22|| Tak Saling Mengenal

Comenzar desde el principio
                                    

"Nanti aja di kantin." jawabnya singkat, setelah itu Berliana pamit pada orang tuanya. Gadis itu langsung pergi dari rumahnya.

Berliana melihat Arival yang menaiki motornya itu, sesaat itu mereka berpandangan. Berliana yang menatap Arival sendu, sementara Arival yang menatapnya dingin. Laki-laki itu memutuskan kontak mata dengan Berliana.

Arival-nya kembali menjadi laki-laki dingin dan cuek. Arival berubah  ke sifat awalnya.

Berliana menghela napas ketika motor Arival sudah melesat pergi. Ia ingin menjelaskan, tapi percuma. Boro-boro menjelaskan, saling menatap saja seperti dua orang yang tak saling kenal.

***

Disimpannya ransel berwarna biru itu di bangkunya. Berliana langsung duduk di bangkunya itu.

"Lo kenapa, Li?" pPrempuan itu hanya diam ketika Rara menanyakannya.

Semuanya tidak ada yang peduli dengan perasaannya. Dari mulai Rara, Angkasa, Arjuna dan—Arival.

Ia menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya itu, menunduk. Hari ini seperti ujian baginya, tak ada lagi semangat seorang Berliana yang selalu jahil pada siapa saja.

Hanya ada Berliana yang tidak bersemangat dengan hidupnya, hanya ada Berliana yang meratapi hatinya.

Dua insan itu, Arival dan Berliana. Dua orang yang mempunyai masalah hati dalam masa lalunya. Mungkin sifat mereka bertolak belakang, seperti langit dan bumi. Tapi kisah masa lalu mereka mungkin tak bisa di lepaskan dengan waktu begitu saja.


Berliana dengan cinta masa lalunya yang tidak berujung lama bersama Elang. Sedangkan, Arival dengan dua wanita yang sempat menempati hatinya. Diandra dan Aurelle. Walaupun Aurelle tak pernah menaruh hati padanya. Tapi Arival tak pernah menyesal telah mencintai Aurelle.

Semuanya seolah dibataskan oleh takdir pribadi mereka. Atau inikah ujian untuk mereka berdua? Tidak ada yang tahu dengan kebenarannya.

Bahu gadis itu bergetar, menandakan ia menahan tangis setelah semalaman menangis, "Nggak pernah ada yang ngerti sama gue... Hiks," tangis Berliana pecah membuat Rara mengernyit. Pasti Arival, batinnya.

"Li--"

"Biarin gue sendiri, Ra." Rara hanya mengangguk lalu keluar dari kelasnya. Ketika Angkasa yang melewati kelas mereka.

"Sa, Lian nangis." ujar Rara pada pacarnya.

"Kenapa?" Angkasa heran.

"Kayaknya, si Arival-"

"Brengsek, emang!" tangan Angkasa mengepal.

"Terus sekarang gimana? Tadi gue tanya sama Lian, tapi dia minta gue buat pergi. Dia bilang, dia butuh waktu, Sa." ucap Rara pada Angkasa.

"Sementara kita biarin Lian tenang dulu, kasih waktu dia untuk berpikir lagi kalau si Arival itu brengsek." Rara hanya mengangguk.

Sementar itu di SMA Cendrawasih, Arival tak bisa berkonsentrasi dengan latihan bersama tim-nya itu.

"Val, lo kenapa sih? Nggak biasanya lo kayak gini." Komentar Rey barusan membuat Arival menghela napas lalu menghembuskan napasnya kasar.

Arival menggeleng, tapi Rey tahu bahwa laki-laki yang  jago basket itu mempunyai masalah.

"Kalau lo punya masalah jangan di sangkut pautin sama latihan ini dong, Val." ujar Rey.

Arival men-dribble bola basket itu, tapi entah bagaimana pikirannya buyar kemana-mana. Ia melempar bola itu dengan kesal, meluapkan emosinya secara terang-terangan. Emosi yang sempat ia pendam.

Ia terduduk di lapangan basket, latihan kali ini sungguh membuat kecewa, Arival tidak berkonsentrasi.

"Lo mau kalah waktu kita tanding?" Rey menghampiri Arival. Pikirannya pasti tertujubpada Berliana. Bila tim-nya kalah, itu artinya Berliana harus jatuh ke dalam rencana Elang, lawan tim basketnya itu.

Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, Rey mengambil botol dingin berisi air putih di pinggir lapangan, lalu menyerahkannya pada Arival.

"Thanks," ujar Arival mengambil botol dingin itu, lalu membuka tutupnya dan meneguk airnya.

Arival memejamkan matanya sejenak, "Lo kenapa, Val? Ada masalah?" Arival diam tak menjawab. "Oke, gue ngerti kok. Nggak papa kalo lo belum mau cerita." Rey menepuk bahu Arival.

Ia gelisah, ingin berbuat sesuatu tapi tidak bisa. Jadi... Ia harus bagaimana?

Tbc

Feeling With LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora