2nd

1.4K 38 2
                                    

"Permisi bu,"

"Iya silahkan masuk,"

"Kamu habis dari mana nak?"

"Dari UKS bu,"

"Oh kamu yang pingsan tadi ya?"

"Iya bu,"

"Yaudah kamu boleh duduk,"

Aletha segera pergi ketempat duduknya. Masih sedikit merasakan perutnya yang seperti ditusuk tusuk. Untung saja ia hanya telat selama sepuluh menit jadi ia tidak ketinggalan informasi apa yang ada di kelas.

"Gimana keadaan lo ta?"

"Udah lumayan membaik tapi perut gue masih perih banget,"

"Yha itu mah salah lu sendiri kenapa gak makan,"

"Ehehehe iya sih. Eh btw itu wali kelas kita? Namanya siapa?"

"Iya itu wali kelas kita namanya bu Hana," kata tasya sambil sesekali memperhatikan wali kelasnya itu.

"Trus dari tadi ngapain aja?"

"Belom ngapa ngapain. Gurunya aja baru masuk,"

"Oalah,"

"Anak - anak karena kalian belum mengenal satu sama lain silahkan memperkenalkan diri satu persatu di depan kelas,"

Deg.

Satu persatu.

Didepan kelas.

"Perkenalkan nama saya Anastasya Gea Putri kalian bisa panggil saya Tasya," sekarang sudah giliran Tasya dan setelah ini Aletha akan maju dan memperkenalkan diri.

"Selanjutnya,"

Sekarang gue nih yang maju.

Haduh gimana nih.

"Ta sana maju,"

Tasya membuyarkan lamunan Aletha. Denyut jantungnya sudah berdetak diatas batas normal.

"N-- nama saya Aletha Putri Mayora kalian bisa panggil saya Tata,"

Aletha POV's

Astaga

Gila gue deg deg-an parah. Mana anak anak dikelas pada ngeliatin lagi gimana gak deg deg-an.

Keliatannya mereka baik baik.

"Halo nama saya Gunthur Abian Putra biasanya saya dipanggil Gunthur. Salam kenal,"

Apansih itu cowok sok imut banget. Namanya doang yang bagus orangnya mah apaan.

"Ta manis juga ya si Gunthur," tiba tiba tasya ngomong gak jelas. Ngelindur kali ini anak.

"Hah apa sya? Gak salah denger gua?"

"Apaansih beneran anjir si Gunthur manis,"

"Orang kek gitu lu bilang manis? Ah selera lu rendahan," kata gue meremehkan.

"Ati ati lu ta karma aja," katanya sok dramatis.

"Amit amit cabang orok,"

Perkenalan itu berlanjut terus sampai seluruh murid maju satu persatu. Gue memperhatikan mereka baik baik dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ah lebay amat lu ta.

"Anak - anak sekarang kalian boleh istirahat ya. Nanti kalo ada bel berbunyi tandanya kalian harus masuk kelas lagi. Paham?"

"Paham bu," jawab kami serentak.

Lalu semuanya berhamburan keluar kelas mencari kesibukannya masing masing. Lebih tepatnya kantin. Gue mengambil bekal yang tadi pagi mama udah siapin.

"Lo ga kantin sya?"

"Engga gue bawa makan,"

Seketika gue kesedek. Orang kayak Tasya bawa makan juga toh.

"Lo kenapa dah?"

"Gak gapapa,"

*****

"Kayaknya masih lama deh istirahatnya ta, jalan jalan yuk,"

"Yaudah deh dari pada gue bosen kek sapi ompong disini,"

Gue dan Tasya turun kelapangan dari pada bosen dikelas lebih baik jalan - jalan. Itung - itung sambil lihat lihat ada apa aja yang ada disekolah ini.

Itu kakak kelas yang tadi pagi nolongin gue kan ya, ngapain dia disitu?

"Sya sya,"

"Hhm apaan?"

"Itu kakel yang tadi pagi kan?"

"Lah iya, mau ngapain lu? Jangan bikin dia repot lagi deh,"

"Ish apaansih bukan gue mau bilang makasih sekali lagi karena itu orang udah bawa gue ke UKS tadi pagi,"

"Yaudah coba aja,"

Kita berdua mulai mendekati kakak tadi yang lagi duduk di bawah pohon sambil melihat teman temanya yang asik bermain basket.

"Misi kak," kata gue sok manis.

"Kenapa?" kata dia, jutek banget. Gak bisa santai banget sih ini orang. Sabar ta sabar lo kan cuma pengen bilang makasih.

"Gini kak, hm gue mau bilang makasih karena tadi lo udah nolongin gue,"

"Oh itu doang, yaudah sama sama," yaampun pertama kalinya gue ketemu orang kayak gini.

"Yaudah kak sekali lagi makasih ya," kata gue sambil senyum dan pergi ninggalin dia karena belnya ternyata udah berbunyi.

*****

Siluet Langit VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang