Part 3 - Ini Keputusanku..

42.8K 2.5K 17
                                    

Setelah semalaman aku tidak menemukan inspirasi satu pun untuk desain hijab dan gamis yang akan kuberikan pada Nabila, akhirnya aku memilih untuk mengungsi kerumah Mbak Laras dan Mas Yoda siapa tahu bersemedi di istana mereka bisa memunculkan ide untukku.

                “ Mbak Sinta mau kemana?”, Tanya Ibuku begitu melihat aku keluar dari kamar sambil menggendong tas.

                “ Kerumah Mbak Laras Bu, mau cari ide “, Jawabku sambil berjalan menghampiri Ibu yang sudah standby di meja makan. Kami selalu sarapan bersama dan ritual sarapan bersama hukumnya wajib dikeluargaku.

                “ Lagi? Ngapain sih Mbak, nggak enak tahu ngerepotin Mas yoda terus”, Keluh Ibu. Bilang aja Ibu mau ikut. Aku manyun sambil mencomot selembar roti tawar lalu memakannya.

                “ Tunggu Bapak sama Rama Mbak”, tegur Ibuku. Bodo ah. Aku kan butuh tenaga untuk nyari ide.

                “ Pagi Bu”, Sapa Rama yang muncul dan mencium pipi Ibu seperti biasa.

                “ Pagi Dek”, Sahut Ibuku sambil melirik tampilan Rama dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku terkekeh geli melihatnya.

                “ Kamu mau kemana Dek?”, Tanya Ibu dengan nada menyelidik. Rama melirik tas besar yang ia letakkan di sampingnya.

                “ Ke kampus dong Bu, masa ke Mall”, Jawabnya nyeleneh. aku melihat ibu yang sudah melotot kearahnya. Membuat Rama serba salah. Pasti dia ngaku abis ini.

                “ Mapala ngadain perkemahan di cibubur bu, aku jadi koordinator, boleh ya..Cuma dua hari semalam kok”, Tuh kan! Bener dia ngaku.

Ibu menghela nafas, pasti Ibu bosan sama tingkahnya Rama. Kalo nggak naik gunung ya kemah, kalo nggak kemah ya ke hutan melakukan penelitian.

                “ Ya sudah, mau diapain lagi, Sinta pergi, kamu pergi , Ibu sendiri deh “,Keluh Ibu yang membuat Rama dan aku tertawa.

                “ Kan enak Bu, bisa pacaran lagi sama Bapak”,

                “ AUUWWW!!”,

Cubitan ibu sukses mendarat dilengan Rama. emang enak!

                “ Ngomong jangan sembarangan ya Dek”, Tegur Ibu lalu kembali manyun. Aku hanya senyum – senyum melihatnya. Roti tawarku habis Bapak baru muncul.

                “ Ayo makan, Bu bapak Roti aja ya..Sinta, kamu makan nasi, Bapak lihat akhir – akhir ini kamu lebih sering ngemil ketimbang makan nasi, Rama, mau kemah lagi? Nggak usah pulang sekalian”, Ujar Bapak beruntun, pasti Bapak nguping dari dalem. Rama cuma mendengus sambil mengacak – acak nasi gorengnya. Lucu banget.

                “ Tapi Pak, masa aku batalin, nggak enak sama yang lain”, Rengek Rama tak mau kalah. Bapak meliriknya tajam. Aduduh, abis ini bakal ada perang kayaknya.

                “ Kalau nggak enak sama mereka ya sudah tinggal saja sama mereka”,Sahut Bapak dingin.  Rama meletakan sendok dan garpunya dengan kasar lalu meraih tas dan pergi meninggalkan meja makan begitu saja.

                “ Inget ya Ram, kamu nggak cuma dilarang pulang, tapi kalau kamu berani pulang setelah kemah Bapak kirim kamu langsung ke yogya”,

Langkah Rama terhenti otomatis, ia menoleh dan menatap Bapak geram. Mampus dah kamu Rama, gimana ini? Masa dia dikirim lagi ke yogya, kasihan banget.

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now