Bagian Empat

7.7K 389 0
                                    

Pukk. Seseorang menepuk bahuku.

Ah, dia lagi.

"Test TKJ itu apa ya?" Tanya Daniel. Aku hanya menatapnya dan lanjut membereskan barang barang yang ada diatas mejaku.

"Yaelah sombong amat ni cewe." Umpatnya sambil berjalan meninggalkanku.

"Apa kamu bilang?" Tanyaku sambil menatap dengan sinis.

"Cewe sombong."

"Ga sabaran banget sih. Ga liat apa aku lagi ngapain?"

"Sambil jawab aja ga susah kan? Lagian yang kerja itu tangan lo, bukan mulut lo. Jadi, gak salah kan gue?"

"Hmm, TKJ itu Test Kebugaran Jasmani. Dimulai dari push-up, back-up, sit-up, squat rush, squat jump, shuttle run dan lari daya tahan 12 menit."

"Oh."

Hanya itu? Demi tujuh manusia harimau, aku ingin lempar dia pake bunga, plus pot nya!

Di lapangan anak-anak udah berbaris dan memiliki partnernya masing masing. As always, Bu Tina pun sudah stay dilapangan dan memberi aba aba, bunyi pluit pun terdengar. Push-Up, Back-Up, Sit-Up, Squat Jump, Squat Rush, Shuttle Run, dan terakhir, lari daya tahan selama 12 menit. Ini bagian yang paling gak tahan bagiku. Aku udah gabisa lari dengan cepat lagi. Seperti biasa, aku lari dengan tempo yang lambat. Aku merasa ada seseorang yang
tengah berlari disampingku sambil menyesuaikan kecepatan berlariku. Ah, ternyata Daniel.

"Lelet juga lo. Masa lari aja gakuat." Ucap Daniel lalu meninggalkanku. What? Apa dia gak bisa bedain fisik cewek dan cowok?

Lari 12 menit itu akhirnya selesai juga, dan aku hanya bisa menempuh 3 keliling saja. Sementara Daniel? Yaa dua kali lipat dari aku.

"Yah lelet banget. Gini aja gabisa cepet, dasar manja." Sindir Daniel. Gila ini orang, sepertinya dia mau bales dendam sama aku.

"Berisik."

"Gimana? Enak rasanya digituin?" Tanya Daniel dengan ketus.

"Kamu emang gabisa bedain ya kekuatan fisik cewek sama cowok tu, akhh.. kenapa.." Tiba-tiba pandanganku kabur. Semuanya semakin gelap, gelap dan gelap.

Brakkk

****

Aku membuka mataku. Disana ada sahabat-sahabatku dan juga, Daniel? Ngapain sih dia disini?

"Ennghhh." Aku mengerang kesakitan.

"Ra, lo udah sadar. Lo sakit ra?" Tanya Vina

"Kamu mau minum teh?" Tanya Nia

"Kalian, makasih ya udah nemenin aku. Oh ya, kenapa kamu disini?" Tanyaku pada Daniel

"Ya sebenernya gue juga gatau kenapa bisa disini. Padahal gue ga mau repot-repot gendong orang pingsan. Tapi keliatannya nyaman banget berada dipangkuan gue, sampe mepet mepet ke dada gue juga, jadi ya gue gamau ngeganggu kenyamanan orang. Gue tau sih kalo gue tu emang bikin nyaman siapapun." Jawab Daniel panjang lebar.

"Hah? Ngomong apasih? Ngawur aja kamu." Ucapku

"Whatever." Ucap Daniel seraya pergi meninggalkan UKS. Semuanya pun menatap kepergian Daniel.

"Tapi Ra, apa yang dibilang sama Daniel tu bener. Aku liat sendiri kok gimana nyamannya kamu waktu digendong dia ala Bridal style." Ucap Annisa.

"Iya Ra, kamu kelihatannya kaya yang nyaman banget dipangkuan dia. Emang, kaya gimana sih rasanya? Gue ko jadi penasaran ya." Ucap Sheril sambil tertawa kecil.

"Ah, itu pasti bohong. Itu sengaja dibuat buat sama dia supaya aku baper dan ngerasa berhutang budi sama dia!" Tukasku.

"Ya itu sih terserah lo aja deh, Ra. Mau percaya atau engga. Tapi yang jelas kita semua saksinya kok." Ucap Vina

Arrgghhh. Kesel! Ada apa sih dengan hari ini? Kenapa aku harus berurusan sama si anak baru itu sih?

*****

Akhirnya aku tiba dirumah dengan selamat. Kurebahkan tubuhku diatas kasur kesayanganku. Aku menatap langit langit yang penuh hiasan bintang bintang.

Tok tok tok

"Masuk." Teriakku. Mama pun masuk ke kamarku dengan membawa segelas air putih, makanan dan obat obatan. Ah, aku benci minum obat.

"Ra, gimana tadi disekolah?" Tanya mama sambil duduk disampingku

"Yaa begitulah ma. Capek banget, hari ini nambah satu troublemaker-nya."

"Troublemaker? Siapa? Geng Zarro lagi?"

"Udah ketebak kan ma? Masalahnya, geng itu nambah satu anggota lagi. Dia anak baru disekolah, namanya Daniel Zarro Ardiansyah."

"Hmm, Mama sih yakin, yang namanya Daniel itu yang mendirikan geng itu."

"Kok mama bisa mikir gitu? Aku aja gak tau loh."

"Lah, orang ada kata 'Zarro' di namanya Daniel. Pasti dia yang buat,  Ra. Makanya, coba untuk peka dong, Ra."

"Aduh Mama apaan sih, kok jadi nyambung kesitu."

"Abisnya mama gemes deh, kamu ini orangnya gak pekaan banget. Ada orang yang naksir kamu aja, kamu gak peka."

"Lah, mama ini gimana sih? Mama sendiri yang ngajarin aku buat selalu baik ke siapapun. Mama juga yang ngajarin aku supaya nggak baper kalo ada orang yang baik banget ke kita."

"Yaudah yaudah. Ini, diminum dulu obatnya. Kata Vina, kamu pingsan disekolah ya? Pasti abis TKJ. Dan pasti kamu belum sarapan yang banyak."

"Iya Ma, biasa deh kalo olahraga satu itu aku langganan pingsan. Yaudah, aku pengen tidur dulu ya, aku lagi bete nih."

"Kamu ini. Kalo lagi bete pasti aja pelampiasannya kalo gak nyemil ya tidur. Emang kamu bete kenapa sih Ra? Cerita dong sama mama."

"Kan tadi aku udah bilang, aku capek ngurusin anak baru yang nakalnya lebih-lebih dari semua anak geng Zarro itu."

"Ooh, kalo itu sih kamu kan udah cerita tadi. Ngapain diceritain lagi."

"Kan mama sendiri yang nanyaaa."

"Yaudah deh, maaf ya mama udah ganggu istirahatnya. Kamu tidur yang nyenyak ya." Mama mengecup keningku.

"Oh ya Zahra, jangan terlalu mikirin anak baru itu ya. Nanti kamu suka lagi." Ucap Mama sambil menutup pintu.

"Hah? Suka sama Daniel? Gaakan pernah."

****

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Where stories live. Discover now