus jutek, tapi perhatiannya benar-benar ekstra pada dirinya. Kak Tian yang selalu menjadi penengah kalau Kak Listy dan dirinya mulai terlibat adu mulut.

Benar-benar beruntung dirinya !

“Buruan berangkat gih. Kamu nanti terlambat lagi.” Ujar ayahnya memecah keheningan yang kemudian disambut dentingan sendok dan garpunya dengan piringnya.

“Udah ? Ayo buruan !”

“Racha sekolah dulu ya Bun, Ayah.” Ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya. “Racha duluan, Kak.” Tambahnya sambil mencium pipi kedua kakaknya kemudian menyambar kotak bekalnya.

“Bilangin Kak Riko, Dek ! Ati-ati bawa motornya !”

“Iya-iya kaaaak ! Assalamualaikuuum !” Teriaknya sambil berlari menyusul kakaknya yang sudah menyalakan mesin motor kesayangannya.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*

Racha menatap punggung kakaknya yang semakin menghilang membelah jalanan ramai kota Surabaya. Ia baru saja sampai di depan gerbang sekolahnya. Salah satu SMA kawasan di kota ini.

“Rachaaa ! Di liatin mulu sih dari tadi. Tenang, Cha. Nggak ada yang berani ngambil kakakmu yang cuuaaakep setengah mati itu kok ! Kan ada aku.” Sapa seorang gadis sambil menyenggol lengan Racha yang masih menatap punggung kakaknya sampai tak terlihat lagi.

Racha terkekeh geli dengan lelucon sahabatnya. Kemudian merangkulnya untuk masuk bersama ke kelas mereka di gedung kelas dua belas.

“Iya deh, ada yang setia banget nunggu Kak Riko.”

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang