{5} Five

472 41 7
                                    

Krystal P.O.V

Aku mengambil kain lap yang diisi oleh es untuk dikompres ke wajah lebam Jongin.

Aku menghela napas pelan ketika memasuki kamar Jongin dan terlihat Jongin yang sedang membaringkan tubuhnya di kasur. Aku berjalan mendekat kearahnya dan menyentuh luka lebam dibagian kiri pipi Jongin.

" Aahh, sakit," refleks Jongin ketika aku menyentuh lebamnya pelan.

" Maaf. Emm, Aku akan menkompres lebammu. Sini, mengahadaplah kesini," ucapku pelan seraya menaruh kain lap yang aku pegang ke arah lebamnya.

Membuat Jongin meringis dan memegang lenganku kuat. Aku hanya tersenyum lemah lalu melepaskan cengkramannya di lenganku.

" Hei, sabarlah. Sakitnya hanya sebentar," ucapku menenangkan lalu kembali menkompres wajahnya.

Aku sadar jika sedari tadi Jongin menatapku intens dan membuat rona merah menjalar di pipiku.

" Jong, kamu bisa kompres sendiri kan?" tanyaku sambil menyembunyikan kegugupan karena ditatap dengan intens. Ia memberi tatapan -memangnya kenapa- kearahku. " Aku ingin memasak dulu. Dan beresin pecahan gelas diruang tamu," lanjutku.

Aku langsung mengambil tangannya lalu memaruhnya diatas kain lap yang tadinya aku pegang.

"Nanti kalau makanannya sudah jadi aku panggil ya," ucapku sambil tersenyum, lalu beranjak dari tempat tidur yang kududuki dan keluar kamar.

Ketika aku sudah memasuki dapur, aku langsung menjatuhkan diriku dilantai. Tanpa sadar rona merah kembali menghiasi wajahku.

Uhh, kenapa ia menatapku seperti itu sih. Pikirku sambil menutupi wajahku dengan kedua tanganku.

Aku langsung menggelengkan kepalaku dan segera berdiri. Kuambil alat masak untuk memasak makanan favoritku. Aku tau yang akan memakan itu Jongin, tetapi apa peduliku. Yang penting makanan, kan?

Aku pun memasak chicken curry dan memutuskan untuk membersihkan pecahan gelas yang ada di ruang tamu sambil menunggu curry yang aku masak mendidih. (ps.lebih tepatnya simmering sih, gatau bahasa indonya simmer hehe)

Aku menghela napas pelan lalu membuang semua serpihan kaca ke tempat sampah. Setelah selesai membersihkan pecahan kaca, aku segera memindahkan curry yang aku masak ke dalam mangkuk dan nasi di mangkuk lainnya.

Dan dengan segera aku berjalan ke kamar Jongin dengan membawa nampan berisikan curry. Aku membuka pintu kamarnya pelan dan mendapati Jongin yang sudah terlelap.

" Jongin, bangun dulu yuk. Makanannya sudah jadi. Setelah itu aku akan mengoleskan salep ke lebammu," ucapku membangunkan Jongin. Jongin mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum akhirnya ia sadar sepenuhnya.

Ia mulai memakan makanannya dalam diam dan aku juga tidak bisa melakukan apa-apa selain diam. Kami berdua terhanyut dalam kesunyian sampai suara Jongin memecahkan kesunyian diantara kami.

" Krystal, ini sudah selesai. Thanks untuk makanannya. Oh ya, aku bisa ngolesin salepnya sendiri, kamu pulang aja," ucapnya pelan seraya menaruh nampan yang tadi berada di pangkuannya ke meja nakas disamping tempat tidur.

" Oh, jadi ngusir?" balasku jutek, entah kenapa aku kesal sendiri mendengar ucapan Jongin tadi.

" Gak, gak ngusir. Tapi sekarang sudah jam 2 pagi. Kamu harus pulang kan?" jawabnya lagi lalu memasukkan tubuhnya kedalam selimut. " Oh ya, kata Om DonSuk atau bisa disebut calon mertua aku bilang kalo kamu sedang sibuk dengan butik kamu, ya?" lanjutnya dengan nada yang jahil.

Aku menggigit pipi dalamku dan berusaha menyembunyikan rona merah yang meghiasi pipiku begitu mendengarnya menyebut ayahku calon mertuanya.

" Y-yak! Apaan sih Jong? Emang butik aku lagi sibuk. Emang kenapa? Gasuka? Suudahlah, aku pulang," jawabku, meninggikam suara.

Dan segera beranjak dari dudukku di kasir Jongin, aku hendak berjalan tetapi tangan Jongin mencekalku tanganku dan menarikku. Dengan cepat ia mengecup bibirku pelan dan langsung menunjukkan seringaiannya.

Aku yang kaget langsung saja pergi keluar kamar Jongin dan berjalan menuju pintu apartmentnya dengan terburu-buru. Sebelum keluar dari pintu apartmentnya, kudengar suara tawa yang sangat kencang dari kamar Jongin. Aku hanya mendengus dan memutar bola mataku mendengarnya.

'Apakah benar dia sahabat kekasihku? Hhh, tetapi Tae tidak mungkin memukul sahabatnya sendiri kan? Kecuali-'

Aku menghela napas pelan dan segera mendial nomor kekasihku.

" Tae, aku ingin bertemu,"

--------
Holla!

Sorry bgt chap ini krg bagus, panjang, gk dpt ceritanya or kurang ngefeels. karena aku lagi badmood waktu nulis ini. gatau knp:((
maafin yak, semoga chap depan lebih seru okay. tp tetep di vote yaa.
Thanks yg udah vomment yaa. love bgt buat readers ff ini.

SO, JGN LUPA VOTE AND COMMENT YAA💖
KARENA VOMMENT KALIAN BERHARGA BGT DAN JD SEMANGAT AKU👑

FIREFLYSOUL [nwgab]

6:29 - 29/06/2016 - 607 words

My Romeo [EXO's KAI]Where stories live. Discover now