[1] Salah Sendiri

Mulai dari awal
                                    

Babing: Pokoknya masuk-masuk nanti, Rafa harus kita cek

Yopi: Emangnya kenapa?

Babing: Gue takut Rafa bolong depan belakang, diena-ena sama om-om bule!

Rafa: Yah, ketahuan deh...

Mpi: NGEVET!

Haikal: Kmvrt!

Yopi: GUOOOBBLLOGG!

cing Ahmad: Astaghfirullah. Sadarlah kalian, Nak. 

-----------------------

Taksii berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup besar.

"Sudah sampai, Mas," ucap si supir karena penumpangnya malah asik main hape.

"Ohh iya, Pak. Nih uangnya." Cowo itu baru sadar dari dunia digitalnya. Dia segera memberi sejumlah uang sesuai argo. Keluar dari taksi lantas membuka bagasi. Dia mengeluarkan sebuah koper besar, lalu menariknya setelah menutup bagasi terlebih dulu.

Taksi pergi mencari penumpang lagi. Cowok itu masih saja mematung di depan pagar hitam yang tertutup.

Anjirlah, umpatnya sambil membetulkan rambutnya yang agak gondrong.

Kebetulan sekali, gerbang terbuka dari dalam. Seorang pria tua menyambutnya.

"Den Rafa!!" Bapak itu berteriak histeria bahagia. Seperti melihat malaikat jatuh, padahal cuma anak majikan yang baru pulang dari London. 

Rafa belum sempat membuka mulut menyapa Mang Yanto, tapi dia sudah gemetaran duluan melihat sosok yang ada di belakang pria ini.

"Rafa Enggardion!" Bariton sang Papa bagai petir di siang bolong. 

"Assalamu'alaikum, Pa." Rafa cengar-cengir kikuk.

Mang Yanto, alias supir pribadi papanya jadi ikutan bingung. Rafa sepik salim ke Mang Yanto, lalu dia masuk dan salim ke papanya.

"Kok Papa tau Rafa pulang?" tanya Rafa kayak orang bego. Mana mungkin gak tau, pasti Tante Jane laporan lah.

"Cepat masuk. Papa mau bicara," tutur papanya dingin. Rafa mengangguk menuruti daripada harus mendengar ceramah panjang lebar. 

"Rafa!" Ibunya menyambutnya dengan girang. Rafa melepas gagang koper lantas berlari menghambur ke pelukan ibunya. Rafa kangen, satu tahun tanpa Mama bukan hal yang mudah dilalui.

"Mama apa kabar? Mama senang Rafa pulang?" tanya Rafa dalam pelukan sang ibu. 

"Seneng banget, Nak! Mama kangen!" Ibunya mengecupi Rafa seperti anak kecil. 

"Rafa!" Suara cempreng yang satu tahun berhenti Rafa dengar, kini kembali masuk menulikan telinganya. Rafa kenal betul siapa gadis yang sekarang berlarian dari arah dapur. 

"Rafa aku kangen banget sama kamu!" Gadis berambut panjang itu meloncat ke pelukan Rafa. Rafa sih tertawa aja dipeluk cewek cantik. 

"Zee lebay," gumam Rafa memeluk Zee. Gak nyangka, dia kangen juga sama Zisha Gabriel. Usut punya usut, Rafa sengaja ke London cuma buat ngehindarin Zee, tapi satu tahun tanpa Mama bikin Rafa nekat balik lagi ke Indonesia. Urusan Zee yang bakal ngebuntutin Rafa lagi, bisa dipikirin nanti. 

"Lu ngapain kemari?" tanya Rafa melepas pelukan Zee. 

"Aku kan mau sambut kedatangan kamu, Raf!" Zee nyengir. Rafa menautkan alis, kenapa orang-orang bisa tau dia balik ke Indonesia. Pantas aja si Papa langsung muncul di depan pintu kayak tadi. 

Return Fall [1] : R and DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang