part vii.

3K 364 18
                                    

ezra membanting tubuhnya di kasurnya. tangannya bergerak memijit kepalanya yang terasa berdenyut-denyut.

cowok itu menghela napasnya, matanya mengerjap memandangi langit-langit kamarnya berharap kalau atap di atasnya akan rubuh begitu saja lalu menimpanya.

ezra takut kalau perasaan lamanya yang sudah ia kubur dalam-dalam, kembali muncul.

ezra menyesap kopi panasnya dengan diam. cowok itu benar-benar bingung sekarang. bagaimana tidak?

gadis yang ia cintai, gadis yang meninggalkannya begitu saja, gadis yang membuat ezra berusaha melupakannya, kembali begitu saja.

bertemu dengannya.

secara tiba-tiba.

tanpa mengatakan apa-apa.

tanpa membahas hubungan mereka sampai saat ini.

"kopi?" suara seseorang membuat ezra mendongak, "lagi ada masalah ya?" cinthya--gadis yang sedari tadi ada dibenaknya muncul di hadapannya.

ezra meletakkan cangkirnya tenang, meskipun ia cukup kaget dengan keberadaan cinthya yang muncul tiba-tiba.

cinthya duduk di hadapan ezra. ezra bisa melihat baju dan rambut cinthya basah. mungkin, terkena air hujan diluar sana.

seolah tau, kenapa ezra menatapnya dengan dahi yang berkerut, cinthya nyengir "kena hujan." gadis itu balik menatap ezra yang tengah menatapnya datar.

cinthya menatap secangkir kopi hitam yang ia yakin, pahit itu. sudah hampir habis, pasti ezra sudah lama disini. "aku masih inget. kalau kamu minum kopi, pasti ada masalah." mereka menatap satu sama lain "karena kamu selalu berpikir kalau kopi akan membuat semuanya tambah kacau dengan rasa pahitnya." hujan diluar bertambah deras disertai petir dan kilat. "bahkan sampai sekarang, aku masih bingung, kenapa kamu malah minum kopi daripada meminum minuman manis, yang akan membuatmu lebih baik?"

gadis itu tidak pernah berubah, masih perhatian.

"jadi, apa masalahnya?" lanjut cinthya.

lo masalahnya.

"gak ada, gue lagi pengen minum kopi aja. udah lama gak minum kopi." jawab ezra.

cinthya tertawa kecut. "pasti claudya adalah perempuan yang baik, sampai kamu gak pernah minum kopi lagi." cinthya menatap dalam ezra "percaya sama aku, zra. bukan aku yang mau semua itu."

emosi ezra tersulut ketika mendengar suara bergetar cinthya "kalau gitu, kenapa lo gak perjuangin? perjuangin kita!"

"aku menyesal, zra,"

ezra menatap marah cinthya "lo tau? gue merasa, kalau cuma gue yang berusaha, kalau cuma gue yang mau hubungan kita akan terus ada, kalau cuma gue yang sayang, cin."

suara ezra memelan "sampai pada akhirnya lo memilih pergi." ezra beranjak berdiri, "dan sampai pada akhirnya claudya datang, membuat gue kembali hidup, dan lo kembali datang, menyesal dengan semuanya, dan berharap kalau kita bisa mengulangnya semua dari awal?"

ezra menatap cinthya yang terisak "semuanya gak segampang itu, cin."

ezra berbalik, meninggalkan cinthya yang masih termenung dengan air mata mengalir "tapi, aku masih cinta sama kamu, zra." ujarnya lirih.

ezra keluar dari kafe itu, tapi ezra mendengar semuanya. ezra mendengar kalau cinthya masih mencintainya.

ezra bergulung-gulung diatas kasurnya, bosan. ia membutuhkan banyak kopi sekarang. perkataan terakhir cinthya tadi sewaktu di kafe masih berputar-putar dibenaknya.

singkatnya, ezra dan cinthya putus bukan karena ldr seperti yang adik kelas claudya bilang dulu.

mereka putus karena, ayah cinthya tidak mengizinkan cinthya untuk berpacaran dengan ezra. ketika mengetahui kalau putrinya berpacaran dengan laki-laki berandalan seperti ezra, ayahnya langsung tidak menginzinkan cinthya.

selagi ezra berusaha keras untuk berubah demi cinthya, gadis itu hanya diam, tidak berbuat apa-apa dan tidak ikut berusaha mempertahankan hubungan mereka dan akhirnya memutuskan ezra secara sepihak dan memilih pergi meninggalkan ezra.

ponsel ezra berbunyi, buru-buru cowok itu menjawab panggilan telpon "halo?"

"sekarang, zra."

sambungan diputus.

ezra kembali berdiri dan memakai jaketnya dan pergi menaiki motor kesayangannya.

[]

P.S. I Love YouWhere stories live. Discover now