Tata seorang anak pengusaha kaya yang memiliki perusahaan tambang minyak dimana ayahnya adalah purnawirawan dikepolisian.
Gaya hidupnya yang tinggi dan sangat berbeda dengan Ali yang sederhana membuat Tata tak bisa menyatu dengan keluarga Ali bahkan dengan Ali sendiri setelah menikah.

"Kamu nggak mau ikut nemenin aku tinggal disana?" Ali menatap Tata dengan wajah memelas.

"Ngapain ikut ke hutan gitu nggak ada apa-apanya?" jawab Tata ketus.

"Tapi kamu kan istri aku ya, Ta." sahut Ali lagi.

"Menikah dan menjadi istri kamu nggak ada perjanjian harus ikut kamu ke hutan ya, Li!" cetus Tata lagi.

Ali menghela nafasnya panjang. Pilihannya tak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Tetapi semua itu tetap Ali lewati dengan lapang dada.
Tata ternyata seorang perempuan yang temperamen dan keras kepala. Sama sekali pada saat dekat berbeda dengan saat sudah menjadi istrinya.

Tata tak pernah bisa menghormati dan menghargai orangtua Ali seperti orangtuanya sendiri. Hinaan sebagai orang kampung dan miskin sudah terlalu sering diterima ayah, ibu dan saudara Ali.

"Kampungan banget sih Li keluargamu, makan diluar aja dihitung-hitung banget, udah bagus aku traktir makan diluar eh malah nasehatin kenapa nggak memasak aja dirumah!"

Ali hanya bisa mengurut dada menerima perlakuan Tata. Sebelum menikahi Tata orangtua dan saudara tak ada yang ikut campur dengan keputusannya. Lalu kalau sekarang ternyata pilihannya seperti ini keadaannya Ali tak bisa mengeluh.

Suatu kali ketika Ali dengan susah payah mendatangi Tata dikediamannya dari tempat pekerjaan yang berjarak 7jam, dengan tubuh lelahnya Tata tak ada dirumah orangtuanya. Dan oleh Mom-nya Tata Ali malah disuruh kembali kerumahnya sendiri padahal jarak dari rumah Tata kerumah orangtua Ali sekitar 5jam lagi.

Bukannya menyesal telah menikahinya tapi siapa yang tak menyesal bila ternyata perlakuan keluarga Tatapun tak mengenakkan. Bukannya Ali disuruh menunggu didalam rumah meski Tata tak ada tapi malah disuruh pulang kembali kerumah orangtuanya. Terlalu tega, padahal Ali sudah susah payah jauh-jauh untuk menemui istrinya.

"Kasian banget sih lo Li, udah jauh-jauh datengin bini lo malah disuruh pulang, mertua lo kagak ngehargai lo sama sekali!" ucapan Bimo selaku orang yang memperkenalkan Tata pada Ali pun sebenarnya tak mempengaruhi perasaannya. Entah kenapa Ali begitu bodoh masih mau menerima dia apa adanya.

"Mending lo ikut gue lah, gue mau nongkrong nih di club 21!"

"Berarti kita balik ke kota, Bim?"

"Iyalah ngapain juga lo disini, nggak dibukain pintu juga!" sahut Bimo yang memang tinggal dikabupaten yang sama dengan Tata.
Sebenarnya Bimo saat itu hanya kebetulan mengenalkan Tata pada Ali bahkan tak menyangka Ali bakal jadi nikah sama Tata. Karna Bimo tau betul bagaimana keluarga Tata dimata orang sekitarnya. Angkuh, sombong dan memang keluarga paling merasa jagoan karna satu keluarga, Ayah, kakak, kakak ipar adalah seorang polisi dengan usaha yang mapan sehingga dikabupaten itu mereka menjadi orang terkaya.

"Nasib lo kenapa gini amat dah, Li, mending lo seneng-seneng deh!"

Akhirnya Ali ikut pergi bersama Bimo dan harus membuat jantungnya seperti seperti ditikam seribu belati manakala melihat disana ada Tata sedang teler bersama teman-temannya.

"Pantes kamu nggak ngangkat telpon aku, disini kamu rupanya!" kata Ali setelah menarik tangan Tata.

"Heii husband, kenapa nyasar kesini?" dengan wajah tanpa dosa Tata berkata ringan tanpa beban.

"Kamu yang kenapa ada disini? Aku jauh-jauh datengin kamu hanya untuk kamu jadiin kayak bola, dilempar kesana-kemari nyariin kamu, nggak ngehargain suami banget sih kamu!?"

"Kamu-kan suami-suamian buat aku Li, yang banyak ngeluarin duit buat pernikahan kitakan keluarga aku, kamu cuma nyumbang berapa sih? Udah deh, kamu nggak usah sok berharga, orangtuamu saja masih benalu, duri dalam daging!"

Dengan mata yang sayu karna mabuk Tata berkata-kata merendahkan dan meremehkan Ali.

Saat itu semua mata menatap mereka. Tangan Tata yang menggantung di leher Ali untuk menahan tubuhnya seperti tak kuat hingga Ali harus menahan pinggangnya tetapi dengan perasaan hancur. Hancur karna malu pada tatapan manusia-manusia disekitar mereka. Hancur karna tak ada harganya sebagai suami seorang perempuan didepannya.

"Gue bilang sama lo ya sekarang, gue mau kita cerai, karna gue lebih milih dia daripada lo!!"

++++++++++++++++++++++++++++
Banjarmasin 07/05/2016

Part 6 latar belakang Prilly dan kenapa bisa dengan Ali ya

Thank you semua, vote dan komentarnya

Takkan MelupakanmuWhere stories live. Discover now