Sebagai Kakak....

15.4K 1.1K 108
                                    

     2 jam sudah aku memperhatikan pintu kamar adikku. Tak ada suara yang keluar dari kamar itu, rasa penasaran memenuhi pikiranku, aku mulai merasa firasat buruk tentang keanehan ini.

    Aku mendekati pintu kamarnya jantungku berdetak kencang keringat dingin membasahi tubuhku, perasaan aneh menggrogoti tubuhku.

   Setelah lama aku berdiri di depan pintu kamar adikku, kuputuskan untuk mengetuk pintu kamarnya.

Knok,knok,knok.

   Tak ada jawaban. Kuketuk kembali kembali pintunya.

Knok,Knok,knok.

Tetap tak ada jawaban.

   Aku sadar pintunya tak dikunci, kubuka pintu kamarnya perlahan kamarnya begitu gelap(lampu kamarnya mati)

    baru beberapa langkah aku masuk kakiku menginjak sesuatu, perasaanku tak enak, tanganku gemetar mencari tombol lampu, ketika lampunya menyala aku membeku.

Lama aku terdiam menatap 'Kegiatan Adikku' dan temanya. Saat itu adikku tengah 'mendan-dani' rahel dengan pisau dapur dan paku, temanya sudah tak bernyawa dengan keadan isi perut berceceran dilantai, adikku mengukir wajah rahel dengan pisau dan menancapkan paku di seluruh badannya Tampak sesuatu yang kuinjak adalah usus kecilnya.

   Aku mulai mual, adikku menatapku kaget refleks aku berlari menuju telepon rumah, ketika aku hendak menelpon polisi aku berpikir sejenak.

Aku mulai teringat janjiku dulu saat berusia 5thn, aku meletakakn genggang telepon aku berpikir sesaat, lagi pula bagai mana nanti aku melindungi adikku kalau ia dipenjara? Atau dihukum mati?.

   Aku berbalik menatap kamar adikku, tampak ia mengintipku dengan wajah muram.

   Aku berjalan mendekatinya, aku berdiri diambang pintu dan dia berdiri di depanku sambil mendukan kepala badanya gemetar tampak pisau di tangan kanannya digenggam erat, kutatap sekilas baju gotik yang ia kenakan lusuh berlumur darah, kuelus kepalanya ia menatapku, aku hanya tersenyum sambil berkata

"Kalau sudah selesai bersikan."

   Sesaat ia tampak binggung kemudian tampak kegembiraan di wajahnya, dipeluknya aku.

"terimakasih kak" katanya.

   Ia masuk kembali dan menutup pintu seolah ia tak melakukan apa apa, dan sekarang aku harus mandi, karena darah rahel ikut menempel di tubuhku.

-Sebagai kakak aku harus mengerti sifat dan kebiasaan adikku sendiri.

-Sebagai kakak aku harus melindungi adikku bagaimanapun caranya.

-Dan Sebagai kakak.............. Aku akan menjadi tempatnya bernaung dan pulang.

================================

Trimakasih bagi yang mau baca
keritik dan saran saya tunggu

My Sister Is Psycopath [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang