Chapter 13

12.9K 438 1
                                    

Adrian POV

Sikap syasya yang keras kepala membuatku hampir menyerah menghadapinya, dia bersi keras untuk tetap pergi. Aku menyuruh pak Sugi untuk mengantarkan Syasya kebandara, aku takut ketika dia menyetir dengan emosi malah terjadi sesuatu.


Seharian aku menelpone dirinya, tetapi tak ada satu pun jawaban darinya. Sepertinya dia benar-benar marah padaku, kekhawatiranku semakin memuncak hingga akhirnya sore hari dia menelpone ku dan memarahiku. Aku menanyakan keberadaannya dan langsung menyusulnya, aku memang menunggu kabar darinya sejak pagi tadi.


Setelah sampai di hotel XXX aku berlari dan menuju receptionist untuk menanyakan keberadaannya, aku mengetuk pintu kamarnya dan ku lihat Syasya sedang berdiri mematung. Betapa leganya bisa melihat wajahnya kembali.


Syasya menganti bajunya di hadapanku, ahh aku sedikit tergiur oleh tubuhnya tetapi ku tahan karena tak ingin membuatnya semakin marah dan malah merusak suasana.



Aku sangat lapar dari tadi siang aku belum makan karena terlalu memikirkannya, aku mengajak Syasya makan malam di restoran hotel. Dia memang sangat ceroboh, karena tidak tau bahasa jawa dia pesan menu favorite dan ternyata tidak sesuai dengan bayangannya. Hahahaaa sikapnya yang seperti inilah yang aku rindukan.



Malam ini aku sangat lelah dan hanya ingin memeluknya dengan tenang dalam tidurku.



Pagi ini ku lihat syasya yang masih nyenyak tertidur, hpnya berbunyi dan ku lihat 'My Dear' di caller ID hp syasya.


Rupanya syasya masih berhubungan dengan pacarnya, aku meraih hpnya dan mematikan suaranya agar syasya tidak mendengar panggilan itu.



Aku menatap punggungnya, ingin sekali aku memarahinya dan memohon agar tidak berhubungan lagi dengan pacarnya tapi itu hanya akan membuat syasya lebih jauh dariku.


Saat ini yang bisa aku lakukan hanyalah menahan syasya untuk tidak bertemu pria itu, aku bangkit dari tempat tidur menuju balkon kamar.



Ku tarik nafasku dalam dan ku hembuskan panjang, ku genggam balkon kamar dengan kesal. Sampai kapan aku membiarkannya berselingkuh dengan pria itu? Batinku kesal.



Ku berjalan menuju Syasya, ku tatap wajahnya dan ku sentuh lembut wajahnya, dia terbangun dan mengucak kedua matanya.



"Ada apa?" Tanya syasya yang merasa aneh dengan sikap ku



"Aku ingin mandi bareng" jawabku yang langsung menggendong tubuhnya menuju kamar mandi



Syasya terlihat kaget tetapi tidak berontak, dia sangat cantik ketika bangun tidur. Ku lepas pakaianku dengan cepat agar aku bisa membantu membuka pakaian syasya, ku sentuh pundaknya lalu ku turunkan tali bajunya. Dia terlihat diam saja dan menatapku malu, seketika pakaiannya pun terlepas dan sekarang aku bisa melihat tubuh indahnya itu. Ku ajak dia ke bathtub dan menyuruhnya duduk di hadapanku, aku memeluknya erat, benar-benar sangat erat.



"I love u" kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku karena tak ingin kehilangannya



Syasya terdiam dan memegang tanganku yang sedang memeluk tubuhnya. Aku tak ingin melepaskan pelukan ini, ahh apa yang sedang aku rasakan saat ini tanpa sengaja ku teteskan air mataku.



Syasya terdiam dan menyentuh gelembung yang menutupi tubuhnya, aku mencium bahunya pelan.



"Sayangg.. bisa kah kamu mencintaiku?" Aku mencium kupingnya dan membisikan kata-kata itu



"Dri.. sorry.. tapi.." suara syasya terbata-bata



Aku membalikan wajahnya dan ku cium bibirnya agar dia tidak melanjutkan perkataannya yang aku tau sangat menyakitkan.



Aku tidak bisa memaksakan perasaannya saat ini, tapi akan ku buat dia mencintaiku seperti aku mencintainya. Syasya melepaskan ciumanku, tubuh kami saling berhadap-hadapan, dia menyentuh perutku di area six pack ku sepertinya dia menyukai bentuk tubuhku.



"Kamu suka itu" tanyaku menatap perut six pack ku



Syasya mengangguk kan kepalanya, tangannya yang kecil meliuk-liuk di perutku membuat penisku terbangun.



"Sya liat perbuatanmu" aku menunjukan penisku yang sedang berdiri tegak



Syasya terlihat malu dan langsung menarik tangannya melepaskan perutku, aku memegang tangannya dan ku arah kan ke penisku.



"Aku tak hanya menginginkan tubuhmu, tapi seluruhnya" aku menyentuh tubuh Syasya dan berhenti di bagian hati



Hari ini aku mengantar syasya bertemu client nya dan setelah itu berjalan-jalan melihat pemandangan jogja, mungkin karena aku selalu menempeli syasya sehingga seharian ini aku melihatnya tidak terlalu fokus oleh hpnya, padahal aku tau bahwa ada panggilan masuk yang tidak syasya jawab.



Hari ke tiga kami di jogja membuatku semakin nyaman bersama syasya, ku habiskan hari-hari kami berdua. Siang ini syasya terlihat sedikit lemas, aku pergi ke supermarket untuk membeli beberapa obat untuk syasya dan untuk ku.



Syasya meminum obatnya dan beristirahat, aku menyuruhnya tidur agar bisa lebih enakan. Ku lihat syasya yang sedang tertidur pulas tetapi sepertinya demam syasya tidak membaik, aku keluar dan mencoba mencari apotik dan membeli obat.



Sesampainya di kamar hotel ku lihat syasya yang sudah terbangun dari tidurnya, dia mendekatiku dan memelukku. Dia mencium bibirku dan membuatku sedikit bingung dengan tingkahnya, dia menciumku rakus penuh nafsu.



"Sayangg.. kamu masih demam." Aku melepaskan ciuman syasya dan memegang keningnya



Syasya tidak memperdulikan ucapanku dan terlihat bingung.



"Kamu kenapa sayang?" Jawabku yang ikut bingung



Dia mengelayutiku dan menciumku lagi, ku balas ciumannya tetapi sekali lagi ku lepas tangannya dari leherku dan menatap wajahnya.



"Kamu demam, istirahat ya" perintahku yang coba membujuknya ke ranjang



"Dri.. aku mau" jawab syasya dan terlihat nakal di hadapanku, baru kali pertama syasya meminta padaku



Aku terdiam dan terduduk di tepi ranjang melihat tingkah syasya



"Kamu kenapa?" Tanyaku yang sedikit penasaran



"Yaudah kalo kamu ga mau" syasya meninggalkanku seperti anak kecil yang sedang ngambek



Ketika dia menuju pintu kamar, aku menahannya dan tersenyum ke arahnya. Ku pegang wajahnya dan ku cium bibirnya lembut, syasya sangat bernafsu membuatku cepat terangsang. Ahhh apa yang syasya lakukan sehingga dia mendominasiku sampai akhir.



Aku memeluknya dan mencium keningnya, ku tatap wajahnya yang lega melepas kepuasannya.



"Tumben kamu liar kaya gini" tanyaku padanya yang masih memeluk tubuhnya polos



Syasya mengambil sebuah botol yang berada di meja sebelah kasur dan menunjukannya padaku.



"Ini punya kamu? Aku minum ini karena aku pikir obat demamku" syasya memegang botol obat staminaku dan memukul tubuhku manja



"Loh aku beli itu di supermarket, aku pikir itu hanya obat stamina biasa. Aku ga tau klo efeknya sampe kaya gitu hahahaha" aku tertawa karena kejadian ini



Syasya terlihat malu dan menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut



"Makasih ya sayang" ucapku padanya dan mengelus punggungnya dengan ibu jariku



"Makasih udah jadi kelinci percobaanmu?" Jawab syasya kesal dan kembali memukul-mukulkan tangannya ke dadaku, dia menunduk dan menyenbunyikan wajahnya didadaku dan merasa malu.



Aku pun tertawa kencang karena kejadian itu.

Sorry My HusbandWhere stories live. Discover now