Chapter 5

14.2K 503 1
                                    

Adrian POV

Semakin terbiasa aku bersama Syasya, sudah hampir 5 bulan pernikahan kami dan aku tidak pernah meyentuhnya. Aku tak ingin gegabah melakukannya, apalagi semenjak kejadian malam pengantinku. Sedikit-sedikit aku mulai mencintainya dengan kebiasaanya yang selalu makan dengan roti dan selai coklat nya, yang selalu melakukan hal-hal aneh, yang bisa membuat aku tersenyum sendiri ketika memperhatikan tingkah nya. Seperti tadi pagi, ketika aku terbangun aku melihat dia menelungkupkan badannya di dadaku seakan kedinginan. Aku tersenyum melihat tingkah nya yang seperti mencari perlindungan dan dia gunakan dadaku sebagai bentengnya, ketika dia terbangun, dia langsung menguncir rambutnya dan pergi ke kamar mandi.

Syasya wanita yang pandai, aku mengetahui kepandaiannya dari mertuaku yang selalu membicarakan Syasya sebagai anak yang cerdas dan mandiri, dia selalu mendapatkan beasiswa disetiap sekolahnya dia juga sangat berprestasi, wajahnya cantik tapi lebih di dominasi dengan ke sexy-an yang berkelas. Bibirnya padat dan selalu bernuansa pink seakan sangat lembut bibirnya, matanya besar dan dihiasi bulu mata yang begitu lentik, hidungnya mancung dan wajahnya sangat oriental. Jika dibandingkan Angelo memang lebih cantik Angelo tetapi lebih sexy Syasya.

Kepalaku sedikit pusing, aku mencoba menyenderkan badanku di kepala ranjang dan ku nyalakan tv untuk melihat berita terkini, ternyata di luar hujan turun deras dan sebagian besar dikota jakarta terjebak banjir. Aku memutuskan untuk tidak bekerja dan mengistirahatkan badanku sejenak.

Aku perhatikan sekeliling kamarku banyak sekali buku yang bertebaran dimana-mana dan semua buku itu adalah milik Syasya. Aku baru menyadari bahwa Syasya sangat suka membaca dan aku terlalu acuh padanya hingga hal kecil yang iya sukai pun aku tak tau.

Syasya memasuki kamar dan mencari sesuatu.

"Kamu sedang cari apa?" Tanyaku yang ikut sibuk menoleh kanan-kiri

"Kaos aku" jawabnya yang sedang memberantakan lemari

"Yang ini?" Aku membuka selimut dan menunjukan kaos yang sedang aku gunakan

Syasya menghampiriku dan menarik kaos yang aku gunakan.

"Iiihhh.... kamu kebiasaan ya, gunain barang aku sembarangan" Syasya terlihat kesal

Aku hanya terdiam ketika Syasya menarik kaos itu, dan seketika dia memaksamu untuk membuka kaos yg aku kenakan, dan hal ini terjadi lagi. Aku telanjang dada di hadapan Syasya tetapi kali ini berbeda, aku sangat kedinginan dan langsung menarik Syasya ke dadaku.

"Ihhhh... lepasin" Syasya berontak karena aku peluk

"Dingin..Sya.." suaraku menggigil

"Kamu demam?" Syasya memegang keningku untuk memastikannya

Dia melepaskan pelukanku dan akan meninggalkanku, tetapi aku menariknya dan membalikan posisinya. Sekarang Syasya berada di bawah badanku yang telanjang, dia menekan dadaku untuk mendorongku tetapi tenaganya tidak terlalu besar, aku menindihnya dan membuat wajah Syasya memerah.

Aku melihat kedua matanya yang besar dan mencoba meyakinkan nya, aku mencium bibirnya. Syasya menolak dan memalingkan wajahnya, ku hadapkan wajahnya tepat di wajahku dan sekali lagi aku menciumnya, bibirnya lembut, sangat lembut. Ku ciumi bibirnya pelan dan mencoba mempermainkan nya, Syasya pun membalas ciumanku sepertinya dia sudah pengalaman dengan ciuman karena ciumannya sangat teratur dan tidak terburu-buru. Nafasku semakin memburu, ku buka mulut Syasya dengan lidahku, kini lidah kami bertemu dan bersatu.

Aku menciumi lehernya lembut, dia menikmati ciuman itu. Aku jengkali setiap tubuhnya dengan lidahku, payudaranya semakin mengeras dan padat. Ku ciumi payudaranya yang masih terbungkus, ku buka perlahan dan sepertinya tak ada penolakan dari Syasya. Ku jilati putingnya yang memerah dan ku mainkan puting satu lagi dengan jariku.

Ku coba membuka kaki Syasya dengan kakiku, ku gesekkan penisku ke vagina Syasya yang masih terbungkus celana. Penisku sudah menegang karena ciuman tadi, ku dengar desahan-desahan kecil Syasya yang sangat sexy.

Ku buka celana Syasya perlahan agar tidak mengganggu aktifitas ku yang masih sibuk menghisap puting susu nya, tanganku mulai menuju vagina Syasya yang sudah basah.

Hangat sekali dibawah sini

Aku memegang vagina Syasya dan mencoba mencari klitoris nya, aku pun membuka celanaku dan terlihat penisku menegang. Ku arahkan penisku ke vagina Syasya dan slebbb...

Penisku menerobos lubang kenikmatan milik Syasya, syasya terlihat menggoyang-goyang kan pinggulnya dan membuatku mendesah ke enakan.

"Arhhh... enak sayang.. ahhh.." desahku yang menikmati permainannya

Sepertinya Syasya sangat handal dalam bercinta, meskipun ratusan kali aku pernah bercinta dengan Angelo tetapi baru kali ini aku merasakan kenikmatan dalam bercinta. Syasya melepaskan penisku dari vaginanya dan mencoba menghisap penisku tanpa rasa jijik.

"Ahhhh.. sayang...hmmm" aku menikmati mulut Syasya yang sangat lihai

Syasya tidak terlalu banyak berbicara, dia saat ini memegang kendali. Dia membasahi penisku dengan air liur nya dan menjilatnya rakus, dia masukan lagi penisku ke vaginanya dan ku rasakan seluruh penisku amblas didalam vagina Syasya.

Aku memegang tangan syasya dan membalikkan posisi agar aku pegang kendali, sekarang Syasya berada dibawah ku dan ku maju-mundurkan pinggulku untuk merasakan gesekan-gesekan kenikmatan itu. Syasya mendesah sexy dan membuatku semakin bergairah mendengarnya.

"Ahhh..hmmm...ahhh" suara desahan Syasya membuatku semakin terangsang

Cukup lama kami bercinta karena memang baru kali ini aku merasakan penisku sekencang ini dan tentu saja kesempatan ini tidak aku sia-sia kan.

"Sayang..aku keluar..." suaraku ter engah-engah

Syasya membantu mempercepat gerakanku. Cairan hangat itu membasahi vagina Syasya. Biasanya Angelo akan sangat marah bila aku mengeluarkannya didalam tetapi syasya tidak berkomentar apapun.

Aku pun terlemas dan mencium kening Syasya lalu menarik selimutku kembali.

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang