Part 23 - Proposal...

Mulai dari awal
                                    

            " Ya...",sahutku dengan mata masih memandangnya. Ia terlihak kikuk, beberapa kali tangannya mengusap lehernya.

            " Ehm... bolehkah aku mengantarmu pulang", Pintanya. Aku menggeleng pelan.

            " Kenapa? Kamu sudah ada yang jemput?",

Aku menggeleng sambil tersenyum geli.

            " Aku bawa mobil sendiri",

Ia mengernyit bingung " Sejak kapan?", tanyanya yang mungkin baru mengetahui kalau sejak kembali ke Indonesia aku membawa kendaraan sendiri. Itu sudah kulakukan sejak aku putus dari Oscar, entah mengapa kekuatanku seakan meningkat sejak ia memutuskan hubungan denganku.

            " Sejak aku tidak mau bergantung pada orang lain", Jawabku yang sepertinya mengena sasaran. Karena saat ini Oscar hanya tertunduk.

            " Ya sudah, kalau sudah tidak ada yang dibicarakan aku ke atas dulu, mau membereskan peralatanku", Jelasku lalu beranjak bangkit. Oscar menengadahkan kepalanya, menatapku lagi.

            " Sinta ",

            " Ya ?",

            " Apa kamu masih mencintainya?",

Apa maksudmu Oscar? Siapa 'nya' yang kamu maksud?

            " Siapa yang kamu maksud?", tanya menatapnya bingung.

            " Rafki",

Aku terdiam sesaat, meneliti bagaimana reaksinya jika aku mengatakan 'Ya' padanya, kujamin ia langsung melotot lalu melenggang pergi. Tapi sayangnya aku tidak berbohong di hadapannya.

            " Tidak, sudah tidak lagi, sejak... sejak aku bertemu denganmu", kataku jujur.

Oscar menatapku bingung. Matanya seakan menunjukkan kalau ia cukup terkejut saat aku mengatakan itu.

            " Aku permisi Oscar, Assalamualaikum", Kataku lalu pamit pergi meninggalkannya yang masih terdiam membisu.

****

            Aku pulang dari rumah Nabila dengan perasaan kacau balau, kenapa aku harus bertemu dengan Oscar dan Rafki disana. Kenapa Oscar bertanya seakan – akan aku mencoba menyembunyikan masa laluku? Kenapa begitu banyak pertanyaan saat ini yang memenuhi fikiranku. Aku menggenggam setir mobil dengan erat. Aku ingin sekali menumpahkan segala kebodohanku yang tidak mampu untuk lepas darinya. Lepas darimu Oscar!

            Tadi malam, setelah sekian lama untuk pertama kalinya aku kembali menangis meraung – raung meratapi nasibku. Jika memang aku harus mengikhlaskan Oscar bukan untukku, aku akan rela jika memang itu bisa membuatnya bahagia.

            Pagi ini aku terbangun dengan perasaan lebih baik, setidaknya ada hal lain yang bisa kufikirkan selain Oscar, aku masih punya keluarga, pekerjaan dan... Aku masih punya Allah yang selalu melindungiku. Aku mengendarai mobilku pagi ini ke Butik, hari ini Nabila masih cuti, jadi aku menggantikannya untuk membantu keramaian Butik yang selalu terjadi di akhir pekan.

            " Assalamualaikum", Sapaku begitu membuka Pintu Butik. Tapi bukan sahutan yang ku dapat justru pandangan aneh kearahku. Aku memperhatikan diriku sendiri yang hari ini memakai gamis berwarna coklat muda dengan jilbab warna senada.

            " Assalamualaikum", Tegurku dengan wajah sebal.

            " Walaikumsalam Mbak Sinta", sahut salah satu staff. Aku melangkah menaiki tangga menuju ruang kerjaku dan Nabila. Namun begitu tangan ini membuka pintu yang kudapat adalah hamparan bunga mawar putih yang hampir memenuhi ruangan. Aku menatap dengan takjub, siapa yang melakukan ini?

Aku berjalan dengan tangan sibuk memindahkan bunga – bunga yang membuatku kesusahan berjalan kearah meja. Sesampainya di meja aku semakin tidak bisa berkata apa – apa lagi saat membaca tulisan di secarik kertas yang terselip  dalam rangkaian mawar putih.

            ' Sinta Maharani Wiryawan... Demi seluruh Cinta yang selama ini kurasakan, maukah kamu menikah denganku?  '

Oscar...

Oh Tuhan.... Pasti aku sedang bermimpi saat ini. Ya.. Aku pasti mimpi...

*****

Hai..Hai... Saya muncul lagi, Maaf ya agak sorean, soalnya masih belum ada waktu ngetiknya, hehehe
Maaf juga belum bisa bales komen di dua part sebelumnya, ciyus deh bukannya gak mau tapi apa daya dokumen - dokumen kantor masih menyita waktu saya. Maaf ya Part ini cuma sedikit, tapi sedikit ngasih harapan kan kapan Oscar dan Sinta berakhir? hehehehe Sepertinya sebentar lagi.. *nyengir gaje*

Love,

bebyZee

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang