Cuatro

48 9 0
                                    

Autumn's POV

"Terimakasih Ash dan kau juga, Mike."

"You're welcome, Autumn. Omong-omong kau jangan terlalu memikirkan kejadian tadi ya."

Jadi mereka tahu? "Kalian tahu soal itu?"

"Tentu kami tahu, A." sahut Mike.

"Apa kalian juga tahu mengapa Cal bersikap seperti itu padaku?"

"Kalau soal itu kami tidak tahu, A. Kami juga heran mengapa Cal tiba-tiba seperti itu."

"Sudah tidak usah dipikirkan lagi."

"Baiklah kalau begitu. Sekali lagi terimakasih atas tumpangannya." ucapku tersenyum sambil berjalan keluar.

Mengapa Calum bersikap seperti itu sih? Apa salahku? Apa dia masih marah karena kejadian kemarin saat aku lupa untuk pulang bersamanya? Kurasa tidak, karena Cal tidak perah marah hanya karena soal sepele seperti itu. Ah sudahlah aku pusing, lebih baik aku tidur saja. Ketika aku baru saja ingin memejamkan mata, Mom memanggilku. Argh.

"Autumn!!!"

"Iya Mom, ada apa?"

"Bisakah kau tolong antarkan kue ini kepada Auntie Joy? Dia memesannya kemarin." aku membulatkan mataku.

ARE YOU FUCKING KIDDING ME? NO WAY!

"Ah aku tidak bisa Mom, aku lelah. Mengapa tidak Mom saja yang mengantarnya?" jika aku mengantar kuenya, 95 persen, pasti aku akan bertemu dengan Cal. Ah aku tidak mau.

"Mom sedang sibuk, Autumn. Kau tidak kasihan melihat Mom-mu ini? Lagian rumah Auntie Joy kan disebelah."

"Fine. Aku akan ganti pakaianku dulu."

Oh tidak. Aku harus bagaimana ini? Tenang Autumn, tenang. Berdoalah agar Cal sedang tidak ada di rumah. Aku mangganti seragamku dengan kaos putih polos dan celana pendek hitam. Setelah itu aku langsung turun ke bawah dan bergegas menuju rumah Cal. Berdoa Autumn, berdoa. AH ASTAGA SEPERTINYA DEWI FORTUNA SEDANG MEMIHAK PADAKU. MOBIL CALUM TIDAK ADA DAN ITU TANDANYA CALUM TIDAK DI RUMAH!

Tok.. tok..

Perlahan pintu rumah Cal terbuka dan..

"Ada apa?" tanyanya dingin. Bagaimana bisa dia ada di rumah sedangkan mobilnya tidak?

"Um.. ini.. eh.." aduh mengapa aku jadi gugup seperti ini.

"Apa cepat, bicara dengan benar, aku tidak punya banyak waktu."

"Eh, aku ingin mengantar kue ini unt-"

"Mom ada yang ingin mengantar kue." teriaknya lalu pergi meninggalkanku. Calum ada apa sebenarnya denganmu?

"Oh Autumn. Auntie kira siapa." ucap Auntie Joy yang kini sudah berada di depanku.

"Ini Auntie, aku hanya ingin mengantar kue yang kemarin Auntie pesan ke Mom."

"Terimakasih, Autumn. Ayo masuk dulu."

"Tidak usah Auntie terimakas-"

"Mom aku pergi dulu." terus saja kau potong ucapanku, Cal.

"Kau mau kemana, Cal?" tanya Auntie Joy.

"Ke rumah teman Mom."

"Baiklah."

"Kalau begitu, aku pulang dulu ya Auntie. Sampai jumpa."

Setelah berpelukan dengan Auntie Joy, akhirnya aku berniat untuk pulang. Tapi aku ingin bertanya pada Cal mengapa mobilnya tidak disini. Kulihat Calum yang sedan bersiap menaiki motornya. Tanya tidak ya? Tanya saja deh.

"Um, hey Cal." ucapku.

Sialan dia tidak menjawab. "Dimana mobilmu? Mengapa tidak ada?"

"Bukan urusanmu." dia akhirnya pergi begitu saja. Astaga, apa salahku?

Aku terisak kembali saat berjalan ke rumah. Pelan-pelan aku memasuki rumah agar Mom tidak tahu. Untung saja Mom sedang mencuci piring di dapur. Aku langsung berlari ke kamar dan mengunci kamarku dari dalam. Kurebahkan tubuhku diatas kasur. Tuhan, aku tidak bisa seperti ini terus menerus. Calum belum pernah marah besar kepadaku sampai menjauhiku sebelumnya. Kini dia malah menjauhiku dan marah besar tanpa alasan apapun. Aku lelah.

