Louis berhenti tertawa setelah melihat seseorang yang datang bersama Zayn. Medyo melambaikan tangannya pada Louis. Zayn menarik dengan pelan tangan Medyo membawanya duduk bersama Louis. "Hai."

"Kau butuh psikolog," kata Louis, namun ketiga orang yang ada didekatnya tidak tahu kalimat itu diperuntukkan untuk siapa.

"Maksudmu aku?" tanya Zayn dengan menunjuk dirinya sendiri. Louis hanya tertawa sumbang sambil mengambil tehnya kemudian menyesapnya.

"Maksudmu aku butuh psikolog?" tanya Tara mengulang pertanyaan dari Zayn.

Louis menggeleng. "Kalau kau butuh psikiater."

"Berarti aku yang butuh psikolog," kata Medyo. Louis mengangguk membenarkan. "Hey! Aku datang bukan untuk curhat. Aku-"

"Kau mau apa. Kau merindukan mantanmu? Harry sedang tidak ada," potong Louis.

"Aku merindukanmu. Puas," ucap Medyo berhasil membuat Louis bungkam. Zayn dan Tara saling tukar pandang, tidak lama kemudian mereka berdua bangkit berdiri untuk meninggalkan Medyo dan Louis.

"Heh, kalian mau kemana?" tanya Louis.

"Aku mau," Zayn menggantung kalimatnya, tiba-tiba saja ia mengalungkan tangannya pada pundak Tara. "Aku ingin bicara serius dengan Tara. Ayo."

Tara hanya pasrah tangannya ditarik paksa oleh Zayn.

"Ngomong-omong apa tujuanmu kesini?" tanya Louis karena tahu kalau jawaban Medyo yang tadi hanya jawaban asal karena Medyo kesal ia dituduh datang untuk menemui Harry.

Medyo memutar bola matanya. "Aku sudah mengatakan kalau aku merindukanmu."

"Untuk apa kau merindukanku. Aku bukan siapa-siapamu," kata Louis sarkatik.

"Anggap saja aku penggemarmu. Anggap saja aku seorang fangirl yang merindukan idolanya. Jadi, sekarang kita sudah punya hubungan, dan aku sudah boleh merindukanmu," kata Medyo namun tidak berhasil mengubah ekspresi datar dari wajah Louis.

"Tapi aku tidak mau punya penggemar sepertimu."

Medyo mengibaskan tangannya. "Terserah."

"Kau tidak cocok jadi penggemarku, kau cocoknya jadi istriku."

"Seandainya gombalanmu itu sungguh-sungguh. Sebenarnya aku datang untuk menolak ajakan dinner dari Liam," kata Medyo jujur, Louis hanya mengangguk. "Aku mengatakan kalau aku tidak bisa karena aku ingin keluar. Jadi, aku kesini karena aku tidak suka berbohong. Aku bukan tidak mau dinner dengannya tapi-"

"Kau bohong, Maddy. Kau mengatakan kalau kau datang bukan untuk curhat. Kau tidak membohongi Liam, tapi kau membohongiku. Jadi kau tetap berbohong."

"Itu beda!" kata Medyo tidak terima.

"Kau lebih memilih membohongiku dibanding pria itu, padahal secara tidak langsung kau telah menolaknya," Louis mendecakkan lidahnya. "Setelah kupikir-pikir aku tidak mau menjadikanmu istriku, kau lebih memilih membohongiku dibanding pria itu."

Baru Medyo ingin membalasnya namun ponselnya berdering dari dalam tasnya. Medyo melihat nama yang tertera, ia melirik Louis dan ponselnya secara bergantian, sebelum akhirnya ia bangkit dari duduknya untuk menjauhi Louis.

"Hey Medyo," sapa seseorang diseberang. Mata Medyo masih melihat Louis yang sedang memperhatikannya.

"H-hey, Nadine."

"Aku merindukanmu."

"Aku juga," jawab Medyo.

"Umpp, aku ingin mengatakan sesuatu," kata Nadine lagi. Medyo hanya mengangguk meskipun ia menyadari kalau Nadine tidak melihatnya. Ini untuk pertama kalinya Nadine menghubunginya melalui telepon sejak pertama kali Medyo bertemu dengan Louis. "Medyo kau mau membantu aku lagi?"

"Ya. Tentu," kata Medyo santai karena perintah dari Nadine sudah ia laksanakan dan itu berhasil.

"Buat aku kembali dengan Louis," kata Nadine berhasil membuat Medyo menjatuhkan rahangnya karena kaget, saat bersamaan ia menangkap mata Louis yang sedang memperhatikannya, Medyo langsung menutup mulutnya. "Medyo? Kau mendengarku."

"Ya. Tentu."

"Maksudmu, kau mau membantuku?"

"Bukan. Maksudku, aku mendengar suaramu."

"Kau mau membantuku 'kan. Tugas yang berikan dulu terlalu mudah, dan kurasa itu tidak sebanding dengan tas yang aku berikan. Agar seimbang, kau harus melakukan ini untukku."

Medyo meneguk liurnya, ia kembali melihat Louis Tomlinson dan juga Tas Louis Vuitton pemberian dari Nadine. "Kenapa kau mau kembali dengan Louis?"

"Aku sudah kencan dengan tiga pria setelah aku putus dari Louis. Tapi, entah kenapa aku ingin kembali dengannya. Oh ya, aku akan kembali ke Coventry minggu depan. Kuharap kau berhasil membuat aku kembali dengan Louis saat aku sudah tiba," kata Nadine terdengar sangat antusias.

Medyo menggeleng cepat. "Aku tidak bisa. Kau tidak pantas mendapatkan pria seperti Louis."

"Apa maksudmu. Kau jangan macam-macam Medyo, aku ingin tasku kembali jika-" Medyo langsung menutup sambungan teleponnya.

[17 Januari 2018]

Cocky & SassyWhere stories live. Discover now