Prolog

8.9K 469 25
                                    


Aku pergi menjauh meninggalkan Matt dan Abby, yang sedang minum disana. Aku berjalan melihat suasana di pernikahan Bosku, dan jujur, ini sangat romantis. Mulutku menyunggingkan senyuman. Umurku bahkan lebih tua dari wanita yang kini menjadi istri Bosku. Dan aku, belum juga menemukan seseorang.

Saat aku merapikan dressku yang sedikit berantakan, yang akibat angin laut terus menyerangku. Tiba-tiba hidungku mencium sesuatu yang berbeda. Dan mataku terfokus pada seorang pria yang asing didepanku.

Wajahnya sangat tampan.

Itulah yang pertama kali muncul dipikiranku saat aku melihat wajahnya. Bahkan aku belum bisa melepaskan pandanganku padanya. Ia mengangkat ujung bibirnya, dan itu sangat manis. Ia berjalan mendekat, aku melakukan hal sama. Dan kini rambutku bergerak tak beraturan.

Wajah kami kini sangat dekat. Aku bisa menatap matanya, dengan intens. Kurasa, pipiku kini memanas, dan aku sangat gugup. Rambutku menutupi setengah bagian wajahku, lalu tangan besar telah menggeserkan helaian rambut dari wajahku.

Kami saling tersipu.

"Mate?" Tanya pria itu, mulutku tidak bisa menahan senyuman ini lagi. Mataku sangat berbinar, saat ia mengatakan itu.

"Mate." Ucapku singkat. Dan sesuatu bertekstur sangat lembut, menyentuh bibirku sekilas.

Ia kembali menatapku dengan senyuman manis, ah tuhan, aku suka senyuman itu. Tanganku terangkat lalu aku menyentuh bahunya. Tangan pria didepanku ini menyentuh pinggangku. Dan kini kami berdansa.

Sebuah lagu romantis membuat aku, dan pria ini terbawa hanyutan lagu. Kakinya berjalan mendekat, kemudian kakiku mundur. Kami maju dan mundur terus mengikuti alunan lagu.

Mataku terpejam sebentar, telingaku masih betah mendengar alunan lagu indah ini.

Aku merasakan sebuah kecupan indah dileherku, aku bisa menyium bau dari parfumnya. Saat aku membuka mataku. Pria itu masih tersenyum. Aku terkejut, dan malu. Dia kembali mengecup bibirku.

Kini tangan kami kini saling bersentuhan. Telapak tanganku sangat kecil saat dibandingkan dengan dirinya. Aku bisa mendengar ia terkekeh.

Aku mendengar suara dering dari ponselnya. Pria didepanku kemudian menyentuh kantung celananya, dan mengeluarkan ponselnya lalu menempelkan tepat ditelinga kirinya.

Yang terus kuperhatikah, ia mengangguk, dan wajahnya terlihat sedikit panik. Sesekali ia menatapku, dan kembali menundukkan wajahnya. Tak lama aa langsung menaruh kembali ponselnya ke kantung. Ia berlari, menjauhiku. Aku berteriak.

"Hey!"

Tetapi aa tidak menoleh.

Tuxedo yang ia pakai semakin tidak terlihat, punggungnya semakin kecil karena menjauh. Ia sangat terburu-buru. Aku langsung jatuh cinta pada Pria yang baru kukenal tadi. Ralat, aku belum mengenalnya.

Aku sedikit terkejut saat ia berkata Mate.

Siapa dia sebenarnya?

Apa dia sama sepertiku?

Apa dia berbeda...

AnnetteWhere stories live. Discover now