...

Calum's POV

Sekarang aku sudah berada di depan rumah Ashton. Aku sudah mengatakan padanya bahwa aku akan kesini. Aku akan menceritakan semuanya pada Ash. Sebenarnya aku tidak tahan bersikap seperti ini pada Autumn. Tapi ini demi kebaikanku dan kebaikannya. Aku langsung menuju kamar Ash di lantai dua. Kulihat Ash sedang terbaring dikasurnya sambil memaikan Iphonenya.

"Sudah datang rupanya. Jadi apa yang akan kau ceritakan?"

Aku duduk di sofa dekat kasur. "Begini Ash. Sebenarnya aku sangat tidak tega melihat Autumn menangis karenaku. Tadi sebelum kesini aku bertemu dengannya, ia mengantarkan kue untuk Momku. Karena itulah aku menghubungimu dan pergi kesini. Sebelum pergi, saat aku sedang bersiap untuk pergi, Autumn bertanya padaku kemana mobilku yang memang tidak ada dirumah karena sedang ada di bengkel. Aku menjawabnya dengan sangat dingin lalu aku pergi begitu saja. Saat aku melihatnya lewat spion, dia terisak lagi Ash. Aku sangat tidak ingin melakukan ini, tapi ini demi kebaikanku dan kebaikannya."

"Aku tahu Cal, tapi kau tidak seharusnya seperti itu. Bagaimanapun Autumn itu seorang gadis dan tidak baik jika Autumn diperlakukan seperti itu. Menurutku lebih baik kau katakan saja yang sebenarnya pada Autumn. Kau harus menjadi pria gentle Cal."

"Aku juga maunya seperti itu, Ash. Berkata langsung bahwa aku menyukainya bahkan mencintainya. Tapi aku takut kalau Autumn marah. Lagian sekarang Autumn sudah menjalin hubungan dengan si bodoh, Luke. Aku tidak ingin mengganggu hubungan mereka. Walaupun aku tidak suka dengan Luke karena ia lebih dulu menyatakan cintanya pada Autumn dan menjalin hubungan dengan Autumn, tapi aku ini masih baik Ash. Sebenarnya aku juga tidak tega menjauhi Luke yang sudah menjadi sahabatku sejak dulu. Tapi bagaimana lagi."

"Lalu kau mau seperti ini sampai kapan?"

Aku berdiri dan berjalan menuju balkon. "Entahlah, mungkin sampai aku benar-benar siap mengatakannya atau mungkin sampai aku dan Autumn sudah berpisah."

...

Luke's POV

Shit. Jadi selama ini Calum mencintai Autumn. Benar dugaanku. Aku harus apa sekarang? Apa masuk dan pura-pura tidak tahu atau masuk dan meminta penjelasan pada Calum atau aku pulang saja?

Clek..

"Luke?! Sed-"

"Shhhhh" ucapku sambil menutup mulut Ash. Aku menarik Ash ke kamar kosong di pojok.

"Sedang apa kau disini, Luke?"

"Kau lupa bahwa tadi pulang sekolah aku bilang aku akan ke rumahmu, bodoh!"

"Oh iya aku lupa, Luke. Omong-omong apa kau menguping obrolanku dengan Cal?"

"Tidak." dustaku.

"Ah, jangan berbohong padaku, Hemmings."

"Fine. Tapi kau jangan bilang Cal kalau aku tahu ya! Dan aku tidak marah karena Cal mencintainya, fyi."

"Mengapa? Apa jangan-jangan kau tidak benar-benar menyukai Autumn ya?"

"Jaga omonganmu, Irwin. Aku tidak marah karena tidak ada yang melarang Calum untuk menyukai Autumn."

"Alright. So, apakah kau mau bergabung dengan kami?"

"Tidak, aku pulang saja, sampai jumpa." ucapku lalu berlari ke lantai bawah.

Aku harus bagaimana ini? Apa aku harus memutuskan hubunganku dengan Autumn demi Calum? Ah tidak tidak, aku benar-benar mencintai Autumn dan aku tidak mau menyia-nyiakannya hanya untuk Calum.

***

Oops!

Hi!

Akhirnya selesai nulis chapter 4. Btw maaf ya kalo acak-acakan chapternya, abisnya nulis ini buru-buru, cuma 2 jam lol. Vomments dong kalian, biar semangat nulisnya❤️

FZx

TRAGIC ➗ cth [ON HOLD]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu