chapter 3

2.9K 103 1
                                    

Sesampainya, di daerah Menteng Cinta pun, menurunkan lelaki tersebut, di pinggir jalan.

"Sudah sampai mas, di daerah Menteng. Saya langsung permisi aja, saya harus masuk kampus. Ini hari pertama saya. Permisi mas." ( ucap Cinta yang langsung meninggalkan lelaki itu )
"Makasih ya!" ( teriak Lelaki tampan )

Karena kampus yang di tuju, tidak terlalu jauh dari tempat Cinta menurunkan seorang lelaki itu. Akhirnya, Cinta sampai dan tidak terlambat. Cinta pun, menghela nafasnya berkali kali hingga ia berhasil menempatkan sepeda motornya, di tempat parkiran.

"Akhirnya, sampai juga." ( ucap Cinta sambil mengelap keringatnya )

Tiba tiba ada seseorang yang mengagetkan Cinta.

"Hey!!"

Seketika, Cinta langsung membalikan tubuhnya, ke belakang. Dan ternyata, dia adalah Dave. Teman kecil Cinta.

"Dave! Kamu ngagetin aku aja deh." ( ucap Cinta tersenyum )
"Ya maaf. Oh ya, Cin. Selamat ya, kamu sudah bisa masuk kuliah. Aku gak nyangka, kita bisa sekampus bareng, lewat jalur beasiswa. Sekali lagi, selamat." ( ucap Dave menyodorka tangannya atas simbol memberi selamat )
"Makasih ya, Dave. Ini kan, berkat bantuan kamu juga. Kalau, kamu gak ngasih tau aku, kalau ada pendaftaran yang kayak gitu. Aku bakalan juga, bisa masuk kuliah di sini." ( ucap Cinta menerima sodoran tangannya Dave )
"Sama sama. Oh ya, kamu mau aku anterin ke kelas? Soalnya, tadi dosen aku bilang. Kalau ada murid baru yang akan di masukkan ke kelas aku. Yuk!" ( ajak Dave )
"Yuk!"

Dave mengajak Cinta ke kelasnya. Tak disangka juga, kalau Cinta dapat sekelas dengan Dave. Di perjalanan, Dave menceritakan segala ruangan yang ada di kampus ini. Dan Dave juga, menceritakan tentang siswa ganteng yang menjadi kapten tim basket juga, cheeleder di sini.

Sesampainya, di kelas. Cinta duduk bersebelahan dengan Dave. Cinta juga, banyak belajar dari Dave sebelum nantinya, dosen akan mengajar.

Tiba tiba pulpen yang dipegang oleh Cinta jatuh dan tepat berada di depan seorang lelaki yang bertemunya tadi.

"Yahh.. Jatuh kan, pulpennya." ( desah Cinta )

Lelaki itu pun, mengambil pulpennya Cinta dan meletakkan pulpennya, di atas meja Cinta.

"Gak usah. Mendingan, aku aja yang ambilin." ( ucap Lelaki tampan )
"Makasih ya." ( ucap Cinta )
"Iya. Makanya, kalau jadi orang jangan teledor." ( ucap lelaki tampan itu yang ternyata duduk dibelakangnya Cinta )
"Ihh.. Orang gak sengaja juga kesenggol. Ngatain teledor lagi." ( ucap Cinta kesal )
"Udah Cin. Itu! Dosennya, udah masuk." ( ucap Dave memberitahu )

Dosennya, pun masuk dengan gagahnya. Beliau adalah dosen yang galak dengan kumis tebal yang melintang panjang. Seisi ruangan, langsung diam dan sunyi. Beliau adalah pak Ramdhan.

"Selamat pagi." ( sapa pak Ramdhan dengan senyum simpul )
"Pagi.. Pak..."
"Hari ini ada mahasiswi baru yang mendapatkan beasiswa di kampus kita ini. Dia adalah Cinta Laudya. Tepuk tangannya, untuk Cinta!!" ( ucap pak Ramdhan bertepuk tangan )

Cinta pun, tak menyangka akan disambut sebaik ini. Cinta sangat gugup dan deg degan.

"Tuhh.. Kamu maju. Gih.. Sana, kenalin diri kamu. Cin." ( ucap Dave )
"I.. Iya. Tapi, aku gugup nih. Bismillah.." ( ucap Cinta pelan )

Cinta yang ragu ragu ingin maju ke depan. Akhirnya, Cinta maju ke depan kelas dan tersenyum sedikit, ketika melihat ke arah Dave.

"Cinta. Silakan perkenalkan diri kamu." ( ucap pak Ramdhan sopan )
"Baik pak. Terima kasih. Pagi semua.." ( ucap Cinta memulai perkenalannya )
"Perkenalkan, saya Cinta Laudya. Kalian, boleh panggil saya Cinta atau Laudya. Terima kasih."
"Hai.. Cinta.." ( sapa seisi kelas )
"Yasudah. Cinta, silakan! Kamu duduk kembali."
"Baik pak."

Cinta pun, duduk kembali dan pak Ramdhan langsung memulai pelajaran.

***

Akhirnya, pelajaran pak Ramdhan telah usai.

"Cin. Ikut aku yuk!" ( ajak Dave )
"Kemana?" ( tanya Cinta bingung )
"Ayo! Ikut aja." ( ucap Dave yang langsung menarik tangannya Cinta )

Cinta terlihat bingung tak mengerti. Cinta yang cerewet kepada Dave. Dave hanya diam saja, dan ternyata Dave membawa Cinta ke sebuah lapangan basket.

"Cin. Temenin aku, main basket ya. Soalnya, hari ini aku sama kawan aku yang lain lagi latihan buat acara lomba besok. Ya?" ( ucap Dave memohon )
"Iyaudah. Tapi, jam 10 nanti. Aku pulang ya, Dave. Soalnya, aku mau cari kerja dulu."
"Iya.. Iya.. Tapi, gimana aku yang bantuin kamu cariin kerjaan? Gimana?"
"Gak usah. Aku takut, nanti ngerepotin. Gak usah, Dave."
"Gak apa apa Cin. Sekalian, aku balas budi sama kamu. Karena kan, kamu udah nemenin aku main basket. Ya?!
"Iya."
"Oke! Aku latihan, dulu ya?"
"Emm..."

Cinta pun, memperhatikan Dave yang sedang latihan basket dengan semangat. Dan terkadang, Cinta melirik ke jam tangannya.

Tiba tiba di saat, Cinta sedang serius memperhatikan Dave. Ada seseorang, yang memanggil Cinta. Dan sepertinya, Cinta mengenal suaranya.

"Kak!"

Cinta pun, menengok ke arah belakang. Yang ternyata, dia adalah Silla.

"Kenapa Silla?" ( tanya Cinta yang langsung berdiri )
"Aku minta duit. Dan jangan, pernah kakak bilang gak punya duit. Mana?!" ( ucap Silla kasar )
"Kakak gak punya uang Sill. Kakak aja, belum cari kerjaan. Kamu usaha dong, buat cari uang. Bukannya, mintain kakak kayak gini."
"Alahh...itu pasti, cuma alasannya kakak doang kan. Mana kak? Sini! Sini gak! Sini tasnya kak!" ( paksa Silla sambil menarik narik tasnya Cinta kasar )
"Silla! Silla jangan! Kamu jangan tarik tarik tas kakak! Silla!" ( sela Cinta menjaga diri )

Suasana seketika diam, ketika terjadi keributan di lapangan. Dave yang melihatnya, langsung membantu Cinta dan menjaga Cinta dari Silla.

"Silla! Kamu gak boleh gitu sama kakak kamu! Dia itu, orang yang lebih tua dari pada kamu Sill. Kamu harus hormatin, kakak kamu!" ( ucap Dave dengan nada tinggi )
"Eh! Dengar ya, Dave. Aku tau, kamu memang teman kecil kakak aku. Tapi, kamu gak pantes bentak aku kayak gitu. Ini urusan aku dan kakak aku. Dengar ya, Dave sekali lagi. Kamu bukan siapa siapanya aku, jadi kamu gak berhak ngelarang aku untuk minta duit sama kak Cinta. Ngerti!" ( ucap Silla panjang lebar dan langsung pergi meninggalkan Cinta dan Dave )
"Astagfirullahalazim Silla. Silla." ( ucap Cinta sambil mengelus dadanya, yang agak sesak )
"Kamu gak apa apa, kan Cin? Kamu yang sabar ya." ( ucap Dave menenangkan Cinta )
"Gak apa apa kok, Dave. Kamu jangan terlalu dimasukkin hati ya, kata katanya Silla. Aku juga mau ngucapin terima kasih sama kamu."
"Sama sama kok Cin. Lagi pula, aku juga udah tau perilaku Silla dari dulu. Emang gitu. Yaudah, sekarang kamu duduk dulu, aku beliin minum ya?"
"Gak usah. Anterin, aku pulang aja ya?"
"Yaudah. Kalau gitu, aku pamit dulu sama teman aku yang lain."
"Iya."

Master Dan Cinta [COMPLETED]Where stories live. Discover now