{3} Three

491 44 2
                                    

Krystal P.O.V

" Sayang, kamu kenapa?" tanya Taemin yang ada dihadapanku.

" Gak," jawabku singkat seraya duduk di sofa ruang kerjaku -berada di dalam apartmentku- dan meminum cokelat panas yang aku buat.

" Kamu kenapa jutek begitu sama aku, hm?" tanyanya lagi lalu duduk disampingku dan merangkul bahu mungilku. " Kenapa kamu akhir-akhir ini suka melamun seperti ini?"aku hanya memutarkan bola mataku malas menjawabnya.

Saat ini, otakku sedang dipenuhi banyak pikiran. Perjodohanku dengan Jongin, cara aku memberitahu Taemin, dan klien butikku yang akhir-akhir ini meningkat pesat.

Tanpa sadar, bulir-bulir air mata mulai turun. Memikirkan bagaimana aku akan segera memutuskan hubunganku dengan Taemin dan akan menikah dengan Jongin. Taemin yang menyadari jatuhnya air mataku segera merengkuh tubuhku kedalam pelukannya.

" Sshh, sudah jangan menangis lagi," ucapnya pelan sembari mengusap kepalaku membuatku nyaman. " Kamu kenapa nggak cerita ke aku, hm? Aku akan selalu ada disamping kamu, jadi kamu harus cerita semuanya aku," lanjutnya membuatku mengangis lebih kencang mendengar ucapannya.

" Ak-aku belum bisa cerita Tae. Aku takut kamu gak bisa nerima," jawabku, melepaskan pelukannya dan menatapnya lekat. Taemin hanya tersenyum pahit mendengarnya, lalu mengelus pelan pipiku dan menggumamkan kata 'tidak apa-apa'.

Air mataku sudah mengering dan cokelat panas di tanganku sudah habis tak tersisa. Kami hanya diam dengan Taemin yang merangkulku, menikmati kesunyian kami, sampai Taemin memecahkan kesunyian diantara kami.

" Tadi, kamu abis kemana? Kok tadi aku liat, seorang cowok keluar dari kursi pengemudi si merah -mobil porscheku- dan kamu keluar dari kursi penumpang?" tanyanya membuatku menelan ludahku dalam diam. " Dia siapa? Bukannya kamu gak bolehin siapa-siapa nyetir mobil kamu? Selain aku?" aku memejamkan mataku begitu melihatnya memicingkan matanya tajam kearahku.

" Dia bukan siapa-siapa aku Taemin. Dia hanya teman, tadi kedua orang tuaku sedang makan malam dengan orang tuanya dan dia ikut. Tetapi ternyata, dia tidak membawa mobilnya dan orangtuanya ingin langsung pergi. Jadi, ia tidak bisa ikut mobil orang tuanya dan akhirnya ia ikut mobilku. Hanya seperti itu," bohongkuku lancar, menutupi kegugupanku.

Cih, betapa hebatnya aku dalam berbohong.

" Baiklah, aku percaya sama kamu," hatiku terasa diremukkan begitu mendengarnya. " Yasudah, bukannya kamu sedang sibuk? Aku akan pulang sekarang," lanjutnya lalu mengecup pelan bibirku dan beranjak dari duduknya. Sontak membuatku ikut berdiri dengannya.

" Sudah, kamu kerja aja. Tidak perlu mengantarku sampai depan atau bawah," ucapnya lagi seraya berjalan menuju pintu ruang kerjaku dan keluar.

Begitu Taemin keluar, aku langsung menghempaskan tubuhku di kursi kerjaku dan kembali menangis. Kenapa hidupku ini? Dijodohkan dengan Jongin mungkin akan menjadi hal terburuk yang ada di hidupku.

Aku pun mengusap pelan air mata yang sudah berjatuhan di pipiku. Aku menghela napas dalam dan mendengus begitu melihat dokumen-dokumen berisikan model-model baju, dan request para klien.

" Ayo Krystal! Jangan menyerah. Jangan karena perjodohan ini kamu menyerah!" teriakku sendiri dan mulai mengerjakan kerjaanku yang sempat tertinggal karena Taemin datang.

Suara dering telponku mengalihkan fokusku dari kerjaan yang tertumpuk. Aku segera mengambil ponselku yang tergeletak diatas meja dan memicingkan mataku begitu melihat dua pesan masuk satu dari ayahku dan lainnya dari nomor tidak dikenal.

Dengan penasaran, aku langsung membuka pesan ayahku dan seketika aku langsung menaruh ponselku ke meja dengan kasar.

From Papa💖

Krystal, pernikahan kamu dengan Jongin dipercepat. 3 minggu lagi kalian menikah. 😄

Aku berusaha tenang dan segera kuambil ponselku lagi dan membuka pesan satu lagi. Seketika tubuhku membeku melihat pesan tersebut dan langsung menjatuhkan ponselku kebawah.

From unknown number

Hey Krystal. Kau tau kan pernikahan kita dipercepat? Aku tidak sabar menunggu untuk segera menikah denganmu sayang😚

Untung saja lantai ruang kerjaku terlapisi karpet, jika tidak bisa kupastikan ponselku hancur sekarang.

Dan dari mana dia tahu nomorku? Ah, pasti kedua orang tuaku. Apa-apaan ini. Kenapa ia memanggilku dengan sebutan 'sayang'. Dan bisa kupastikan jika ia berseringai ketika menuliskan pesan tersebut.

--------
Annyeong!

Aku mau fast update nih hehe. Lagian aku gak bisa tidur, so knp gk lanjutin ff dan buat readers aku bisa baca? hehe maaf pendek ya.

Aku usahain setiap chap 600an kata kok. thanks ya buat yg dukung cerita ini. and sorry for typo

SO, JGN LUPA VOTE AND COMMENT YAA💕💕
KARENA VOMMENT KALIAN BEEHARGA DAN JD SEMANGAT AKU👑👑

FIREFLYSOUL [nwgab]

2:56 - 28/06/2016 - 617 words







My Romeo [EXO's KAI]Where stories live. Discover now