CHAPTER 3 - Agreement

5.9K 761 52
                                    

"Apa? Kau sudah gila ya?" teriakkan So-ra yang cukup kencang terngiang hampir ke seluruh sudut ruangan. Wanita berbadan subur itu menarik-keluarkan napasnya, berniat untuk menenangkan diri.

Oke, siapa yang tidak terkejut setelah mendengar sahabatnya akan menikah dalam waktu dekat hanya karena ingin membalas dendam pada seseorang?

"Tidak, kau tidak boleh melakukan itu Jung Ji-hyun. Aku akan mematahkan kakimu kalau kau melakukannya! Kau benar-benar, ahh!"

Ji-hyun menumpu wajahnya pada kedua lengan di atas meja, kemudian menekuknya. "Aku sudah terlanjur menerima tawaran pria itu." Ia berhenti sebentar dan memasang wajah melas. "Aku tidak tahu apakah bisa membatalkannya atau tidak," lanjutnya pasrah.

"Tolong, kepalaku hampir pecah, tolong." So-ra memegangi kepalanya frustasi. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ji-hyun saat itu.

"Kwon So-ra, kau terlalu berlebihan."

So-ra menajamkan pandangannya ke arah Ji-hyun. "Berlebihan katamu? Kurasa kau sudah benar-benar gila. Bagaimana mungkin menikah dengan pria yang tidak kau kenal dengan baik bisa disebut biasa saja? Kau tahu, seharusnya responku lebih dari ini, hanya saja aku sedang lapar, jadi aku tidak melakukannya."

Ji-hyun membulatkan mulut setelah mendengar jawaban So-ra. Apakah yang ada dalam otak gadis ini hanya makan, makan, dan makan? Benar-benar membuat frustasi.

"Aku tidak mau tahu, kau harus membatalkan pernikahan itu." So-ra berdiri dan menarik dagu Ji-hyun agar menatap kedua matanya. "Lagipula, apa yang akan kau katakan pada ayah dan ibumu?" sahutnya sebelum Ji-hyun bergerak melepaskan diri.

Benar. Perkataan So-ra memang benar. Ji-hyun yakin kedua orang tuanya akan berpikir yang tidak-tidak saat mendengar putri sematawayangnya akan menikah. Mereka pasti mengira bahwa Ji-hyun menduakan Chan-yeol atau hamil di luar nikah dengan pria lain, karena sepengetahuan mereka, ia sedang menjalin hubungan dengan Chan-yeol, bukan Jong-in.

Ji-hyun memutuskan panggilannya dengan So-ra. Gadis berambut hitam itu sudah berdiri tepat di depan pagar besi nan tinggi yang menutupi rumah mewah di dalamnya. Security yang awalnya duduk manis pun bangkit begitu menyadari kehadiran Ji-hyun.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya security yang baru saja menghampirinya.

Ji-hyun menggigiti bibir bawah—salah satu kebiasaan yang selalu muncul ketika gugup—lalu membuka mulut, "Apakah... benar ini adalah rumah Kim Jong-in? Aku sudah membuat janji dengannya."

Security tadi mengeluarkan walky talky dari celana. Ia menghubungi seseorang, setelah bercakap selama beberapa detik, akhirnya security tersebut membukakan gerbang dan mempersilahkan Ji-hyun masuk.

Matanya langsung membulat takjub begitu melihat rumah Jong-in dengan jelas. Ji-hyun merasa ingin pingsan sekarang. Ia tidak pernah melihat rumah sebesar dan sebagus ini sebelumnya.

Ia berpikir bahwa rumah seperti ini hanya ada dalam serial drama seperti 'Boys Over Flowers' dan semacamnya. Tapi percaya tidak percaya, nyatanya rumah Jong-in tidak jauh berbeda dengan rumah dalam serial drama tersebut.

Apakah Jong-in adalah jelmaan Goo Jun-pyo di dunia nyata?

Ia masih terpesona pada bangunan berlantai dua yang kini terpampang jelas di hadapannya. Sekaya apa pria itu hingga bisa membuat rumah seperti istana? Benar, istana. Ji-hyun lebih suka jika menyebut tempat ini sebagai istana.

Ji-hyun berjalan pelan menikmati keindahan pada setiap sudut halaman rumah Jong-in. Matanya benar-benar dimanjakan dengan bangunan megah tersebut, bahkan rumah Chan-yeol yang menurutnya sudah bagus-pun ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kediaman Jong-in.

Forbidden Love [Kai - OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang