Doce

45 6 3
                                    

Calum's POV

Kring.. kring..

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Hari pertama sekolahku cukup menyenangkan, hanya saja saat aku bertemu dengan Summer, aku selalu teringat Autumn. Ia hampir memiliki apa yang Autumn miliki. Saat aku berbicara dengannya, aku merasa seperti sedang berbicara dengan Autumn. Niatku untuk pindah adalah untuk melupakan Autumn tapi nyatanya disini aku malah bertemu dengan "Autumn" lagi.

Setelah sampai di flat, aku merebahkan diri dikasur. Besok aku akan mengerjakan tugas kelompok bersama Summer, bagaimana ini? Sebenarnya aku merasa sangat nyaman di dekat Summer, karena aku merasa aku sedang bersama Autumn. Tapi disisi lain aku sadar bahwa itu adalah Summer, bukan Autumn. Aku sebenarnya tidak tahan melihat Summer karena itu hanya membuatku mengingat Autumn.

Drrttt.. drrttt..

Ponselku bergetar. Kulihat ada satu pesan masuk.

From Ash : Cal, aku hanya ingin tahu, bagaimana sekolahmu?

To Ash : Baik, hanya saja ini berjalan sangat sulit, kau tahu Ash.

From Ash : Aku tahu sampai sekarang kau masih belum bisa melupakan Autumn, begitupun aku, Mike dan pastinya Luke. Ia sangat tepuruk tapi ia sangat mencoba untuk melupakan Autumn dan itu sudah hampir berhasil. Ingat Cal, tujuanmu pindah itu untuk apa. Jika Luke sudah mulai bisa melupakannya, mengapa kau tidak?

Ash benar. Aku harus bisa seperti Luke. Aku harus bisa melupakan Autumn. Aku harus ingat apa tujuanku pindah ke LA.

...

Hari kedua bersekolah di sekolah baru. Aku bergegas menuju kamar mandi. Tidak seperti para wanita, aku tidak membutuhkan waktu banyak untuk mandi. Hari ini aku hanya mengunakan kaus putih dengan tangan hitam, skinny jeans hitam, dan pastinya sepatu vans hitam kesayanganku. Setelah selesai aku bergegas menuju dapur dan mengambil roti lalu mengolesinya dengan selai coklat.

Perlajaran pertamaku hari ini adalah matematika. Great. Pelajaran matematik pada jam pertama. Aku yakin itu pasti akan membuatku bosan seratus persen. Dikelas aku melihat Zayn dengan Niall. Kami memiliki kelas yang sama rupanya.

"Zayn! Niall!" sahutku sambil berjalan kearah mereka.

"Ah, Calum!" sahut Niall.

"Duduklah disini, belum ada orang yang menempatinya." aku mengangguk dan menaruh tasku disana.

"Bagaimana bisa ada pelajaran matematika di jam pertama?"

"Yah begitulah, aku juga tidak tahu." sahut Zayn.

"Tapi kuyakinkan, kau tidak akan bosan karena ada kami di kelas ini. Betul Zayn?"

"That's right, Horan!" ucap Zayn.

Aku melangkahkan kakiku menuju gerbang sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu.

"Calum!" aku menghentikan langkahku dan berbalik.

Dia.

"Kau kemana saja sih? Aku mencarimu sedaritadi."

"Ada apa kau mencariku, Summer?" tanyaku.

"Calum, kau lupa bahwa hari ini kita akan mengerjakan tugas kelompok?"

Oh astaga aku lupa!

"Um, t-tentu tidak." ucapku berbohong, "kita akan mengerjakannya dimana?"

"Di rumahku sedang ada rekan kerja Dad, apa kita bisa mengerjakannya di flatmu?"

"Ya tentu."

Kami akhirnya pergi ke flatku. Summer membawa mobil, jadi aku menaiki mobilnya. Kau tahu, di dalam mobil tadi sangat canggung. Tapi itu nyaman. Berada dalam satu mobil bersama "Autumn" lagi.

