Chapter 6

5.3K 200 19
                                    

-Seorin POV-

Aku berjalan menuju ruang rapat kelompok teater. Suasananya sepi sekali entah kemana perginya orang-orang.

Aku pun membuka pintu ruangan tersebut. Aku melihat Kai sedang duduk di salah satu kursi. Aku melihat ke seluruh ruangan dan merasa sedikit heran karena tidak ada siapa-siapa di ruangan itu selain Kai.

Kai berdiri dari duduknya. "Duduk lah," ucapnya.

Aku pun duduk di salah satu bangku yang yang tidak jauh dari pintu. Tiba-tiba Kai berjalan ke arah pintu lalu mengunci pintu ruangan itu dan mengantongi kuncinya. Aku membelalakan mataku melihat tindakannya.

"Kenapa kau menguncinya?" tanyaku bingung.

"Tentu agar tidak ada orang lain yang bisa masuk," jawabnya ringan sambil tersenyum aneh.

Aku bangun dari kursiku secara perlahan. "Apa maksudmu? Kau hanya akan memberitahuku siapa penyebar berita itu kan?"

Kai berjalan perlahan ke arahku. "Iya, aku memang akan memberitahumu. Tapi, aku rasa tidak hanya itu," Kai menatap tajam ke arahku.

Aku berjalan perlahan menjauhi Kai. Jantungku berdetak kencang karena aku merasa takut. Aku takut terhadap sikap dan tatapan Kai.

"Apa maksudmu? Kau ingin memberitahu atau tidak? Aku hanya butuh info itu darimu tapi kalau kau tidak mau membertahu, lebih baik aku pergi saja," ujarku panik sambil mengulurkan tangan kananku bermaksud meminta kunci pintu darinya.

Tiba-tiba Kai menarik tanganku kencang sekali membuat tubuhku tertarik ke arahnya dan dengan cepat dia mendekap tubuhku dengan kedua tangannya. Aku semakin kaget karena samar-samar aku mencium bau alkohol dari tubuhnya.

"Kau ini apa-apaan sih?" tanyaku kesal sambil berusaha melepaskan diriku dari dekapan Kai.

"Kau mau tahu siapa orangnya?"

Aku pun terdiam sejenak mendengar perkataannya.

"Orang itu sudah berada tepat di hadapanmu." Ucapannya seperti membuat jantungku berhenti berdetak.

Aku pun kembali mencoba melepaskan diri dari dekapan Kai. Kali ini aku mendorong dadanya lebih keras. Setelah beberapa kali mendorongnya akhirnya dekapannya terlepas. Karena terlalu kencang mendorong aku kehilangan keseimbangan dan aku jatuh terduduk. Aku meringis kesakitan sambil memegang bokongku yg terbentur lantai.

Belum jg aku bangun tiba-tiba Kai menarik kaki ku membuat keduanya lurus. Lalu dia mendorong tubuhku ke lantai. Seketika dia pun duduk di atas pahaku yang membuat kakiku tidak dapat bergerak.

"Ahhh....!" teriakku saat kepalaku terbentur lantai. Aku memegang kepalaku dengan ke dua tanganku. Tiba-tiba Kai menarik kedua tanganku dan menahannya ke lantai di kedua sisi tubuhku.

"Kau mau apa?" tanyaku panik sambil tetap berusaha melepaskan diri darinya.

"Menurutmu?" tanyanya balik sambil tersenyum tipis.

Aku mengerahkan semua kekuatan yang kupunya, tetapi tetap sia-sia. Tubuhku yang jauh lebih kecil darinya tak kuasa melawan berat tubuhnya dan cengkramannya yang begitu kuat. Karena lelah akhirnya aku menyerah. Kai masih terdiam di atas tubuhku sambil tetap memegangi kedua tanganku. Dia menatapku tajam aku pun membalas tatapannya.

"Entah apa yang Kris hyung lihat darimu. Bahkan dia rela meninggalkan Saera noona demi dirimu," wajah Kai menegang dan membuatku sangat takut.

"Bahkan Suho hyung pun selalu memberikan perhatiannya padamu," dia terdiam sejenak.

"Apakah aku harus mencari tahu apa yang membuatmu menarik perhatian mereka?" tiba-tiba tercipta senyum licik di wajahnya.

"Kau mau apa?!" teriakku saat Kai mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku pun memalingkan wajahku saat bibirnya hampir mengenai bibirku. "KU MOHON SIAPAPUN DI LUAR SANA TOLONG AKU!!!" teriakku sekuat tenaga.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang