Prolog

129K 3K 62
                                    

Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupku, kebahagiaan yang tak bisa di ukur oleh apapun di dunia ini. Menyaksikan orang yang paling kusayangi duduk bersanding di pelaminan dengan pria pilihan hatinya sungguh membuatku terharu.

                Mbak Laras…aku turut bahagia untukmu, tak sia – sia kesabaran yang engkau pertahankan selama ini. Seluruh doa dan ikhtiar yang engkau panjatkan pada Sang Kuasa karena sekarang Allah menjabah semuanya Mbak, Semua kesabaran serta doamu dikabulkan Oleh Allah.

                Mas Prayoda, Pria tampan nan kaya raya yang berhasil menyunting serta mendapatkan hatinya. Terlihat sekali bahwa ada banyak cinta diantara keduanya. Dengan pakaian adat jawa modern keduanya bersanding sangat serasi dipelaminan membuat para tamu serta kerabat yang datang tampak iri dan bahagia.

                Aku berjalan mendekati Mbak Laras yang tengah menyantap makan siang yang terpaksa molor menjadi maka sore karena saking banyaknya tamu yang harus di temui. Ia nampak sedang bercengkramah dengan mas yoda yang sesekali menggodanya dan membuat Mbak Laras tersenyum malu – malu.

                “ Mbak..”, Panggilku saat sampai di sisinya, membuatnya mengalihkan pandangannya kearahku. Ia tersenyum menatapku.

                “ Sini Dek”, Serunya sambil menepuk kursi kosong yang berada di sampingnya. Aku pun menurut dan duduk disampingnya lalu melirik Mas Yoda sekilas, ia pun tersenyum padaku.

                “ Maaf Mas mengganggu sebentar, boleh Sinta bicara dengan Mbak Laras sebentar?”, Ujarku berhati – hati takut membuat Mas Yoda tersinggung. Tapi ia malah tersenyum jahil padaku.

                “ Tak masalah adik ipar, kuberikan Mbak’mu sekarang karena setelah acara selesai Mbak’mu hanya milik mas”, sahut Mas Yoda sambil mengerlingkan matanya pada Mbak Laras membuat Mbak Laras tersenyum malu bahkan kini wajahnya merah merona. Mas Yoda memang rajanya soal goda menggoda.

                Ia pun pamit meninggalkanku dan Mbak Laras berdua.

                “ Ada apa Dek?”, Tanya Mbak Laras sambil menatapku dengan seksama, tangannya menggenggamku tanganku lembut. Aku tersenyum melihat perhatian serta kelembutannya yang selalu membuatku nyaman berada di sisinya.

                “ Aku cuma mau bilang kalau aku bahagia sekaligus berterima kasih sama Mbak”, tuturku. Mbak Laras tersenyum mengerti.

                “ Sama – sama Dek, jadi..kapan kamu mau nyusul Mbak? Oh ya Mbak belum lihat Rafki dari tadi “, Sahutnya, matanya berkeliling mencari kekasih sekaligus tunanganku.

                “ Rafki ada tugas diluar kota Mbak “, Jawabku membuatnya kembali menatapku dengan dahi berkerut.

                “ Tugas luar kota? Memang kamu nggak bilang dari minggu lalu kalau hari ini Mbak nikah “, Mbak laras nampak bingung mengetahui kekasihku Rafki yang memang tidak bisa datang walaupun aku sudah memintanya sejak jauh – jauh hari. Tak mau membuat Mbak Laras cemas aku mengeratkan genggamannya. kucoba memasang senyum terbaikku.

                “ Tugasnya mendesak banget Mbak, dia titip salam juga buat Mbak, katanya maaf tidak bisa datang “, Jelasku menenangkan Mbak Laras. Mbak Laras tersenyum.

                “ Iya nggak apa – apa kok, jadi bagaimana? Kapan Rafki mau bawa keluarganya kerumah?”, Tanya Mbak Laras mengingatkanku kembali pada rencana pernikahanku.

                “ Segera Mbak”, sahutku cepat. Jujur, aku sendiri tidak tahu pasti kapan karena sejak sibuk mengurusi pernikahan Mbak Laras baik aku maupun Rafki sama sekali tidak pernah membahas soal pernikahan lagi seolah – olah lamaran yang Rafki tujukan padaku hanya angin yang numpang lewat.

                “ Bagus deh, tapi maaf kamu baru bisa nikah tahun depan, kamu tahu kan Bapak penganut mitos jawa kalau dalam setahun cuma boleh ada pernikahan satu kali, menyebalkan sekali ya”,Sewot Mbak Laras dengan segala penolakannya akan adat istiadat yang keluarga kami anut. Aku terkekeh geli mendengarnya.

                “ Ya sudah nanti kalau sudah pasti kapan gentian Mbak yang akan membantu kamu mengurusi pernikahanmu “, Ucapnya sungguh – sungguh membuatku terharu sekaligus bahagia. Aku tersenyum sambil mengangguk semangat.

                Setelah berbincang sebentar Mbak Laras dan Mas Yoda dipanggil oleh panitia WO ( Wedding Organizer ) untuk bersiap kembali di pelaminan.

                Aku hanya melihatnya dari sisi pelaminan betapa bahagianya keluargaku hari ini sampai tak terasa sudut mataku mengeluarkan air mata. Ini air mata bahagiaku.

                “ Terharu hah?”, Tanya seseorang yang tiba – tiba saja muncul dan berdiri disampingku. Rama..Saudara kembarku tampak sangat lucu dengan beskep jawa yang sama dengan yang Bapak kenakan, jadi terbayang saat baju itu disodorkan padanya.

                Aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaannya yang seperti pernyataan bagiku, tanganku sibuk menyeka air mata ini.

                “ Sudah ada kabar tentang Rafki? Aku merasa dia mulai menghindarimu sist”, Ujarnya yang selalu sok tahu, tapi biasanya apa yang ia katakan selalu sesuai dengan kata hatiku. Sebuah kelebihan yang sedikit mengganggu bagiku. Ia bahkan sering tahu apa yang terjadi padaku tanpa aku beri tahu seakan – akan apa yang terjadi padaku terbaca jelas di dahiku.

                “ Aku akan menunggu sampai dia pulang “, Jawabku mencoba menenangkan batinku sendiri. Rama mendengus kasar.

                “ Jangan mencoba seperti Mbak Laras, kamu bukan dia sist, aku tahu apa yang kamu rasakan sekarang  “, see ? Rama memulai aksi paranormalnya. Aku meliriknya sinis.

                “ Stop mencoba membaca fikiranku Dek, Aku mulai agak gerah dengan kebiasaanmu ini”, Sergahku mencoba mengalihkan topik. Ia tersenyum sinis.

                “ Aku suka kok! Menyenangkan bisa membaca jalan fikiran orang lain “, Sahutnya seakan tak peduli dengan protesku.

                “ Aku cuma mau kamu bahagia sist, aku harap kamu seperti Mbak Laras “, Ujar Rama, Ia tersenyum padaku membelai wajahku lembut lalu pergi meninggalkanku. Aku mendesah pelan, Rama benar. Aku harus segera menemui Rafki dan menanyakan kejelasan status pertunangan kami.

****

Saya datang lagi..membawa kisah baru..
Kisah seorang Sinta Maharani Wiryawan, ada yang sudah kenal kah? Yap! dia adalah Saudari kembar dari Anak saya Rama ( PEJANTAN TANGGUH ) dan adik dari Larasati ( The Real Love ).

Walau masih bergenre Roman tapi semoga kalian tetep suka dengan tulisan gaje saya.

hehehehe

Enjoy guys!

Love,

bebyZee

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang