Part 17 - New Life...

Start from the beginning
                                    

                " Pacarmu mana?", Tanyaku dengan mata berkeliling mencari sosok Rinjani, adik dari sahabatku untuk sukses khilaf karena mau pacaran sama Rama. Rama melirik kearah Debby dan Rinjani yang tengah membagi – bagikan souvenir untuk para tamu.

                " Rinjani matanya normal kan Ram? ", tanyaku yang manghasilkan kerutan didahi Rama. Ia mengangguk bingung.

                " Kok mau ya sama kamu", lanjutku yang langsung disambut pelototan serta muka garang Rama. Aku terbahak – bahak melihatnya.

                " Santai bro.. becanda, lagian Rinjani bagus banget untuk memperbaiki keturunan keluarga kita",Sekali lagi si Rama melototkan matanya padaku. Sebenarnya Rama tidak jelek – jelek banget sih, kan sebelas dua belas sama aku. Kalo dia jelek aku juga dong! Kan kita kembar. Rama dan aku sama – sama berkulit putih pucat, Rambutnya bergelombang yang selama kuliah ia panjangi sampai bahu, untuk wajah, lumayanlah mirip sama siapa ya artis yang akhir – akhir ini sering main film, ehm... Adipati Dolken, nah ya.. mirip sama dia. Tapi tiga tahun tidak bertemu dia, ia jauh lebih berisi, rambut gondrongnya hilang berganti menjadi rambut cepak yang membuatnya terlihat lebih segar.

                " Gimana perusahaan Bapak?", tanyaku padanya. Ia tersenyum penuh kebanggaan.

                " Bulan depan aku buka cabang ke tujung di Sumatra",

                " WOW!!",

Ini kejutan! Rama berhasil berdamai dengan Bapak setelah lulus kuliah, lalu mengambil tongkat kekuasaan bapak di perusahaan mabel bapak dan sejak dalam kepemimpinannya usaha keluarga wiryawan maju pesat.

                " Biasa aja kali", sahutnya yang membuatku terbengong – bengong dengan kejeniusannya dalam bidang usaha.

                " Akhirnya kamu lebih pinter juga ya Ram",

                " Sial",

Kami kembali terdiam, entah apa yang ada didalam fikirannya hanya saja ini sangat nyaman. Bisa kembali bergabung ditengah keluarga, berkumpul dan merayakan hal yang membahagiakan.

                " Aunty Sin!! Ayo sini!!", Teriakan Fira mengejutkanku. Aku menoleh kearah gadis kecil yang berwajah mirip Mbak Laras dan Mas yoda. Gabungan yang sangat luar biasa. Cantik dan pintar. Aku bangkit lalu menghampirinya.

****

                Aku menempati kamar tamu di Rumah Mbak Laras, seluruh keluargaku kompak menginap di Istana Mbak Laras karena besok mereka berencama akan pergi ke pantai untuk bertamasya dengan tema masih merayakan ulang tahun si kembar yang ketiga.

                Aku sangat merindukan kamar ini, tempat tidur ini, kamar mandi ini, tidak banyak yang berubah hanya lebih terlihat modern karena Mas yoda melakukan renovasi di beberapa ruangan rumahnya tahun lalu. Bagaimana aku tahu? Selama ini keluargaku selalu rutin menelpon dan bervideo call ria selama aku di Paris. Jadi aku tidak ketinggalan berita.

                TOK – TOK

Suara ketukan dari arah pintu membuatku mengalihkan kegiatan bongkar koperku untuk sementara waktu. Aku berjalan kearah pintu dengan jilbab yang kupasang dengan tergesa – gesa.

                " Boleh Mbak masuk ?", Tanya Mbak Laras setelah aku membuka pintu. Aku mengangguk dan memberikan jalan untuk Mbak Laras masuk lalu menutup pintu kembali.

                " Sebagian barang kamu kapan di kirim dari Paris?", Tanya Mbak Laras yang sudah duduk dengan santai di atas ranjang sambil mencermatiku yang kembali berkutat dengan koper.

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now