"Baiklah, Cal. Kita akan memotong daunnya sekarang dan dengan itu kita bisa melihat apa saja yang terdapat di dalamnya."

Ia memotong daunnya dengan teliti. Aku hanya diam dan memerhatikannya. Astaga dia benar-benar mirip dengan Autumn. Matanya, bibirnya, hidungnya, segalanya benar-benar mirip dengan Autumn. Bagaimana bisa aku melupakan Autumn kalau begini caranya.

"Aawww!"

"Kenapa Aut- Summer?" ucapku panik.

"Jariku terkena silet, Cal."

"Sebentar biar aku bersihkan lukanya." aku mengambil kotak p3k ku dan langsung mengobati jarinya.

"Aaw, that's hurt, Cal!"

Kucium jarinya, "Sudah selesai."

Ia tampak terkejut. Memangnya kenapa? Apa karena kucium jarinya? Itu kan sud- ASTAGA ITU SUMMER BUKAN AUTUMN! CALUM BODOH!

"M-maaf."

Ia langsung menarik tangannya, "Um, t-terimakasih."

"Ohiya, ini sudah selesai. Kalau begitu aku pulang dulu ya Cal. Sekali lagi terimakasih."

Ia lalu pergi begitu saja.

...

Aku terdiam didepan loker. Aku masih memikirkan kejadian kemarin saat aku mencium tangan Aut- ugh maksudku Summer.

"Hey, mate!" suara itu membuatku terkejut.

"Oh hai, Har." jawabku.

"Sedang apa kau melamun di depan loker?" tanya Louis.

"Um, aku hanya berpikir tentang sesuatu, Lou." memang benar bukan? Mereka mengangguk dan kami langsung berjalan meninggalkan loker.

"Cal, apa kau sudah memiliki ekskul?"

"Belum, aku bingung. Aku ingin mengambil sepak bola tetapi aku juga ingin mengambil basket."

"Kalau begitu, kau pilih basket saja. Aku, Louis, Zayn, Niall, dan Liam berada dalam tim basket sekolah ini. Kau tahu disekolah ini tim basket lebih hebat dan lebih terkenal daripada tim sepak bola." jelas Harry.

"Liam?"

"Dia ketua di tim basket sekaligus sahabatku." aku mengangguk, "Well, bagaimana?"

"Yasudah aku mengambil basket saja." ucapku.

"Ayo ikuti kami!"

Aku berjalan mengikuti Harry dan Louis. Aku belum pernah ke bagian sekolah ini. Kurasa kami akan pergi ke aula lapangan basket? Entahlah. Astaga jauh sekali tempatnya. Ini sekolah atau mall? Akhirnya Louis mendorong sebuah pintu dan bisa kulihat anak-anak basket sedang berlatih, anak-anak cheerleader juga sedang berlatih, dan ada beberapa murid yang berteriak karena melihat anak-anak basket yang sedang berlatih.

"Hei Payne, kemarilah!"

"Liam ini Calum, Calum ini Liam."

"Hey Calum, nice to meet you." ucapnya.

"Nice to meet you too, Liam."

"Dia akan bergabung dengan tim basket, Li." sahut Harry.

"You are brilliant, right choice, Cal." sahut Niall yang tiba-tiba ada di sebelahku.

"Cool. Kau bisa ikut berlatih mulai besok." ucap Liam.

***

Oops!

Hi!

super cepet kan updatenyaaa wmkwkw, minal aidzin wal faidzin dari author nxallsgxrl yaa, mohon maaf lahir dan batin gaesss, btw kalian baca ff baru aku dong HELLO hes, bisa diliat di worksnya aku, jangan lupa vomments! Summer ada di mulmed yaa (meredith mickelson)

FaeeXx

TRAGIC ➗ cth [ON HOLD]Where stories live. Discover now