[Repost — Baca sampai bawah]
"Sampai saat ini, semua memang baik-baik saja, tanpa kejelasan tentang hubungan Dani dan Rena, juga perasaan yang sebenarnya antara Sam dan Nadine. Tanpa kejelasan perasaanku pada Camila. Namun, semua dapat terselesaikan, jika kita bisa membaginya dengan saudara kita." – David, ketua kelas XI MIA 1
David tersenyum puas kala menatap kertas-kertas di majalah dinding sekolah. Ia menatap satu per satu kelas tersebut dan membacanya, dimana letak kelasnya kali ini.
Setelah perdebatan usai UAS dengan beberapa teman angkatannya, kini sekolah memutuskan untuk tetap sekelas sesuai kelas 11. Bukan hanya David yang merasa senang, teman-teman lainnya juga ikut merasakan kesenangan.
Bukan hanya David yang merasa nyaman dengan kelas XI MIA 1, tetapi teman-teman lainnya juga merasakan kenyamanan yang serupa. Mereka benar-benar bisa berbagi kebahagiaan, juga kesedihan yang mungkin tak bisa didapatkan di kelas lain.
"Masuk kelas, yuk," ajak David pada teman-temannya yang memilih duduk di pinggir lapangan, guna menyaksikan siswa dan siswi baru yang sedang dalam masa orientasi peserta didik baru.
Semua seolah kembali pada MOPDB, mereka seolah mengulang kembali bagaimana kesalnya pada Kakak OSIS.
Setelah mengikuti perintah David, kini kelas XI MIA 1 sudah kembali penuh dengan anak-anaknya. "Seneng deh, mukanya masih ini-ini aja." Bintang tersenyum menatap teman-temannya yang masih sama.
"Emang muka kita bisa berubah," jawab Shania sinis.
"Ya kali lo oplas, Shan." Shania hanya menjawab perkataan Bintang dengan sorakan malas.
"Ketua kelas ganti nggak nih?" pancing Samudra membuat David menggerutu. Bukannya ia tak ingin lagi menjadi ketau kelas, namun ia belum terlalu siap jika harus menanggung masalah seperti kelas 11. Apalagi ini kelas 12, pasti lebih berat.
"Tetep ajalah pengurusnya, biar nggak susah." Rena berujar membuat semua mengangguk setuju.
"Tetapi ingat," teriak Jessy sambil mengancungkan jari telunjuknya pada David. "Nggak ada peraturan nggak jelas macam dulu ya, Vid." David terkekeh kemudian ia menganggukan kepalanya.
KIni ia sadar, tak bisa semua yang ia inginkan terkabul. Ia boleh egois, namun orang tak akan bisa menerima hal tersebut. Kita juga tak bisa mengatur kehidupan orang sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Seperti yang dikatakan pepatah, manusia boleh berencana, namun Tuhanlah yang berkehendak. Terserah David mau membuat peraturan macam apapun, jika akhirnya Tuhan berkehendak maka berantakanlah sudah semua rencananya.
Sampai bertemu di kelas 12, dan selamat menempuh ujian nasional menggunakan computer.
Salam,
David dan seluruh siswa/i kelas mantan kelas XI MIA 1, dan sekarang XII MIA 1.
****
Jangan delete dari library dulu, masih ada beberapa extra part.
Setelah ini, aku ada ide bikin TPOC Series, isinya tentu aja tokoh-tokoh yang ada disini. Selain 6 tokoh utama, kalian tertarik sama siapa? Silva mungkin, atau Juno, atau Bintang gitu hehe, atau Wira? Hahaha.
Pokoknya, kalau ada yang kalian kepoin dari 35 siswa/i di atas, langsung komen aja hehe Kalau nggak ada masukan, ya TPOC Series bakal diisi sama beside story 6 pemeran utama aja. Ya nggak?
Augus, 15th 2016.
VOCÊ ESTÁ LENDO
The Problems Of Classmates
Ficção Adolescente[Completed and Extra Part was ready] "Dilarang berpacaran dan bermusuhan dengan teman sekelas." - David, Ketua Kelas XI MIA 1. Peraturan yang ia buat dengan keyakinan mantap selama 7 hari 7 malam itu, membut kelasnya terlihat lebih baik. Mereka te...
