Jungkook menepuk pipi Jinri pelan. “Shin Jinri! Shin Jinri! Bangun,” ucap Jungkook dengan panik. Tidak ada jawaban dari gadis tersebut. Jungkook meletakkan telapak tangannya di kening Jinri, ia membelalakkan matanya saat merasakan suhu tubuh Jinri sangat panas.

Jungkook dengan cepat mengangkat tubuh Jinri ke ranjang lalu menyelimuti gadis itu sampai sebatas leher. Ia lalu berlari keluar kamar lalu beberapa menit kemudian membawa baskom kecil berisi air es dan handuk kecil. Jungkook mulai mengompres kening Jinri dengan handuk yang sudah ia basahi dengan air es secara berulang-ulang. Tubuh Jinri tampak menggigil, wajah gadis itu putih pucat bagaikan kertas.

“Jungkook-ah,” bisik Jinri. Ia memegang tangan Jungkook yang sedang memegang handuk kecil di keningnya tersebut. Laki-laki itu duduk dipinggir ranjang dengan kepala menunduk, Jungkook tertidur dengan posisi duduk dan tangannya yang memegang kompres di kening Jinri.

Jungkook terkejut saat merasakan tangan Jinri menyentuh tangannya. Ia terbangun dan melihat Jinri sudah sadar. “Shin Jinri, kau sudah sadar. Syukurlah,” ucap Jungkook. Ia mengambil handuk kecil dikening Jinri lalu meletakkan telapak tangannya di kening gadis itu. Panas tubuh Jinri sama sekali tidak turun.

Jinri menatap Jungkook yang tampak sibuk dengan handuk dan baskom berisi air tersebut. Laki-laki itu kembali meletakkan handuk kecil itu ke kening Jinri. Raut wajah Jungkook tidak bisa ia baca. Entah apa yang sedang dipikirkan laki-laki bermarga Jeon tersebut.

“Jungkook-ah, apa yang terjadi? Berapa lama aku tertidur?” tanya Jinri dengan suara setengah berbisik.

Jungkook menghentikan kegiatannya. Ia tiba-tiba melayangkan tatapan tajamnya pada Jinri. “Kau bertanya apa yang terjadi? Apa kau tidak tau jika sekarang kau sedang sakit, hah? Kau pingsan selama 2 jam dan kau sekarang sedang demam. Apa yang kau lakukan sampai kau tumbang seperti ini? Kau selalu saja ceroboh dan menyusahkan oranglain. Menjaga kesehatanmu saja kau tidak bisa,” bentak Jungkook dengan tiba-tiba.

Jinri terdiam dengan mulut setengah terbuka. Ia kaget karena Jungkook tiba-tiba membentaknya. Jika ia sedang sehat mungkin ia akan membalas bentakan laki-laki itu padanya namun sekarang ia lebih baik diam karena ia seperti tidak mempunyai tenaga sama sekali dan perkataan Jungkook memang ada benarnya.

Jinri mencoba tersenyum. “Aku baik-baik saja. Aku hanya sedang lelah sedikit,” sahut Jinri.

Jungkook tersenyum sinis. “Kau bilang baik-baik saja? Jangan mencoba menjadi sok kuat didepanku, Shin Jinri. Aku akan meminta Jin Hyung untuk memeriksamu,” ucap Jungkook. Ia bangkit berdiri untuk mengambil handphonenya yang ia simpan di meja rias namun Jinri menahan tangannya.

“Tidak usah, Jungkook-ah. Aku baik-baik saja. Jika Jin Oppa tau aku sakit maka keluarga kita juga akan tau. Aku tidak ingin menyusahkan orang lebih banyak lagi. Kau tau akan apa yang terjadi jika orangtuaku dan orangtuamu tau jika sekarang aku sedang sakit,” ucap Jinri. Ada sedikit nada cemas terselip dari perkataannya.

Jungkook kembali duduk dipinggir ranjang sambil melipat tangannya, laki-laki itu tampak berpikir. “Ah…Aku mengerti,” sahut Jungkook. Ia dan Jinri sudah tau kelakuan kedua keluarga mereka tersebut. Apalagi dengan keluarganya, mereka suka melebih-lebihkan suatu masalah. Jika orangtuanya tau Jinri sedang sakit sekarang, pasti hidupnya tidak akan selamat. Ia pasti akan dihajar ayahnya dengan alasan lalai menjaga Jinri. Orangtuanya sangat menyayangi Jinri melebihi mereka menyayangi dirinya.

Jungkook kembali bangkit berdiri. Laki-laki itu berjalan keluar kamar tanpa berbicara sedikitpun lalu tidak beberapa lama laki-laki itu kembali dengan membawa nampan ditangannya. “Makanlah buburmu lalu minum obatmu. Setelah itu beristirahatlah. Jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa menelponku. Aku ada di studio,” ucapnya. Jungkook menyodorkan semangkuk bubur hangat pada Jinri yang hanya dibalas anggukan oleh Jinri.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang