chapter 8

1.5K 77 2
                                    

Pagi hari yang cerah, sekitar pukul 6 pagi. Cinta sudah berada di kelasnya. Terlihat, ruangan kelas ini masih terlihat sepi. Cinta masih memandang, tempat makan berwarna hijau berbentuk katak lucu yang berisi nasi goreng pedas sepesial untuk Dave.

"Semoga Dave suka sama masakkan aku. Tapi, tumben banget ya.. Dia mau aku bawain nasi goreng. Biasanya, maunya harus dimasakin langsung di rumahnya. Hmm.. Tapi, yasudahlah.. Mungkin, dia kangen sama masakkan aku." ( ucap Cinta dalam benaknya )

Tak berapa lama, menunggu. Akhirnya, Dave datang dan terlihat senyum senyum manis di pipinya.

"Hai.. Cantik.." ( sapa Dave yang baru datang )
"Hai.. Tampan.." ( jawab Cinta kepada Dave )

Sebutan cantik dan tampan adalah sebutan mereka dulu, sewaktu kecil.

"Kamu sudah membawanya. Kesukaan ku.." ( ucap Dave yang mengingat ingatkan Cinta )
"Ya.. Aku tau. Aku bawa kok, ini semoga kamu suka." ( ucap Cinta sambil memberikkan sekotak tempat makan )
"Eh! Ntar dulu. Nanti aja, sebelum aku tanding. Biar bisa ngisi perut yang kosong ini."
"Yaudah. Terserah, kamu aja deh."
"Oke! Kalau gitu, gimana kalau kamu temenin aku latihan? Gimana?" ( tanya Dave mengajak )
"Emm.. Tapi, mendingan aku ke perpustakaan aja ya?"
"Ayo dong! Hmmm?!"
"Yaudah deh. Tapi, jangan lama lama ya?"
"Iya. Tenang aja.."

Dave langsung menarik tangan Cinta menuju ke lapangan basket. Di sana, sudah terlihat ramai sekali oleh wanita wanita cantik yang mungkin, sedang menemani pacarnya latihan.

"Kamu tunggu sini ya? Aku mau latihan dulu. Oke!" ( ucap Dave sambil menjauh dari Cinta )

Cinta hanya menjawab dengan anggukkan. Tiba tiba ada seorang lelaki tampan, menyapa Cinta.

"Cinta!" ( sapa Rama )
"Eh! Pak Rama!" ( jawab Cinta sedikit kaget )
"Kamu kalau ketemu saya di kantor, baru panggil saya pak. Tapi, kalau di kampus kamu panggil saya Rama. Ya?" ( jelas Rama )
"Ba- baik pak. Eh! Maksud saya, Rama."
"Oh ya! Kamu nemenin Dave ya?"
"Iya Rama."

Tiba tiba Dave datang menghampiri Cinta dan Rama.

"Eh! Rama! Lo baru dateng? Dari mana aja?" ( tanya Dave yang memang teman dekat Rama )
"Sorry Dave. Gua baru dateng, gara gara macet banget. Apalagi, Jakarta emang macet banget. Huh!" ( jawab Rama yang nafasnya masih tersengal sengal )
"Gak apa apa kok. Sob! Gua ngerti kok. Oh ya! Kenalin, ini sahabat kecil gua. Namanya Cinta."
"Ohh.. Cinta. Ini gua udah kenal kok sama dia."
"Lo udah kenal. Bagus deh. Kalau gitu, Cinta aku latiha dulu ya?"
"Iya."
"Saya juga." ( ucap Rama )
"Iya. Rama."

Rama dan Dave pun, menjauhi Cinta. Cinta melihat latihan mereka sangat serius dan bagus. Apalagi, kalau Dave. Dia memang dari kecil, hobi banget main basket. Makanya, dari SMP sampai kuliah. Dave selalu memilih basket sebagai ekstrakulikulernya.

Tiba tiba, di saat Cinta sedang serius memperhatikan Dave dan Rama latihan basket. Tiba tiba Cinta mendapatkan sebuah pesan dari handphonenya.

Cinta langsung membuka pesan tersebut, dan ternyata dengan nomor yang sama. Dia adalah orang yang sangat misterius.

"Cinta.. Adik kamu Silla. Sekarang dalam keadaan bahaya. Kamu harus cepat menolongnya. Sekarang! Dia berada di depan kampus kamu."

