UKS

266 79 54
                                    

Kepala Fiona begitu sakit saat hendak membuka mata, dilihatnya sedikit-sedikit bayangan atap sampai matanya terbuka sempurna. Fiona menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia cukup bingung dengan keadaannya saat ini, dengan tiba tiba dia sadarkan diri berada di UKS sekolah yang terang dan begitu sunyi. Sejenak ia hendak bangkit dari ranjang, namun Fiona masih merasa tubuhnya begitu lemas dan kembali merebahkan kepala dan tubuhnya lagi dikasur.

* Ada apa dengan tubuhku? Begitu lemas seperti ini. Lalu ada apa sebelumnya sampai aku ada di sini, di uks sekolah?. Eumm tcktck. Ah ya, sebelum aku berada di sini, aku bersama tarisa menonton Kenan berkelahi? Apa aku pingsan lagi karena melihat itu? Perkelahian? Pemukulan? Tawuran? Tonjok tonjokan? Pasti memang begitu, kalo begitu, apa kepalaku sempat membentur lantai dengan keras? Sampai rasanya beraat sekali, sakit. Siapa yang membawaku kesini? Tak ada orang. Apa aku terbang sendiri melayang kesini, atau hilang dari tempat aku pingsan dan muncul dan ditidurkan disini? Aahh lemas sekali.. Kalau begini, bisa ketinggalan pelajaran dikelas. *

Pikir Fiona dalam pejaman matanya.

SREEEKKKK..

Gorden pembatas ruangan istirahat Fiona dibuka seseorang, membuat Fiona tergugah dari pejaman matanya. Sosok tinggi kurus dengan lebam kebiruan di sekitar pipi wajahnya, mengenakan kaos dalaman baju seragam yang kekecilan, kini nampak di depan tempat tidur Fiona dengan tangannya yang masih memegang kain gorden yang telah di dorong dibuka. Fiona begitu terkejut melihat pemandangan yang membuatnya risih, juga kebingungan kenapa bukan temannya yang menghampirinya dan melihat keadaannya, malah pria ini yang bahkan dalam keadaan lebih buruk darinya yang Menghampirinya.

Fiona memalingkan wajahnya mengingat bahwa pria itulah salah satu orang yang membuatnya jatuh pingsan. Dan pria itulah yang entah mengapa membuat Fiona gelisah saat di koridor samping lapangan dengan berbagai macam pemandangan mengerikan. Ya, Pria itu, Ekhm, Kenan !

Melihat respon dari Fiona saat dia datang, Kenan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Fiona lebih dekat, dan hanya tetap berdiri di ambang gorden yang terbuka dan tak lama Kenan melontarkan pertanyaan dengan suara bergetar dan nada khawatir.

" Lo baik baik aja? Gue minta maaf. Temen lo bilang kalo lo pingsan karena nonton gue. "

Fiona hanya melihat kenan dengan tatapan hampa, tak tau dia harus berbicara dan memberikan jawaban apa saat ini. Harusnya Fiona tidak lebay seperti itu, Membuat orang lain repot, dan membuat pria yang seharusnya lebih di khawatirkan, memberikan perhatian dan kekhawatiran kepada Fiona.

" Eungg, Aku engga apa apa. Aku cuman gabiasa aja liat orang berantem. Eum, kamu gapapa? Harusnya kamu istirahat aja. "
Ujar Fiona dan menanyai balik Kenan dengan hati hati

Deg degg.. Deg degg.. Deg degg..

Dengan cepat jantung Kenan bereaksi berdetak lebih cepat. Dia tak biasa merasakan seperti ini, Kenan yang biasa diperhatikan banyak wanita, tak pernah ia merasakan hal yang berlebihan seperti ini, karena dia merasa wah dimata wanita-wanita itu, membuatnya tak pernah serius berperasaan. Namun sekarang, Dengan Fiona? Kenan rasa sangat berbeda dengan perasaannya, Kenan rasa perasaannya tersentuh dengan lembut atas pertanyaan dan pernyataan Fiona yang Kenan rasa itupun suatu perhatian yang diberikan. Kenan menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkanya, terus begitu berulang ulang, Fiona yang melihatnya hanya sesekali mengerjapkan matanya. Sampai akhirnya kenan dapat menjawab pertanyaan Fiona.

" Gausah khawatirin gue, Gue gapapa.. "

Jawab kenan yang berhasil mengilangkan getaran pada suaranya, disusul cengiran yang membawanya pada Kenan yang tak asing, juga sebagai ganti perasaan aneh dalam hatinya. Lalu selanjutnya Kenan menempatkan dirinya sesantai mungkin.

I BREAK!!!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz