-6- Terjebak

Beginne am Anfang
                                    

***

"Jioh!"

"Cha Jioh!"

Suara Hansung samar-samar masuk ke telinga Jioh. Matanya yang masih sayup-sayup perlahan mulai terbuka. Ia mendapati pemandangan yang tidak terlalu asing baginya.

"Ini..."

Jioh mendapati dirinya terbangun di pusat Stage Pertama. Tempat itu begitu padat dipenuhi orang-orang yang Jioh tak tahu identitasnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jioh

"Sedang ada masalah besar. Seluruh Explorer yang ada di The Land dikirim ke tempat ini. Dan kita tidak bisa keluar."

Hansung berkali-kali menekan fitur log out yang biasa akan membawa Explorer kembali ke dunia manusia. Namun kali ini tidak ada yang terjadi. Explorer yang lain juga terlihat mempermasalahkan hal yang sama.

"Apa sistemnya sedang error?"

"Aku sudah mencoba menghubungi operator. Tapi jaringan disini seakan diputus dengan dunia luar. Aku juga tidak dapat menghubungi explorer lain di luar."

Hansung masih sibuk mengotak-atik EARS-nya. Sedangkan Jioh mulai sibuk dengan pikirannya sendiri. Pusat Stage 1 yang sangat luas dipenuhi oleh Explorer dari seluruh dunia. Jika ditotal, mungkin jumlahnya mencapai ribuan. Jioh dapat melihat kepanikan yang mulai muncul dari beberapa Explorer pemula.

"Apa kita terisolasi disini?"

Saat seluruh Explorer mencoba mencari solusi, mereka dikejutkan dengan ledakan asap yang muncul di atas mereka. Dari kepulan asap yang perlahan menghilang, terlihat sesosok makhluk berwujud manusia dengan tanduk seperti unicorn di dahinya. Makhluk itu mengenakan pakaian rapi dengan jas berwarna abu-abu. Wajahnya tampak seperti pria berumur 28 tahunan.

"I-itu monster?"

Makhluk itu menyeringai membuat Explorer kalang kabut dan mulai mengangkat senjata siap menyerang. Tidak pernah ada laporan kalau di The Land terdapat makhluk yang menyerupai manusia. Hal ini justru meningkatkan kewaspadaan mereka.

"Selamat datang di The Land!" Makhluk itu meretangkan tangannya. Jioh dapat mendengar suaranya dengan jelas walaupun jarak mereka sangat jauh. Seolah-olah dia menggunakan pengeras suara.

"Aku dengar para manusia di dunia kalian menamai tempat ini The Land. Tapi perlu kalian ketahui, dunia ini aslinya bernama Argatroz." Makhluk itu mulai mengoceh dengan sangat nyaman tidak mempermasalahkan Explorer yang terlihat ingin menyerangnya.

"Ah, maafkan sambutanku yang sangat terlambat. Padahal sudah berpuluh-puluh tahun lamanya kalian mengambil kekayaan milik kami."

Walau berbicara dengan bahasa yang santai, Jioh dapat dengan jelas merasakan aura ketidaksukaan dari makhluk itu terhadap para Explorer. Dan aura itu terasa begitu menusuk hingga membuat Jioh merinding.

"Perkenalkan, namaku adalah Saga. Aku adalah salah satu pengurus stage pertama sampai stage ketigabelas. Aku dengar kalian membedakan tempat disini menggunakan kata 'stage'. Karena aku petugas yang baik, aku akan beritahu kalian. Tempat ini berada di Distrik Elego. Ini adalah tempat paling pertama dan paling jauh dari pusat Argatroz."

Argatroz adalah dunia yang berbeda dari dunia manusia. Namun didalamnya juga terdapat berbagai makhluk hidup. Saga menjelaskan bahwa Argatros memiliki banyak distrik tetapi tidak memberitahu jumlah tepatnya. The Land stage pertama adalah sebuah tempat yang berada di distrik Elego. Distrik Elego sendiri berada di kawasan paling luar.

"Pasti kalian bertanya-tanya kenapa dikumpulkan di tempat ini. Yah, tempat ini menjadi sempit begitu diisi sepuluh ribu orang."

Jioh rasanya ingin melempar kepala Saga dengan palu yang sering dipakainya saat menambang. Saga berbicara terlalu bertele-tele hanya untuk memberikan jawaban yang mereka pertanyakan sedari tadi.

"Kalian tahu, dunia kalian saat ini sedang dilanda bencana." Saga menjentikan jari dan munculah beberapa layar proyeksi yang menampilkan beragam pemandangan. Mulai dari hujan badai yang melanda Korea Selatan, gempa bumi hingga Tsunami juga melanda berbagai negara di dunia manusia.

"Itu semua disebabkan oleh kemurkaan Tyrash, sang Raja Iblis. Tyrash saat ini begitu marah karena kalian terus mengambil sumberdaya milik Argatroz yang dikuasai bangsa Iblis. Oleh karena itu, ia dan pengikutnya menciptakan kekacauan seperti yang dapat kalian liat di layar. Kudengar sudah jatuh korban hingga satu juta jiwa."

Para explorer mulai panik memikirkan nasib keluarga mereka. Mereka merasa marah dengan perlakuan dari bangsa iblis yang tinggal di The Land.

"Lalu, bagaimana cara menghentikan ini semua?"

Saga menarik ujung bibirnya tersenyum, "Mengalahkan Raja Iblis dan pengikutnya."

-To be continued-

The Land : Another WorldWo Geschichten leben. Entdecke jetzt