Bagian Delapan

6.7K 305 7
                                    

Pagi ini kelas tampak ramai. Bagaimana tidak, guru guru hari ini rapat semua. semoga saja sampai pulang nanti.

"Hey semuanya. Hari ini beneran guru guru rapat?" Tanyaku sambil duduk nyempil diantara Vina dan Annisa

"Duuh nyadar body dong Ra. Katanya sih gitu. Pada rapat buat study tour nanti." Jawab Sheril tiba tiba

"Yeaayy akhirnya study tour lagi kita." ucap Dinda kegirangan.

"Oiya.. kemaren makan malemnya gimana Ra? Lancar?" Tanya Nia

"Ooh itu. Alhamdulillah lancar kok Ni." Jawabku

"Kalo anak cowo yang umi kamu bilang itu, gimana? Kece ga?" Tanya Nia lagi.

Deg!

Aahh. Aku gamau bahas bahas itu lagi!!!

"Eh.. itu.. mmm anu..."

"Loh, kok kamu jadi salah tingkah gitu sih Ra?" Tanya Nadine

Aku hanya terdiam. Vina pun menatapku dengan tatapan tak biasanya. Aku hanya menunduk.

"Dia..."

Belum juga aku melanjutkan ucapanku, handphoneku tiba tiba berdering. Ternyata dari..
Pak Wakasek?

"Assalamualaikum pak? Oh iya, sekarang Pak?! Oke iya siap pak. Iya waalaikumsalam."

Bip

"Temen temen, sorry ya, aku dipanggil dulu ke wakasek nih." pamitku

"Eh Ra, gue ikut dong! Sekalian mau ke kantin Teh Winda nih." Ucap Vina sambil menarik tanganku.

"Eh, oke deh." Ucapku

Aku dan Vina pergi menuju kantin Teh Winda. Disana cukup ramai, mengingat guru guru sedang rapat juga, para siswa pastilah bergentayangan di kantin.

"Teh Windaaa!" Sapaku

"Eeh, Zahraa! Tumben kesini lagi, biasanya suka nitip ke Vina kalo jajan kesini." Ucapnya

"Haha. Maunya sih gitu teh." Ucapku sambil menyenggol lengan Vina. Iapun balik menyenggol lenganku.

"Tapi aku dipanggil Pak Dani nih. Harus ke ruang wakasek." Sambungku

"Oh gituu. Ada apa emangnya Ra?"

"Akujuga gatau sih Teh. Cuma yaa paling ada hal penting yang mau disampein. Duhh padahal inginnya sih diem dikelas, ngobrol ngobrol sama temen. Yaahh nyantei dulu aja deh disini."

"Duh pemalesan banget nih ketos yang satu ini." Cibir Vina

"Ehh apa kamu bilang? Ini juga nih, wakil ketosnya jago banget jajan." Balasku

"Eehh jangan buka kartu gitu dong aah."

"Hahaha fakta kan Vin?"

"Emm, Zahra, punteun pisan itu ada yang mau ambil minuman." Ucap Teh Winda

Aku dan Vina seketika terdiam. Disampingku sudah berdiri seorang lelaki berperawakan tinggi, bermata sipit, hidung mancung, kulitnya putih serta bibir yang tipis. Nampaknya dia sedang menungguku untuk segera menyingkir. Akupun segera menyingkir dari tempat itu dan lelaki itupun membawa sebotol air mineral.

"Teh ini berapa?" Tanya lelaki itu sambil merogoh sakunya

"Itu lima ribu aja."

Lelaki itu menyerahkan uangnya. Dia sempat menatapku, sebelum akhirnya ia meninggalkan kantin ini.

"Dih. Liatinnya gitu banget ya Ra." Komentar Vina

"Hmm.. Teh, udah lama ya dia tadi berdiri disitu?" Tanyaku

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin