Eternally Loved - Ch. 5

54.7K 4.5K 108
                                    

"Kudengar Beth disini tadi." Komentar Rhys sambil meletakkan secangkir kopi di hadapan Cameron.

"Trims, aku membutuhkan ini." gumam Cameron. Ia menerima cangkir kopi tersebut dan menegaknya.

Rhys terkekeh dan menarik kursi di hadapan Cameron. Pria itu duduk sambil menyandarkan kedua tangannya di sandaran kursi dan menyilangkan kakinya.

"Bethany tahu bahwa Global Inc. tidak dalam ambang kebangkrutan." Ucap Cameron cepat.

"Jadi? Apakah kau memberitahunya tentang-"

"Tentu saja tidak." Suara Cameron terdengar masam ketika memotong pertanyaan kakaknya.

"Apa yang kau katakan kepadanya?" Rhys menyipitkan matanya dan memandang Cameron dengan curiga.

Cameron berdeham tidak nyaman dan memfokuskan pandangannya pada gelas yang ada dalam tangannya.

"Cameron," Rhys berkata dengan nada memeringatkan.

Erangan kecil keluar dari leher Cameron. "Aku mengatakan padanya bahwa Theodore membiarkan kita mengakuisisi Global Inc. karena pria itu merasa Bethany tidak pantas menjadi pewarisnya."

Rhys mengusap pelipisnya dengan dua jari tangan kanannya. Pria itu menggelengkan kepalanya mendengar pengakuan Cameron.

"Kau hanya membuatnya menjadi lebih buruk, Cam."

"Sial. Ini semua karena Theodore yang membuatku berjanji untuk tidak mengatakan apa-apa." Umpat Cameron.

"Apa lagi yang kau katakan?"

"Apa yang membuatmu berpikir bahwa masih ada lagi?" Cameron bertanya balik.

Rhys hanya menaikkan sebelah alisnya membuat Cameron sedikit merona karena kakaknya ini terlalu mengenalnya.

"Aku menyuruhnya untuk bersikap dewasa dan menghentikan kemanjaannya. Sudah saatnya ia mengemban tanggungjawabnya."

Rhys bangkit berdiri dan memberikan senyum mengejek. "Kau jelas menanganinya dengan sangat baik." Sindir pria yang lebih tua setahun itu darinya.

Cameron tidak berkomentar.

***

Bethany marah. Ia marah dan merasa dipermainkan oleh Cameron dan kakeknya. Tidak, bukan hanya mereka berdua, tapi semua orang selain dirinya seolah-olah sudah mengetahui hal ini.

Ia akan menanyakannya pada Isabel nanti karena wanita itu sudah pasti lebih tahu dari dirinya mengenai ini. Ia tidak bisa mempercayai kata-kata Cameron, terlalu terluka untuk mempercayai bahwa kakeknya tega melakukan hal itu terhadapnya.

Apa dirinya benar-benar seperti yang Cameron katakan? Apakah karena itu Cameron menganggapnya sangat mengganggu? Karena ia terlalu manja dan kekanakan?

Bethany berusaha untuk mengerti semua ini. Dirinya yang suka bermanja dan dirinya yang tidak mandiri adalah dua hal berbeda. Ya, ia akui bahwa ia tidak bisa melakukan apapun dengan kedua tangannya. Semua yang diinginkannya selalu tersedia oleh orang-orang suruhan kakeknya.

Tapi itu tidak membuatnya menjadi menyebalkan, bukan? Bethany harap tidak, karena ia sangat suka bermanja, terutama kepada kakeknya.

Memikirkan ini membuat Bethany rindu kepada pria tua itu. Sudah dua hari Theodore tidak menghubunginya dan ia ingin mendengar suaranya. Mungkin ia harus menghubungi kakeknya sekaligus bertanya mengenai Global Inc.?

Dengan cepat di raihnya ponsel yang berada di atas nakas. Ia memasukkan nomor telepon Theodore yang sudah di hapalnya di luar kepala kemudian menunggu beberapa saat hingga telepon diangkat.

Eternally Loved [WBS #3 | SUDAH TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora