Regret [END]

21.4K 739 15
                                    

Author POV:

Roy sudah berusaha mencari Aya

Kemana pun, tapi ia tetap tidak dapat menemukan keberadaannya, saat dia bertanya juga pada Plasidia dengan tampang bingung bercampur ingin tahu gadis itu menjawab tidak tahu dan malah bertanya kembali apa yang terjadi antara dirinya dan Aya.

Tentu saja Roy tak tahu, jika Plasidia sudah mengetahui seluruh sikap dan masalahnya terhadap Aya.

Dengan sedikit gugup Roy pun menjawabnya dengan senyun dan mengatakan semua baik-baik saja.

Dan tanpa ia tahu sesungguhnya saat berhadapan dengannya Plasidia harus menahan Ribuan makian dan sumpah serapah didalam hatinya.

Selama Tiga bulan belakangan ini Roy selalu menghabiskan malamnya dengan ditemani hangatnya--secangkir kopi

Dan berkas-berkas pekerjaan.

Semenjak kepergian Aya juga, Roy selalu saja memimpikan hal-hal tentang Aya, hal itu membuatnya tak mengerti hingga saat ini, yang jelas baginya kesimpulan dari mimpi tersebut adalah karena Rasa rindunya dan karena rasa menyesalnya yang amat dalam tergali.

Kemudian ia pun memberanikan diri untuk menanyakan keadaan Aya pada Plasidia, walaupun pada akhirnya ia harus mengatakan seluruh kebenarannya dan menerima makian serta cacian dari Plasidia.

Tapi Nihil, bahkan setelah ia menanyakan keberadaan Aya dan belum mengatakan seluruh kebenaran Respon sinis yang ia dapatkan, dengan terang-terangan Plasidia mengucapkan ketidaksukaannya terhadap Roy dan mengusir Roy dari kediamannya tanpa memberitahukan dimana keberadaan Aya.

Dan malam ini dia kembali dengan nekad kehadapan Plasidia hendak menanyakan berita keberadaan Istri yang baru disadarinya bahwa ia mencintainya. walaupun ia tahu respon dan jawaban yang akan diberikan Plasidia terhadapnya.

Dia harus yakin.

Namun, dia sebenarnya sedikit ragu akan melakukan ini, namun apa salahnya dicoba.

Namun belum juga di ketuk, pintu besar bercorak motif flora berwarna Putih Soft itu terbuka dan menampakkan Wajah Plasidia dengan wajah pucat pasi.

Dan mata bengkak seta lingkaran hitam.

        "Plasidia? ada apa denganmu? kau sakit?"tanya Roy bertubi-tubi.

        "Roy sedang apa kau disini?" tanya Plasidia balik, dengan suara yang dikeraskan tapi tidak marah.

       "Maaf ya menggangu malam mu, tapi kuharap aku tidak mengganggu." ucap sedikit ragu,rasanya plasidia ingin memutar bola matanya,tapi keadaan suasana hatinya saat ini membuat malas melakukannya.

      "Tentu saja kau mengganggu." gumam plasidia dalam hati.

       "aku kemari dengan pertanyaan yang sama, apa kau tahu sekarang Aya sedang dimana?" balas Roy.

       "Kalaupun aku tau, untuk apa aku memberitahumu?"

Tanya Plasidia dengan pandangan mencemooh 

         "Kumohon beritahu aku, setelah aku mengetahuinya. Setelah aku mengetahuinya, aku akan segera menjemputnya lalu membawanya pulang bersamaku." melas Roy tampak lelah.

     "Kalaupun kau tau kau takkan pernah bisa menemuinya lagi, untuk apa kau mencarinya lagi? kau ingin kembali merendahkannya? Atau menyiksanya? ooooh atau kau masih kurang puas menguras air matanya itu? Lebih baik kau pergi urusan kita, urusanmu dan Aya sudah selesai." ucap Plasidia sinis .hendak menutup pintu namun dicegah dengan Roy.

        "Plasidia kumohon, jangan seperti ini... aku sadar kalau aku sudah berlaku buruk terhadap adikmu, sudah berkali-kali kubilang padamu, aku mencintainya!" ucap Roy memelas.

Brink Wedding [BOOK 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang