Bagian Dua Puluh

4.2K 174 12
                                    

"Ini.. ini ga mungkin! Come on Dan! Wake Up!"

Ini bukan mimpi. Gue menatap gadis itu memasuki ruangan kelas. Tubuhnya yang cukup tinggi, kulitnya putih dan mulus, rambut sebahu, bulu mata lentik, sorot mata yang tajam itu sukses membuat kaum adam dikelas ini bersorak.

"Dan, kamu pasti langsung pacarin dia kan? Liat tuh body nya Dan. Type kamu banget tuh." Ucap Azzam sambil menunjuk gadis itu.

Gue hanya menatap sinis dan menyunggingkan senyum yang sinis pula.

'Sayangnya gue ga tertarik,Zam.' Batin gue.

"Nah, sekarang kamu perkenalan dulu ya!" Perintah Bu Lina

"Hey semuanya, gue Natasha Silvania. Lo bisa panggil gue Nat. Gue dari International Global High School."

"Natasha. Kamu bisa duduk di sebelah sana ya." Bu Lina menyuruh Nat buat duduk di bangku kosong. Tepatnya dua bangku setelah bangku gue.

Hari ini Bu Lina menjelaskan tentang Sel Volta. Tapi seperti biasa, gue gabisa konsen merhatiin Bu Lina.

-Dua jam kemudian.....

Kriiiiiinnnngggg

"Ya, waktunya sudah habis. Jangan lupa kalian kerjakan soal tadi ya! Pr deh buat kalian!" Ucapnya

"Iya bu." Jawab anak anak serempak.

Anak anak dengan antusiasnya ada yang langsung ke kantin. Ada yang langsung ke wc. Dan ada juga yang ngepo-in si anak baru itu. Tapi gue cuma diem dikelas sambil tiduran pake headset. Menunggu geng gue datang.

Pukkk

Seseorang menepuk bahu gue. Gue melepas headset dan menoleh kearahnya.

"Ra?"

Ternyata yang nepuk gue itu Zahra. Dia cuma tersenyum menatap gue. Oh my god. Cantik banget!

"Dan. Apakabar?" Tanya Zahra sambil duduk disamping gue.

"Gue.. baik baik aja kok."

"Syukurlah kalo gitu. Oh iya aku lupa. Aku punya sesuatu buat kamu." Zahra meraih sesuatu dari bangkunya. Ternyata dia memberikan satu paperbag yang sempat gue Kasih kemarin ke Zahra.

"Dan. Aku mau ngembaliin seragam yang kamu beliin buat aku. Sebelumnya, makasih banyak karena udah nolong aku. Tapi, kalau seragam dan hijab, aku memang udah punya kok. Kamu gaperlu repot repot." Ucapnya sambil menaruh paperbag di meja gue. Rasanya gue sedikit malu karena udah berlebihan.

"Hehe, gue berlebihan ya? Sorry." Ucap gue sambil garuk garuk kepala yang ga gatel sama sekali.

"Haha, ngga apa apa Dan. Aku bisa maklumin kamu. Lagi khawatir sih jadi serba panik kan ya."

"Emangnya gue keliatan kaya yang khawatir ya?" Tanya gue. Zahra tiba tiba salah tingkah sendiri

"Eh.. emmm. Maksud aku kamu lagi repot kan. Ditambah, kamu harus anter aku pulang, kamu jadi tambah repot." jawabnya gelagapan.

Gue hanya menatap dia sambil tersenyum. Sebenernya dia bener kok. Gue emang khawatir sama dia. Tapi gue pura pura cool aja. Dia juga tetep lucu ketika lagi gugup gini.

"Ra, kamu tau ga. Kamu ngomongnya makin ga nyambung deh. Apa hubungannya gue keliatan khawatir sama kerepotan? Hahahaha." Gue tertawa puas. Tapi, Zahra langsung berubah ekspresi jadi murung.

Mpus lo Dan! Salah ngomong kayanya lo!

*ZAHRA POV*

ADUH! Kenapa kamu harus gugup sih Ra? Hey sang ketua osis! Masa didepan mimbar bawa sambutan depan banyak orang gapernah gugup, tapi ngomong depan satu orang ini aja gugupnya setengah mati?! Oh ayolah stay cool Ra! Stay cool!

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Where stories live. Discover now