AXRAGA 8

7.9K 778 14
                                    

AXRAGA 8

Gila. Ini sangat gila.

Aku sama sekali tidak bisa menghubungi Sainara dengan apapun. Aku khawatir tentu saja. Pikiranku terbagi dua. Antara Sainara dan perang ini.

Ya aku tengah mengambil posisi dimana aku akan menembak dan membunuh orang- orang itu. Amartha!

Sialan! Ini benar- benar lebih buruk dari yang pertama mereka lakukan saat Rico menolak untuk bergabung dengan mereka.

Oh ayolah. Rico tidak sebodoh itu mau bergabung dengan Amartha. Sekolah saingan kami sendiri.

'Dor!'

"Shit!" Gumamku saat peluru itu hampir mengenai kepalaku.

Aku yang tengah terduduk di belakang tembok yang ukurannya tidak tinggi membuatku harus mendongkak agar bisa melihat siapa tadi yang menembakku.

Aku membalasnya. Dua kali peluru itu melesat dari pistolku. Dua- duanya tepat saSainaran. Dan orang itu lumpuh seketika.

Aku bergerak. Berganti tempat. Menembak. Bersembunyi. Itulah yang aku lakukan saat Sainara pergi tengah malam tadi. Oh ayolah ini sudah pagi hari. Mereka belum juga pulang. Dan perang ini sudah di mulai sejak 2 jam yang lalu.

Perang mulai mereda saat professor Gemma datang ke tempat tempur dan menghadapi panglima mereka. Panglima mereka mati di tangan Jendral Johan.

Akhirnya aku bisa beristitahat.

Tapi ada pergerakan mencurigakan di depan gerbang. Aku bersiap dengan pistol di depanku. Aku akan menodong siapapun yang ada di sana. Langkah kaki terseret membuatku semakin curiga. Apa ini?

"Siapa disana?" Teriakku

Apa yang aku dapat? Hanya erangan kesakitan. Aku yakin orang itu terluka.

"Axraga apakah itu kau?"

Yap. Joseph! Aku segera menyelendangkan pistol laras panjangku yang sedari tadi aku todongkan ke depan. Aku yakin. Sangat yakin. Jika ada Joseph di sana, berarti Sainara juga ada di sana.

"Jos?" Ucapku pelan

"Oh syukurlah perangnya berhenti," Joseph mengambil nafas lega.

"Oh astaga Grac!" Pekikku kaget

Tentu saja kaget. Garcilda berlumuran darah. Dia terluka?

"Dimana yang lain?" Ucapku panik

"Yang lain atau hanya Sainara huh?"

Astaga Grac! Dia masih sempat tersenyum dan menggodaku?

"Kau-"

"Sudah jangan ribut disini. Kita harus bawa dia," Joseph menengahi

"Baik, akan aku panggil Daniel dan Zoro untuk membantu," ucapku sambil mengeluarkan Walkie Talkie untuk menghubungi Daniel dan Zoro

"Apa yang terjadi disana?" Aku membuka suara setelah menghubungi Daniel dan Zoro

"Entahlah. Aku dan Gracilda menjaga di luar," jawab Joseph

"Bagaimana yang lain?"

Joseph hanya mengangkat bahunya acuh. Daniel dan Zoro datang tak lama kemudian

"Sainara hanya menyuruhku menunggu di depan gerbang," ucapnya mengangkat Gracilda menuju ruang medis dibantu Daniel dan Zoro

"Kau mau menggantikanku menunggu Sainara dan yang lainnya?"

Aku mengangguk setuju.

Baiklah. Aku di sini seperti orang bodoh. Lagi pula sekarang sudah banyak pasukan khusus baru yang berjaga di gerbang. Kemana Sainara? Sungguh aku sangat mengkhawatirkannya.

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang