Rencana Besar

6.4K 259 9
                                    

BAB 8 - RENCANA BESAR

Anwar mengangkat telepon kantornya yang sejak tadi berbunyi. Kemudian dengan kesal, dia mengangkatnya dan bertanya kepada orang tersebut.

Anwar: "Halo?! Siapa kau?!"

Maudy: "Aku Maudy."

Anwar: "Oh Maudy? Ada apa? Bagaimana keadaanmu di sana?"

Maudy: "Baik. Aku menelponmu karena satu hal."

Anwar: "Apa?"

Maudy: "Ternyata memang Ferry yang membunuh kepala sekolah itu. Aku rasa ini fakta yang harus kau ketahui Anwar, bahwa sekolah itu dulunya adalah pemakaman kakek Ferry. Menurut teman SMAku, Ferry ingin balas dendam kepada sekolah karena telah menggusur makam kakeknya. Targetnya adalah kepala sekolah."

Anwar tersenyum sebentar. Ternyata Keyna tidak berbohong kepadanya.

Anwar: "Jadi kau sudah dapat kesimpulannya?"

Maudy: "Sudah. Ada lima kemungkinan. Dua fakta, satu misteri, dan dua tak dapat dibuktikan."

Anwar: "Coba sebutkan padaku."

Maudy: "2 fakta: 1. Bahwa Ferry memiliki dendam yang mendalam kepada sekolah itu, lalu dia memutuskan untuk membunuh setiap siswi tercantik di sekolah itu. 2. Sudah terbukti kalau Ferry yang membunuh kepala sekolah.

1 masih misteri yakni kenapa istrimu mau melakukan itu.

2 fakta tapi tidak dapat dibuktikan: 1. Ferry melakukan kejahatan dengan membakar kantin sekolah saat tanggal 17 April 2004. 2. Ferry melakukan pelecehan kepada perempuan berbaju putih yang—katanya—ada di bawah pohon mangga di dekat parkiran motor."

Anwar: "Bagian 1 masih misteri: kenapa istriku mau melakukan itu? Sudah jelas. Dia mau aku kembali ke pelukannya."

Terdengar tawa kecil Maudy didalam telepon.

Maudy: "Aku akan melaporkan Ferry ke pihak kepolisian sekarang. Tapi kau harus berjanji padaku."

Anwar: "Berjanji apa?"

Maudy: "Jaga istrimu. Aku takkan melaporkannya kepada polisi, walaupun dia terlibat. Aku akan membalas budi karena kau telah menyelamatkan kami berdua—walau aku lebih senang berada di tangan penjahat seperti Sam."

Anwar: "Aku berjanji akan menjaganya. Oh sudah dulu ya, ada seseorang yang ingin bertemu denganku."

Klik. Telepon itupun terputus.

Anwar mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut. Matanya membulat secara sempurna saat dia tahu siapakah orang yang ingin bertemu dengannya.

"Ferry?!"

***

Di sebuah taman bermain, tampak sepasang manusia sedang bersandar di sebuah pohon sambil menatap danau yang berada di depannya.

Mata mereka tampak memancarkan sinar penuh cinta persis seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta—walau umur mereka sudah hampir 30an.

Misteri SekolahΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα