Chapter 4

15.3K 470 1
                                    

Adrian POV

Syasya meninggalkanku di hotel sendirian, sepertinya terjadi sesuatu padanya setelah percakapannya dengan seseorang di telphone tadi dan air matanya pun berlinang dan meninggalkanku sangat terburu-buru.

Setelah Syasya meninggalkanku sendiri di kamar hotel aku pun beranjak dari kamar hotel dan aku anggap bulan madu kami tertunda karena sudah hampir 5 jam aku menunggunya dan dia tidak kembali. Ketika aku ingin meninggalkan kamar, ku lihat seorang wanita yang sangat aku kenal.


"Angelo.." suaraku parau dan sedikit terkejut


"Adrian.." Angelo memelukku dan menarik ku kedalam kamar


Aku memeluk Angelo dan mencoba menenangkannya. Angelo adalah wanita satu-satunya yang aku miliki selama hidupku, aku dan Angelo sudah merajut cinta sejak sekolah dasar dan mungkin sudah 16 tahun kami berpacaran.

***

Saat itu Angelo adalah anak baru disekolah kami, dia tidak suka berbicara dan selalu menyendiri. Hingga akhirnya guru kami menyuruh untuk belajar kelompok dan saat itulah aku mengenal Angelo yang satu kelompok denganku. Kami mengendarai sepeda masing-masing menuju rumah Cherry, aku melihat Angelo dengan sangat lemah mengayuh sepedanya. Baron yang memang terkenal sangat jahil menggoda Angelo dan dia pun terjatuh, aku menolongnya untuk berdiri dan membersihkan luka di kakinya. Baron meminta maaf karena tidak tau akan seperti ini, aku membonceng Angelo di depan dan Baron membawa sepeda Angelo dengan tangan kirinya. Sesampainya dirumah Cherry, aku membersihkan luka Angelo. Angelo masih tidak mau berbicara dan hanya sesekali mengangguk-anggukan kepalanya.


Cherry dan Baron terlihat asik bercanda dengan Poppy yaitu anjing Cherry yang memang sangat menggemaskan, aku melihat Angelo yang hanya terdiam tidak melakukan apa pun.

"Angelo.." aku mencoba memulai percakapan

Angelo hanya terdiam dan memandangku

"Apakah kamu bisu?" Aku berbicara dengan memperagakan orang bisu


Angelo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lalu kenapa kamu tidak berbicara?" Aku semakin penasaran


Angelo terdiam dan memandangiku.

"Kenapa kamu tidak berbicara?" Suaraku putus asa


Tiba-tiba Angelo menunjuk tv yang sedang menayangkan wanita-wanita cantik yang sedang melengak-lengokan tubuhnya di atas catwalk.


"Mereka memang cantik, apa kau ingin seperti mereka?" Aku memandangi tv


Angelo mengangguk-anggukan kepalanya, aku semakin frustasi melihat tingkah Angelo.


Semenjak kerja kelompok dirumah Cherry, aku dan Angelo semakin akrab, terkadang aku mengantarnya pulang dengan sepeda ku. Ketika di perjalanan aku melihat penjual kembang gula, aku memberhentikan sepeda ku dan membelikan kembang gula itu untuk Angelo.


"Kembang gula seperti wajahmu" aku memberikan kembang gula itu ke Angelo


Angelo membuka kembang gula itu dan memakannya dengan perlahan, benar-benar sangat perlahan, seperti berhati-hati dalam setiap kunyahannya.


"Apa yg kau lakukan? Tidakkah mengunyah seperti itu sangat berlebihan?" Aku menarik kembang gula itu dari tangan Angelo

"Adrian" Angelo menahan tanganku yang ingin merampas kembang gula miliknya


Pertama kalinya aku mendengar suara Angelo dan kata pertamanya adalah nama ku.


"Apa yg kamu katakan? Tadi kamu berbicara? Katakan lagi!" Aku mengoyang-goyangkan Angelo dan mencoba memaksanya untuk berbicara kembali.


Angelo menatapku dan mengambil kembali kembang gula miliknya dan mengunyah nya kembali. Aku sangat senang mendengar suara Angelo dan mengoceh sepanjang perjalanan menuju rumah Angelo, sampai akhirnya Angelo memelukku dan aku berhenti bicara.


Ke esokan harinya ku beranikan diriku menyatakan cinta padanya yang saat itu aku masih kelas 5 sd.

"Angelo, boleh kah aku menjadi lelaki mu? Sampai tua nanti. Aku akan melindungi mu dan aku ga akan membiarkan Baron mengganggumu, aku akan terus mengayuh sepeda ku dan memboncengmu" cerocosku tak karuan yang mencoba menjanjikan Angelo atas semua yang ku miliki


Angelo tersenyum dan menggangguk-anggukan kepalanya


Sore ini setelah aku pukang les, aku mengunjungi rumah Angelo dan bermain disana. Aku melihat banyak sekali foto-foto wanita cantik yang sedang menikmati pose-posenya dan itu adalah mama dari Angelo yang merupakan model profesional.


Aku terdiam melihat sekeliling rumah Angelo yang memang designnya sangat unik, Angelo menghampiriku dan memberikanku secangkir air sirup.

"Dia cantik" aku menunjukkan tanganku ke salah satu foto


"Dia mamaku, dia sudah meninggal" suara Angelo tak bertenaga

Aku menatap Angelo dan sedikit terkejut dengan perkataannya.

Angelo seorang piatu

"Boleh aku bertanya?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan

Angelo mengangguk

"Kenapa kamu tidak suka berbicara?" Aku menatap Angelo dan berharap ada jawaban yg memuaskan darinya


"Aku ingin seperti mama, menjadi seorang model" jawab Angelo

"Lalu apa hubungannya dengan kamu tidak berbicara?" Aku semakin bingung


"Jika aku banyak berbicara nanti wajahku akan berkeriput" jawab Angelo

Aku terperangah dengan jawaban Angelo dan tertawa kencang, aku mencubit pipi Angelo.

Aku pun mencoba meyakinkannya untuk terus berbicara dan sampai akhirnya dia bisa berbicara seperti wanita pada umumnya. Ketika lulus kuliah aku berencana ingin melamar Angelo dan menyusul nya di Prancis yang saat itu dia sudah berhasil menggapai cita-citanya. Tetapi tak ada kabar dari Angelo dan aku memutuskan untuk membatalkan niatku menyusulnya ke Prancis, dua bulan aku menunggu kabar dari dirinya dan dia kembali ke indonesia. Sudah 16 tahun aku bersamanya, dia selalu datang dan pergi sesuka hati. Awalnya aku marah ketika dia meninggalkanku ke Prancis untuk berkerja disana, aku hanya Ldr dengannya dan sesekali aku menyusulnya ke Prancis. Sampai akhirnya puncak dari hubunganku dengan Angelo, aku menyuslnya ke Prancis tetapi sesampainya disana aku hanya bertemu beberapa temannya. Mereka mengatakan bahwa Angelo melakukan perjalanan tournya keliling eropa sejak pekan lalu, aku kembali ke indonesia dengan sangat kecewa. Mama mengetahui hubunganku dengan Angelo dan tidak merestui hubunganku dengan Angelo karena Angelo terlalu bebas dan tidak bertanggung jawab. Mama menjodohkanku dengan rekan bisnis papa, aku rasa mama memilihkan jodoh yang terbaik untukku.

***

Angelo mencium bibir ku dan ku balas ciumannya yang sangat aku rindukan, dia semakin bernafsu menciumku. Aku menghapus air matanya yang mulai membasahi pipinya, dan memandangnya sejenak. Aku mencium bibirnya yang merah merona, ku lumat bibirnya dengan nafsu dan seluruh cintaku. Ku mainkan lidahku didalam mulut Angelo dan menjilati bibirnya. Bibir kami semakin memanas dan menyebabkan kami terbakar dengan gejolak nafsu. Aku membaringkan Angelo di ranjang dan mulai menjelajahi tubuhnya yang sangat indah. Angelo menikmati permainan kami dan kami pun tertidur.


Keesokan paginya aku tersadar dan melihat Angelo masih berada di sebelahku, aku memeluknya dengan kuat dan seakan harus merelakan nya pergi. Angelo terbangun dan merapikan pakaiannya, aku melihat Angelo yang sepertinya akan meninggalkanku.


"Angelo, mungkin ini terakhir kalinya kita melakukan ini" aku menatap Angelo yang sedang sibuk memakai pakaiannya


Angelo menatapku dan memukulku, dia meninggalkanku dan berlari keluar kamar hotel. Aku terdiam dan merasa menjadi pria terbajingan di jagat raya, hari ini adalah malam pengantin ku tetapi aku malah tidur dengan Angelo dan aku memutuskan Angelo dengan cara yg sangat keji.

Sorry My HusbandWhere stories live. Discover now