Bagian Sembilan

6.2K 295 1
                                    

"Tadaaaa! Baguskan dressnya?"

Mama menunjukkan dress berwarna pink pastel disertai renda kecil di bagian pinggang. Ah pokoknya ini sangat cantik sekali. Tapi, untuk apa ini?

"Ma, kok tumben sih bikin dress beginian? Ada apa?"

"Mmm, Ra, ada yang mau mama sampaikan."

"Ada apa ma?"

"Mama harap kamu ga keberatan ya nak. Karena ini udah kesepakatan semua."

'Hah? Kesepakatan semua? Apa maksudnya

***

*DANIEL POV*

Shit man!

Hari ini apes banget gue! Gara gara gue dapet nilai kecil di Kimia, gue jadi harus jalan kaki ke sekolah! Bayangkan bro, Jalan kaki! Padahal baru dua kali gue remedial test kimia. Serius! Disekolah baru ini gue gabisa lirik kanan lirik kiri. Test biasa aja udah seketat ini, gimana lagi nanti ujian? Oh God, this is my first time go to school without my lovely Rover sport! Tapi untung aja sih ga jauh jauh amat ni komplek ke sekolah. Yaa paling 15 menit jalan kaki nyampe lah. Gue lirik jam tangan Rolex kesayangan gue, dan menunjukkan pukul 06.54. Gue kaget bukan main, karena 1 menit lagi gerbang ditutup. Tanpa pikir panjang, gue langsung berlari secepat yang gue bisa. Setelah sampai digerbang sekolah, ternyata gerbangnya ditutup. Gue hanya bisa memegangi sambil menggoyang goyangkan gerbang sekolah.

"Ck, baru telat satu menit juga. Ooy yang didalem buka doong!"

Seorang gadis dengan tatapan yang sudah kukenal itu kini menghampiriku. Ya, siapa lagi kalo bukan Zahra.

"Thank godness! Ra, bukain pintunya dong." Bujuk gue

"Daniel Zarro Ardiansyah."

Gue terdiam mendengar dia memanggil nama gue. Dia nampaknya sedang menghela nafasnya terlebih dahulu

"Hmmm, kamu yakin mau masuk kelas?"

"Iya dong jelas. Kalo ngga, gue bakal digampar bokap nih."

"Oh gituu, kamu takut ya kalo sampe dimarahin ayah kamu?"

"Iyalah jelas! Sekarang please bukain gerbangnya! Lo juga harus masuk kelas kan? Ntar lo kena marah juga kalo telat masuk kelas."

"Aww sosweet deh kamu mikirin nasibku juga. Tapi sebagai pengurus osis, kami punya hak untuk jaga sampai jam 8. Jadi gausah khawatirin aku ya Daniel."

"Ayolah Zahra. Kamu dari sini keliatan cantik loh. Apalagi kalo kamu buka gerbangnya. Bakal lebih jelas cantiknya."

"Kamu juga Daniel, meski kehalan gerbang, kamu tetep ganteng kalo dari sini. Makanya aku ga mau bukain gerbangnya biar bisa terus menatap wajahmu yang ganteng ini."

"Zahra Shafa Adiba, lo itu beneran cantik dan imut deh. Please honey, let me in! In to your heart."

"Oww, don't be riddiculus, i don't want to open this gate for you. So, bye bye King of Late! Hope you like your day!" Zahra meninggalkan gue dengan teganya

"Zahra! Kalo lo ga bukain gerbang, lo harus jadi cewe gue!"

***

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt