Kinar terdiam. Memikirkan ucapan Ririn. "Bener juga sih lo, Rin. Tapi kan lo pada tau kalo gue ini anaknya gampang emosian. Apalagi sama Aric. Tiap hari gue pengen banget buat marah sama dia. Karena dia ganggu gue terus. Hobi bener nyari masalah sama gue. Gue mana bisa diam."

"Ya dicoba dulu kali, Kin. Kan kalo lo diamin, dia kayaknya kesel sendiri. Dia ngomong panjang lebar nyagil elo, elo Cuma diam gak perhatiin." Kata Ririn.

"Iya tuh, Kin. Coba aja dulu. Apa salahnya sih cobain? Kalo berhasil, lo lanjutin terus sampe dia gak nyagil elo lagi." timpal Hilda.

Kinar tersenyum lebar. "Oke. Oke. Entar gue coba. Kayaknya ide kalian brilian bener. Kok gue gak pernah mikir ya."

Ketiganya tertawa dan melanjutkan obrolan seputar pelajaran seni budaya sembari menunggu teman-teman lainnya mengganti baju.

Lalu terdengar jika ada langkah-langkah yang akan memasuki kamar mandi. Ternyata itu Ninda dan dua temannya. Kinar yang sedang merapikan baju olahraganya agak terkejut melihat Ninda. Tapi mukanya langung biasa aja.

Ninda berjalan menuju wastafel dan menyingkirkan beberapa anak kelas Kinar yang sedang merapikan diri. "Minggir. Gue mau berkaca."

"Tapi gak usah gitu juga kali. Kalo mau berkaca Cuma buat sendirian, bawa kaca dari rumah dong!" Jasmine langsung mengamuk. Jasmine memang dari dulu gak pernah sekali pun suka dengan Ninda.

"Ya suka-suka gue dong. Kenapa lo yang sewot." Ninda mencibibir. Lalu ia menatap pantulannya di cermin dan merapikan rambutnya. Kedua temannya langsung berdiri di sampingnya.

Jasmine yang masih emosian langsung menghampiri Kinar untuk memintanya memasangkan dasi. Dari dulu jika Jasmine sedang galau atau emosian, pasti dia lupa cara memasang dasi.

"Eh, katanya ada ulangan fisika ya hari ini?" Tanya Milla.

"Demi apa lo?" Tanya Jasmine yang langsung melototi Milla.

"Iya, Jas. Lo gak denger apa pertemuan hari senin." Jawab Hilda.

Jasmine masih shock. "Kok gue sampe lupa sih?"

"Pelajaran mana aja sih?" Tanya Fera.

"Itu tuh pelajaran kemarin-kemarin." Jawab Ririn.

"Katanya bab 1 juga dimasukin." Kata Kinar.

Semua temannya melototinya.

"Yang satu soal itu ada lima jawaban?" Tanya Hilda dengan histeris.

Kinar mengangguk sekali. Teman-temannya pun sibuk berkeluh-kesah karena mereka lupa pelajaran fisika. Kinar pun sibuk merapikan seragamnya. Tak sengaja ia mendengar obrolan Ninda cs.

"Eh, Aric yang anak kelas 3 IPA-2 itu lagi pedekate loh sama gue." Kata Ninda menyisir rambutnya.

RELATIONSHITWhere stories live. Discover now