Setelah Cinta membaca pesan tersebut, Cinta langsung segera berlari secepat mungkin dan berlari menuju gerbang kampus. Dan ternyata benar, Silla sedang dalam bahaya. Mobil dengan kecepatan tinggi, melaju dengan cepat ke arah Silla yang ingin menyebrang.

"AWASS!!!" ( teriak Cinta sekeras mungkin )

Seketika Cinta langsung mendorong Silla ke pinggir jalan. Dan syukurlah, Cinta dan Silla selamat. Tapi, keadaan baju dan wajah Silla juga Cinta yang basah dan kotor. Karena, terkena cipratan lumpur dan kubangan air yang kotor.

Setelah, Silla mengertahui Cinta yang menolongnya dan membuat wajah dan bajunya menjadi kotor. Silla menjadi sangat marah, wajahnya mulai memerah.

"Kamu gak apa apa kan? Silla?" ( tanya Cinta panik )
"Eh! Kak! Emang, aku selamat. Tapi, gara gara kakak. Baju sama muka aku, jadi kotor gini kan! Make up aku jadi luntur! Hhheeeh! Awas ya! Kak! Sekali lagi kakak buat aku malu gini, di depan semua orang. Seumur hidup, aku akan BENCI sama kakak. Ngerti!!!" ( bentak Silla dan langsung pergi meninggalkan Cinta )

Cinta yang mendengar perkataan itu, hanya diam dan langsung berjalan menuju toilet wanita. Tanpa, melihat orang orang di sekitar, yang dari tadi memperhatikannya.

Sesampainya, di toilet. Cinta langsung membersihkan wajah dan bajunya. Dan Cinta masih memikirkan perkataan Silla kepadanya. Kata kata itu, seakan Cintalah yang salah dan menjadi pembawa sial.

Setetes demi setetes, Cinta mengeluarkan air matanya. Hati Cinta terasa sangat sakit sekali, hati ini terasa ditusuk tusuk oleh panah melebihi 10 panah.

"Silla. Kenapa kamu setega ini sama kakak Sill? Kakak hanya ingin, menolong kamu... Tetapi, kenapa kamu malah menyalahkan kakak..? Maafkan, kakak kalau memang kakak yang salah. Kakak tau.. Kamu memang benci sama kakak dari dulu.. Tapi, kakak berusaha untuk menjadi kakak yang baik dan bisa selalu menolong kamu." ( ucap Cinta dalam benaknya )

Setelah, air mata Cinta mulai berkurang. Cinta pun, langsung keluar dari toilet dan tiba tiba sebuah ranting pohon cukup besar, ingin menjatuhi Rama yang berada di bawahnya. Seketika, Cinta langsung lari dan berusaha menolong Rama.

"AWASS!! RAMA!!" ( teriak Cinta )

Akhirnya, Cinta dapat menolong Rama dari ranting itu. Dan bukannya, berterima kasih. Rama justru sangat kesal kepada Cinta. Karena Cinta, botol minuman yang diminum Rama, menjadi tumpah.

"Alhamdulillah.. Akhirnya, kamu selamat." ( ucap Cinta sambil mengelus elus dadanya )
"Eh! Cinta! Maksud kamu apa?! Dorong dorong saya! Terus meluk meluk saya! Ada apa? Kamu ngefans sama saya iya?! Gara gara kamu, minuman saya jadi tumpah kayak gini.. Tau?!" ( ucap Rama kesal )
"Iihh.. Kamu nih. Udah bagus bagus.. Saya tolongin. Malah marah marah. Eh! Rama! Keselamatan itu, lebih penting. Dari pada minuman kamu itu.. Kalau tumpah kan, bisa beli lagi." ( ucap Cinta yang sedikit kesal )
"Itu.. Cuma alasan kamu doang kan?"
"Terserah.. Kalau gak percaya kamu lihat aja tuh.. Ada ranting pohon yang jatuh. Di tolingin kok.. Malah marah marah.. Aneh. Master! Huhh.." ( ucal Cinta pergi )

Rama pun, melihatnya. Dan benar, ranting pohon yang cukup besar memang jatuh, tepat di mana Rama berdiri. Dan Rama baru sadar, kalau Cinta memang tulus menolongnya. Rama pun, langsung mengejar Cinta dan ternyata, Cinta sedang sholat Zuhur di mushola kampus.

Rama pun, memandang Cinta dengan serius. Betapa, khusyuknya Cinta mengerjakan sholat. Akhirnya, Rama pun ikut melaksanakan sholat di mushola.

Master Dan Cinta [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum