'Siapa aku? Siapa diriku? Aku tak tau siapa diriku.' keluh hati Prilly nelangsa.

"Non Prilly, kita pulang yuk, ini sudah jam berapa? Non Prilly harus makan lalu minum obat!"

Prilly menoleh kearah seorang perempuan muda, kira-kira hampir beberapa tahun lebih tua, Mbak Yuli. Sejak Prilly bangun dari tidur agak panjang dirumah sakit, dia yang menemani Prilly bercerita apapun tentang banyak hal yang ingin Prilly ceritakan, dan tentang banyak hal yang ingin ia tanyakan.

"Iya sebentar, mbak Yul, mbak Yul duluan ke mobil deh temani Pak Syukri!" sahut Prilly dengan nada perintah yang datar. Sesungguhnya ia masih ingin disitu. Menikmati sore yang hampir senja. Langit terlihat memancarkan cahaya kekuningan. Sebelum beranjak Prilly mengedarkan pandangannya ke sekililing taman. Dari tempatnya duduk terlihat hijau. Pepohonan nampak berdiri kokoh meski angin tetap nakal menjatuhkan daunnya.

Semilir angin terasa sejuk menyentuh kulit halusnya ketika ia memejamkan matanya yang sendu tapi bercahaya. Rambutnya tergerai dan sedikit diterbangkan angin. Prilly masih saja menutup mata dan merasakan desahan hati yang tak tahu kenapa, seperti ada yang ditunggu hingga Prilly enggan beranjak.

 Prilly masih saja menutup mata dan merasakan desahan hati yang tak tahu kenapa, seperti ada yang ditunggu hingga Prilly enggan beranjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Prilly memejamkan mata ia tak sadar, seorang pria memperhatikan dan menatapnya dari jarak yang cukup dekat.

Tatapan mata yang penuh arti dan rindu teramat sangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tatapan mata yang penuh arti dan rindu teramat sangat. Rindu pada kehangatan dan cinta yang tertutup selama lebih dari setahun.
Bukan waktu yang singkat untuk dilupakan, juga tidak singkat jika dicoba untuk membuat orang yang lupa bisa ada kesempatan untuk mengingatnya kembali.

"Haiii!"
suara Pria itu sejenak membuat Prilly mengatur denyut jantungnya. Inikah yang ditunggu? Aneh. Rasanya aneh jika ternyata rindunya jatuh pada pria ini. Mereka baru saja bertemu disini tiga hari lalu. Di sabtu kelabu karna tiba-tiba hujan datang mengejutkan Prilly yang tak membawa apa-apa untuk menutupi kepalanya. Dia pergi sendiri tanpa Yuli. Akhirnya karna Prilly terlambat pulang waktu itu lalu dikhawatirkan tersesat tak bisa pulang, Prilly dilarang pergi sendirian lagi.

Padahal saat hujan mendadak menderas, Prilly tak berusaha mencari tempat berlindung karna hujan sepertinya mengingatkannya pada satu cerita yang telah terlupakan.

Takkan MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang