Sebuah Fakta Tentang Ferry

7.1K 283 6
                                    

BAB 7 - SEBUAH FAKTA TENTANG FERRY

- Maudy Pov
Aku melangkahkan kakiku menyusuri suatu perumahan di kota Jakarta. Aku melihat ke arah belakangku dan terlihat Nadien yang sedang terengah-engah.

"Ada apa, Nadien? Kau tampak tidak semangat?" tanyaku. Aku duduk di salah satu bangku yang keberadaannya tidak jauh dari posisi gadis itu. Nadien mengikutiku, lalu duduk di sebelahku.

"Menurutmu apa?! Apa kau tak lelah berjalan sejak tadi pagi hanya untuk mencari tahu tentang Ferry?" tanyanya sedikit kesal. Gadis itu menghentakkan kakinya ke atas tanah . Wajahnya tampak memerah dan berkeringat. Oh aku benar-benar kasihan kepadanya.

"Ah maaf. Aku terlalu bersemangat. Kita akan beristirahat di sini untuk beberapa menit lagi," kataku. Aku mengambil sebuah botol minum yang ada dalam tas kecilku dan memberikannya kepada Nadien. "Kau pasti haus. Ayo minum," lanjutku.

Dia menatap wajahku dengan pandangan yang aneh. "Terima kasih," jawabnya. Kemudian dia meminum minuman yang aku berikan dengan amat cepat.

"Sewaktu aku masih kuliah dulu, Daniel pernah berkata padaku," Nadien menerawang kejadian-kejadian antara dia dengan Daniel saat mereka masih mengenyam pendidikan. Mulai dari pertama kali Daniel menyatakan perasaannya di taman bunga, lalu kejadian lucu di kantin karena aku tidak sengaja menabrak Sam, dan parahnya lagi, bukannya meminta maaf, tetapi malah aku yang memarahi Sam.

Nadien suka tertawa melihat ekspresi Sam yang kesal karenaku.

"Hehehee ...."

"Apa yang kau tertawakan? Kau menertawakan kejadian itu kan?" tanyaku kesal. Aku memang termasuk dalam perempuan baperan kalau kata Nadien.

"Iya. Mungkin kau lelah saat itu," ujarnya. Nadien kembali tertawa. Huh mungkin dia sangat puas karena melihat ekspresi wajahku yang tampak seperti benang kusut.

"Tapi bagaimanapun juga, dia cinta pertamamu, kan?"

***

- Author Pov
Ferry sedang menatap indahnya dunia lewat jendela kamarnya. Kamarnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, cukup beberapa orang untuk menginap di dalamnya.

Dia mengalihkan perhatiannya kepada seorang perempuan berusia 39 tahun itu. Wajahnya bahkan masih sama saat dia berusia 19 tahun dulu, hanya saja sekarang dia telah memiliki anak.

"Ferry? Kau sudah bangun?" Ferry tersenyum. Inilah saat yang dia tunggu sejak tadi. Menatap wajah lemas istrinya saat bangun tidur merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan.

"Selamat pagi, Fika, si tukang tidur," ledekmya. Wanita bernama Fika itu mengerucutkan bibirnya. Dia bangkit dan mengecup pipi suaminya sebentar, lalu dia berjalan sempoyongan menuju dapur.

"Fika, tolong kau bangunkan Reina. Oh aku seperti memiliki dua manusia yang hobinya tidur saja," teriak Ferry. Pra itu bisa mendengar suara gelak tawa perempuan setelah Ferry mengatakan kata-kata tersebut.

"Dan juga, tolong pikirkan kembali tawaran ku tadi malam, Ferry," Ferry terdiam. Tawaran Fika?

Semalam, Fika menawarkan Ferry agar mengulangi pernikahan mereka dari awal. Mereka menyadari jika tidak ada cinta didalam pernikahan itu, maka Fika pun menawarkannya kepada Ferry.

"Aku akan mencoba untuk mencintaimu dan Reina," balas Ferry.

***

Misteri SekolahWhere stories live. Discover now