Ditipu Penampilan

10.3K 412 8
                                    

BAB 3 - DITIPU PENAMPILAN

Nadien baru saja sampai di depan ruang Osis semenit yang lalu. Gadis itu sibuk mengatur nafasnya yang terasa memburu karena tadi berlari saat mendengar suara yang menyeramkan. Dia kembali menatap jam tangan Hello Kittynya. Pukul 16.37. Apa? Kenapa bisa cepat sekali?

Nadien memutuskan untuk masuk ke dalam ruang Osis.

"Ugh! Ini sangat berantakan," kata Nadien. Buku berserakan dimana-mana. Kursi dan meja yang telah hancur menjadi tumpukan sampah tak terpakai di sudut ruangan osis. Kaca jendela pun sudah rusak, bahkan ada yang pecah. Belum lagi debu dan pasir menghiasi lantai keramik itu. Benar-benar kombinasi ruangan yang buruk.

"Aku harus mencari bukti, tapi bukti apa?" tanya Nadien bingung. Lokasi pertama yang dia tuju adalah brankas osis yang ada didekat tumpukan meja dan kursi. Brankas itu sudah berkarat.

Brankas itu dikunci. Nadien harus menemukan kuncinya!

Nadien mengubek-ubek isi yang ada di ruang Osis, sampai dia menemukan benda itu tergantung di samping pintu masuk. "Nah ini dia," Nadien terkekeh senang.

Gadis itu berlari ke arah brankas dan membukanya.

Cklek

Berhasil! Nadien mengeluarkan isi brankas tersebut dan membacanya satu persatu.

"Surat izin dokter, bukan. Undangan berbuka puasa bersama, bukan. Kartu tanda perpustakaan, bukan. Dokumen pribadi kepala sekolah tahun 1990?" Nadien mengernyit begitu menemukan dokumen lain. Namanya begitu menggoda Nadien untuk segera membukanya.

Halaman 1
Tanggal 17 Maret 1990

- Seseorang datang berlari-larian ke arahku dengan wajah pucatnya. Aku mengenalnya, dia Ferry, tetanggaku yang pengangguran tapi memiliki 3 anak dan 2 istri. Entah apa yang membuatnya kemari, aku juga bingung.
- Ternyata dia meminta dicarikan pekerjaan karena istri keduanya akan segera melahirkan. Karena kasihan, aku menyuruhnya untuk menjadi satpam di sekolah. Dia pun setuju.
- Esoknya, dia mulai bekerja dan tampak sangat senang karena dia sudah mendapatkan pekerjaan. Menurutku, dia orangnya sangat rajin dan bertanggung jawab.
- Beberapa hari kemudian, dia tidak masuk karena alasan sakit. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya waktu itu.

Halaman 2
Tanggal 20 Maret 1990

- Hari ini dia masuk kerja kembali, tapi dia agak berbeda dari terakhir kami bertemu.
- Dia mulai mabuk, dan setiap pulang ke rumah, kami selalu mendengar teriakan kesakitan perempuan dan tangisan bayi yang menyayat hati.
- Pekerjaannya mulai tidak benar dan terkadang dia berani melecehkan siswi-siswi.
- Aku naik pitam dan langsung memecatnya saat itu juga. Akhirnya dia pun pergi.

Halaman 3
Tanggal 16 April 1990

1. Aku melihat dia pergi membawa kopernya, anak serta kedua istrinya dari rumah kontrakan.

Halaman 4
Tanggal 17 Mei 1994

- Setelah beberapa tahun tidak bertemu, dia datang ke sekolah, dan mengancamku akan menghancurkan sekolah ini saat dia kembali.
- Kukira itu adalah komunikasi terakhir kami.

Halaman 5
Tanggal 29 Desember 1997

- Dia datang kembali. Sesuai janjinya, dia akan membunuhku!

Misteri SekolahWhere stories live. Discover now