Part 6 - Sampai bertemu lagi!

39.7K 2.3K 30
                                    

Aku baru saja ingin masuk ke alam mimpi setelah aktifitas yang melelahkan hari ini tapi apa daya belum sempat mata ini terpejam ponsel kembali berdering minta diangkat. Aku segera menekan tombol hijau setelah kulihat yang menelpon adalah sepupuku tercinta.

“ Hallo Sin, sekarang aku lagi sama Rama, dia kabur bawa – bawa koper gede – gede gitu, ada apa sih?”, Debby langsung nyerocos tanpa henti diujung telpon sana. Aku menghela nafas, Rama lagi..Rama lagi..

“ Assalamualaikum dulu dong Deb “, tegurku yang disambut suara cengengesan darinya.

“ Assalamualaikum Sinta, ini Debby, sekarang lagi mau ngadu sama kamu soalnya Rama tiba – tiba nongol diperpus sambil bawa – bawa koper segede gambreng, dia kabur ya? Serius itu beneran?”,Jelas Debby kali ini dengan suaranya yang terdengar makin berbisik. Aku tertawa geli mendengarnya.

“ Iya..dia kabur gara – gara berantem sama Bapak, abisnya pake kabur naik gunung segala rasain deh tuh”, Sahutku yang segera duduk cari posisi karena sepertinya bakal menarik obrolan kali ini.

“ Hah? Pakle Naren beneran ngusir Rama? Haduuh kamu tahu nggak Sin, sekarang dia minta aku cari tempat untuk tidur, mau aku biarin kasihan nggak ditolongin aku nggak tega, jadi gimana dong Sin?”, Tanya Debby, aku terdiam, perasaanku saat ini tiba - tiba nggak karuan apa jangan – jangan karena disana Rama kebingungan, aduuh..makin nggak tega.

“ Deb..aku minta tolong kekamu ya…cariin dia tempat tinggal semalem aja besok aku ngomong langsung sama Mbak Laras oke..”, Ujarku memohon pada Debby, aku yakin dia pasti mau nolong walaupun dia nggak cerita sama aku. Ku dengar helaan nafas darinya.

“ Oke, tapi hanya semalam ya..janji kalau kamu sama Mbak Laras bakalan langsung ngomong sama dia besok”,

“ Siip!!”,

“ Oke, aku ngurus dia dulu ya..wassalamualaikum “,

“ Walaikumsalam”,

Sambungan pun terputus dan aku kembali memikirkan nasib kembaranku yang naas banget hari ini. Walau sempat ada perdebatan karena aku kesel sama tingkahnya tapi jauh dilubuk hatiku aku sayang sama dia.

            Ini waktunya untuk tidur,  semoga besok tidak terjadi hal yang lebih buruk dari hari ini. Amiin…

****

            Hari ini aku minta cuti sama Nabila karena ingin menyelesaikan masalah Rama jadi pagi – pagi sekali setelah berpamitan ingin kekantor aku justru malah nangkring dirumah Mbak Laras dan Mas Yoda. Aku duduk disalah satu kursi dimeja makan mereka yang didesain sangat minimalis dan modern. Mbak Laras masih terlihat cekatan padahal usia kandungannya sekarang menginjak delapan bulan dan seluruh perhatian yang Mbak Laras berikan untuk Mas Yoda justru dibalas perhatian yang lebih luar biasa dari Mas Yoda. ia terlihat berkali – kali mengingatkan Mbak Laras agar lebih santai dan jangan terlalu ngoyo dalam beraktivitas.

            “ Jadi bagaimana Mbak? Mas? Bisa kan? Ayo kita samperin si Rama”, Ujarku sambil mencomot roti tawar dari piring dan memakannya tanpa selai. Mbak Laras menaruh teko teh’nya dan menghela nafas.

            “ Gimana Mas? Kamu sibuk nggak hari ini? “, Giliran Mbak Laras yang bertanya pada Mas Yoda. memang sih agak egois kalau harus membuat Mas Yoda cuti dari kerjaannya sebagai pemilik perusahaan yang berskala international demi sebuah kasus nggak penting yakni ngurusin anak kabur dari rumah.

Mas Yoda menyeruput teh’nya lalu menoleh kearah Mba Laras dan tersenyum penuh cinta.

            “ Ya sudah, ayo kita berangkat, tunggu apa lagi?”, Sahut Mas Yoda semangat. Yes! aku tersenyum penuh kemenangan.

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now