[3] Tragedi Memalukan

32.8K 2.8K 305
                                    

Jjang!!

Hari ini adalah hari bersejarah bagi sebagian orang yang menjalani MOS alias Mari Olok-olok Siswabaru--ralat, Masa Orientasi Siswa. Yang kelas satu masih pada lugu-lugu, yang naik kelas dua mulai menunjukkan giginya, yang kelas tiga langsung tebar pesona merasa dewa. 

"Eh! Lihat! Itu Rafa!" Semua mata tertuju pada seorang cowok yang berlari-lari menuju gerbang diikuti seorang cewek yang mengejarnya. 

"Loh cewek itu siapa?" Bibir-bibir gatal para penggosip mulai terdengar gaduh. 

Di sisi lain, Rafa harus berlari cepat dari kejaran Dru Padi. Loh kok bisa? Iya, ternyata Dru satu sekolah sama Rafa. Mereka ketemu di stasiun, nah dari sini lah semua berawal. Jadi, ceritanya begini;

"Loh, kok lo di sini?!" Dru syok melihat Rafa sudah berdiri di sampingnya memakai seragam yang sama. Baju putih, celana putih, dasi dengan logo yang sama. 

"Lah lu ngapa make seragam sekolah gue?" Rafa ikut kaget.

"Lah gue emang sekolah di BN!" Dru tak mau kalah. Ogah banget disangka ngebuntutin Rafa.

"Lohh... Lo kenal Rasya dong?"

"Kaga. Gue cuma tahu Kak Rasya karena dia tenar."

"Waktu di rumah Amah, berarti lo tahu dong gue kembarannya Rasya? Atau lo nyangka gue Rasya?" Rafa selidik curiga, meskipun gak ada yang perlu dicurigain.

"Gue langsung tahu lo kembarannya Kak Rasya, cuma gue diem aja." Dru masih cuek.

"Ohhh... Lo kelas dua?" Rafa meniti penampilan Dru dari atas sampai bawah kembali lagi ke atas.

"Iya." 

"Oh, bagus deh kalau gitu. Kita bareng tiap hari. Akhirnya, gue ada teman ngobrol." Rafa menghela napas lega sambil elus-elus dada. 

"Siapa juga yang mau ngobrol ama elo." Dru menjulurkan lidahnya. 

Rafa tertawa. 

Penampilan Dru sederhana. Rambut sebahu diikat satu, mata bulatnya yang nyaris hitam, kulitnya yang tidak pucat, juga bibirnya yang kecil dan kemerahan. "Apa lo liat-liat gue?!" Dru yang risih karena Rafa memandangnya sambil senyam-senyum mesum. 

"Gakpapa." Rafa memandang lurus lagi masih menahan senyum. Akhirnya, kereta yang ditunggu datang juga. 

Ketika mereka masuk kedalam  gerbong, ternyata kereta penuh dengan orang-orang yang ingin berangkat kerja. Terjadilah desak-desakan yang membuat Rafa dan Dru terpaksa berdempetan. Dru menutupi wajahnya dengan topi yang ia pakai, menyembunyikan wajah dari sensasi harum aroma tubuh Rafa. 

"Kalo di ruangan tuh topinya dibuka." Tinggi Dru yang hanya sepundak Rafa memudahkan Rafa untuk membuka paksa topi yang Dru pakai. Dru terperanjat saat Rafa melepas topinya. Gadis itu mendengus kesal. 

"Dasar iseng!" Dru kesal. Tidak berusaha merebut topinya yang kini berpindah ke kepala Rafa. 

Sepanjang perjalanan, mereka diam. Dru benar-benar mati kutu berada di dekat Rafa. Semua pasti akan terlihat serba salah. Enggak, Dru! Ingat! Dia hanya sebutir Rafa! 

Kereta berhenti di stasiun yang mereka tuju. Nah ini nih yang membuat Dru jengkel abis.

Bagaimana tidak, ketika mereka turun, kan penumpang lain juga banyak yang turun. Rafa yang sudah ada di luar, mengulurkan tangannya untuk membantu Dru keluar dari desakan para penumpang lain. Dru tidak mau menyambut uluran tangan Rafa, dia justru meloncat dari gerbong, dan Rafa menangkapnya! 

Return Fall [1] : R and DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang